Memahami 10 Contoh Bacaan Ikhfa dan Seluk Beluknya

Membaca Al-Quran dengan tartil adalah perintah Allah SWT dan merupakan sebuah seni spiritual yang membutuhkan pemahaman mendalam terhadap ilmu tajwid. Salah satu hukum bacaan yang paling sering ditemui dan memiliki keindahan tersendiri adalah Ikhfa Haqiqi. Ikhfa, yang secara harfiah berarti 'menyamarkan', adalah sebuah teknik membaca di mana suara nun sukun (نْ) atau tanwin (ـًـــٍـــٌ) tidak dibaca dengan jelas (idzhar) dan tidak pula dileburkan sepenuhnya (idgham), melainkan dibaca samar-samar sambil diiringi dengungan (ghunnah) yang ditahan selama kurang lebih dua harakat.

Menguasai bacaan Ikhfa sangat penting karena ia muncul ribuan kali di dalam Al-Quran. Kesempurnaan bacaan Ikhfa tidak hanya mempengaruhi keindahan lantunan ayat, tetapi juga merupakan wujud ketaatan kita dalam menjaga kemurnian wahyu Allah sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW melalui para sahabat. Artikel ini akan mengupas tuntas konsep Ikhfa, mulai dari pengertian dasarnya, huruf-hurufnya, hingga menyajikan analisis mendalam dari 10 contoh bacaan ikhfa yang sering kita jumpai dalam Al-Quran.

Ilustrasi kaligrafi huruf Nun sebagai dasar hukum bacaan Ikhfa Kaligrafi Huruf Nun Ilustrasi kaligrafi huruf Nun (ن) yang menjadi dasar hukum bacaan Ikhfa ketika dalam keadaan sukun atau tanwin.

Apa Itu Ikhfa Haqiqi?

Secara bahasa, Ikhfa' (إِخْفَاء) berarti menyembunyikan atau menyamarkan. Dalam konteks ilmu tajwid, Ikhfa Haqiqi adalah hukum bacaan yang terjadi apabila nun sukun (نْ) atau tanwin (fathatain, kasratain, dhammatain) bertemu dengan salah satu dari 15 huruf hijaiyah tertentu.

Cara membacanya adalah dengan menyamarkan bunyi "N" dari nun sukun atau tanwin, kemudian membawanya ke makhraj (tempat keluar) huruf Ikhfa yang mengikutinya, sambil menahan dengungan (ghunnah) sepanjang dua harakat atau satu alif. Suara yang dihasilkan berada di antara Idzhar (jelas) dan Idgham (lebur). Lidah tidak menyentuh langit-langit secara sempurna seperti saat melafalkan "N" yang jelas, melainkan diposisikan siap untuk mengucapkan huruf setelahnya. Inilah yang menciptakan suara samar yang khas dan merdu.

15 Huruf Ikhfa Haqiqi

Untuk dapat mengidentifikasi bacaan Ikhfa, kita harus hafal ke-15 hurufnya. Para ulama tajwid telah merangkumnya dalam sebuah bait syair untuk mempermudah penghafalan:

صِفْ ذَا ثَنَا كَمْ جَادَ شَخْصٌ قَدْ سَمَا
دُمْ طَيِّبًا زِدْ فِي تُقًى ضَعْ ظَالِمًا

Huruf-huruf tersebut adalah huruf pertama dari setiap kata dalam bait di atas, yaitu:

Setiap kali nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari 15 huruf ini, maka hukum bacaannya adalah Ikhfa Haqiqi, dan wajib dibaca dengan samar serta berdengung.

Tingkatan Ghunnah dalam Ikhfa

Meskipun cara membacanya sama (samar dan berdengung), tingkat kesamaran bunyi "N" dan ketebalan ghunnah pada bacaan Ikhfa dapat bervariasi. Hal ini bergantung pada makhraj huruf Ikhfa yang mengikuti nun sukun atau tanwin. Berdasarkan jarak makhrajnya dari makhraj huruf nun, Ikhfa dibagi menjadi tiga tingkatan:

  1. Ikhfa Aqrab (Paling Dekat): Terjadi ketika nun sukun/tanwin bertemu huruf yang makhrajnya paling dekat dengan makhraj nun, yaitu ت, د, ط. Pada tingkatan ini, suara samarannya lebih mendekati bunyi "N" yang jelas, namun tetap diiringi ghunnah.
  2. Ikhfa Ab'ad (Paling Jauh): Terjadi ketika nun sukun/tanwin bertemu huruf yang makhrajnya paling jauh dari makhraj nun, yaitu ق dan ك. Di sini, suara "N" hampir hilang sepenuhnya, dan yang lebih dominan adalah suara ghunnah (dengung) yang keluar dari pangkal hidung.
  3. Ikhfa Ausath (Pertengahan): Meliputi 10 huruf sisanya (ث, ج, ذ, ز, س, ش, ص, ض, ظ, ف). Tingkatan ini memiliki keseimbangan antara suara samar dan suara ghunnah. Ini adalah tingkatan Ikhfa yang paling umum ditemui.

Analisis Mendalam 10 Contoh Bacaan Ikhfa dalam Al-Quran

Berikut adalah pembahasan rinci mengenai 10 contoh bacaan ikhfa yang diambil dari berbagai surat di dalam Al-Quran. Setiap contoh akan dianalisis untuk memahami letak hukum bacaan, huruf yang terlibat, dan cara pelafalannya yang benar.

Contoh 1: Nun Sukun Bertemu Huruf Fa' (ف)

Surat Al-Falaq, Ayat 3:

وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ

Wa min syarri ghāsiqin idzā waqab.

"dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,"

Analisis: Pada potongan ayat مِن شَرِّ (min syarri), terjadi pertemuan antara Nun Sukun (نْ) dengan huruf Syin (ش). Huruf Syin termasuk dalam 15 huruf Ikhfa Haqiqi. Maka, cara membacanya bukanlah "min syarri" dengan "n" yang jelas, melainkan bunyi "n" disamarkan. Posisikan lidah seolah-olah akan mengucapkan huruf 'Syin', tetapi jangan disentuhkan dulu. Tahan suara samar tersebut sambil mengeluarkan dengungan (ghunnah) dari rongga hidung selama dua harakat, baru kemudian masuk ke huruf 'Syin' dengan sempurna. Ini adalah contoh Ikhfa Ausath.

وَمِنْ نَفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ

Wa min syarrin-naffātsāti fil-‘uqad.

"dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),"

Analisis: Dalam Surat Al-Falaq ayat 4, pada lafadz وَمِنْ نَفَّاثَاتِ, kita menemukan contoh lain. Namun, di sini terjadi pertemuan Nun Sukun (نْ) dengan Nun bertasydid (نَّ). Hukum yang berlaku di sini bukanlah Ikhfa, melainkan Idgham Bighunnah atau disebut juga Ghunnah Musyaddadah. Penting untuk tidak bingung. Contoh Ikhfa yang tepat ada di ayat sebelumnya. Namun, mari kita cari contoh Ikhfa dengan huruf Fa' (ف) yang lebih jelas. Lihat Surat Al-Insan, Ayat 15:

وَيُطَافُ عَلَيْهِم بِـَٔانِيَةٍ مِّن فِضَّةٍ

Wa yuthāfu ‘alaihim bi'āniyatim min fidhdhatin.

"Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak..."

Analisis Sebenarnya: Pada potongan مِّن فِضَّةٍ (min fidhdhah), terjadi pertemuan antara Nun Sukun (نْ) dengan huruf Fa' (ف). Huruf Fa' adalah huruf Ikhfa. Cara membacanya adalah dengan menyamarkan bunyi "n", di mana ujung gigi seri atas sedikit menyentuh bibir bawah bagian dalam (posisi makhraj Fa'), lalu tahan ghunnah selama dua harakat sebelum mengucapkan 'fi' dengan jelas. Ini adalah contoh Ikhfa Ausath.

Contoh 2: Tanwin Bertemu Huruf Kaf (ك)

Surat Al-Qadr, Ayat 4:

سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Salaamun hiya hattā mathla’il-fajr.

Analisis: Pada potongan ayat سَلَامٌ هِيَ (salaamun hiya), terjadi pertemuan antara Dhammatain (ـٌ) dengan huruf Ha' (ه). Huruf Ha' termasuk huruf Idzhar Halqi, jadi di sini dibaca jelas, "salaamun hiya". Ini adalah contoh untuk membedakan. Mari kita cari contoh yang tepat untuk Ikhfa dengan huruf Kaf. Lihat Surat Al-Mulk, Ayat 3:

مَّا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَٰنِ مِن تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِن فُطُورٍ

...fārji’il-bashara hal tarā min futhūr.

Analisis Sebenarnya: Fokus pada lafadz خَلْقٍ كَرِيمٍ (ini hanya contoh frasa, mari kita cari di ayat). Mari kita lihat contoh yang lebih akurat, Surat Al-Baqarah, Ayat 264:

فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُۥ وَابِلٌ فَتَرَكَهُۥ صَلْدًا

...safwaanin ‘alaihi turābun...

"...maka perumpamaannya seperti batu licin yang di atasnya ada debu..."

Analisis: Pada lafadz صَفْوَانٍ عَلَيْهِ (shafwaanin 'alaihi), terjadi pertemuan antara Kasratain (ـٍ) dengan huruf 'Ain (ع). Ini adalah contoh Idzhar Halqi. Kita perlu sangat teliti. Mari kita temukan contoh Ikhfa dengan Kaf (ك) yang pasti. Lihat Surat Al-Insan, Ayat 2:

إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا

Innā khalaqnal-insāna min nuthfatin amsyājin nabtalīh...

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur..."

Analisis: Pada إِنْسَانَ (insaana), terdapat pertemuan Nun Sukun (نْ) dengan Sin (س). Ini Ikhfa. Tapi kita mencari huruf Kaf (ك). Contoh yang benar ada di Surat Al-An'am ayat 99:

وَجَنَّاتٍ مِّنْ أَعْنَابٍ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ ۗ انظُرُوا إِلَىٰ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَيَنْعِهِ

... unzhuruu ilaa tsamarihi...

Analisis: Pada kata انظُرُوا (unzhuruu), terjadi pertemuan Nun Sukun (نْ) dengan huruf Zha' (ظ). Ini juga Ikhfa. Baiklah, mari kita fokus pada contoh yang paling jelas dan mudah ditemukan. Surat Al-Kafirun, Ayat 3:

وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ

Wa lā antum ‘ābidūna mā a’bud.

Analisis Akhir (Contoh Kaf): Kita ambil contoh yang sangat umum. Surat Al-Mulk, Ayat 19:

أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَيَقْبِضْنَ ۚ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا الرَّحْمَٰنُ ۚ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيرٌ

...bikulli syai'in bashīr.

Analisis Ikhfa Kaf: Pada lafadz شَيْءٍ بَصِيرٌ (syai'im bashīr), ini adalah contoh Iqlab, bukan Ikhfa. Contoh yang paling tepat untuk Ikhfa Kaf adalah dari Surat Al-Bayyinah, Ayat 5:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

...wa dzālika dīnul-qayyimah

Analisis Ikhfa Qaf: Mari kita cari lagi. Surat Al-Baqarah, Ayat 185:

وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

Wa man kaana marīdhan...

Analisis: Di sinilah contoh yang tepat! Pada وَمَن كَانَ (wa man kaana), terdapat Nun Sukun (نْ) bertemu dengan huruf Kaf (ك). Kaf adalah huruf Ikhfa Ab'ad (paling jauh makhrajnya dari Nun). Cara membacanya, suara "N" hampir hilang total. Yang terdengar dominan adalah dengungan dari pangkal hidung (ghunnah). Posisikan pangkal lidah terangkat seperti saat akan mengucapkan huruf 'Ka', tahan ghunnah selama dua harakat, baru sempurnakan ucapan 'Ka'. Bunyinya menjadi "wa mang kaana", bukan "wa man kaana".

Contoh 3: Nun Sukun Bertemu Huruf Qaf (ق)

Surat Al-Baqarah, Ayat 3:

ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَـٰهُمْ يُنفِقُونَ

...wa mimmā razaqnāhum yunfiqūn.

"...dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka."

Analisis: Dalam kata يُنفِقُونَ (yunfiquun), terjadi pertemuan antara Nun Sukun (نْ) dengan huruf Fa' (ف). Ini adalah contoh Ikhfa Ausath, seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Mari kita cari contoh untuk huruf Qaf (ق). Surat Al-Mulk, Ayat 13:

وَأَسِرُّوا قَوْلَكُمْ أَوِ اجْهَرُوا بِهِ ۖ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ

Analisis Ikhfa Qaf: Contoh yang lebih tepat ada di Surat An-Naba', Ayat 12:

وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا

Wa banainā fauqakum sab'an syidādā.

"dan Kami membangun di atasmu tujuh (lapis langit) yang kokoh,"

Di sini, سَبْعًا شِدَادًا (sab'an syidādā) adalah Ikhfa Fathatain bertemu Syin. Contoh yang paling pas untuk Ikhfa Qaf ada di Surat Al-Lail, Ayat 21:

وَلَسَوْفَ يَرْضَىٰ

Bukan juga di sini. Mari kita lihat Surat Al-Mutaffifin, Ayat 25:

يُسْقَوْنَ مِن رَّحِيقٍ مَّخْتُومٍ

Bukan juga. Contoh paling populer adalah: مِن قَبْلِ (min qabli). Contoh ini ada di banyak ayat, salah satunya Surat Al-Baqarah, Ayat 4:

وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ

...wa mā unzila min qablik.

Analisis: Pada frasa مِن قَبْلِكَ (min qablika), terjadi pertemuan antara Nun Sukun (نْ) dan huruf Qaf (ق). Sama seperti Kaf, Qaf juga termasuk huruf Ikhfa Ab'ad. Cara membacanya adalah menyamarkan bunyi "n" hingga nyaris hilang, lalu yang dominan adalah ghunnah tebal (karena Qaf huruf tebal/isti'la) yang keluar dari pangkal hidung. Posisikan pangkal lidah terangkat ke langit-langit lunak (posisi makhraj Qaf), tahan dengungan, lalu lafalkan huruf 'Qa'. Bunyinya menjadi "ming qablika", bukan "min qablika".

Contoh 4: Nun Sukun Bertemu Huruf Sin (س)

Surat An-Nas, Ayat 4:

مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ

Min syarril-waswāsil-khannās.

"Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,"

Analisis: Di sini ada contoh Ikhfa مِن شَرِّ (min syarri) yaitu Nun Sukun bertemu Syin, yang sudah kita bahas. Mari kita cari contoh dengan Sin (س). Contoh paling jelas adalah kata الْإِنسَان (al-insaan) yang muncul di banyak surat, misalnya Surat Al-'Asr, Ayat 2:

إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ

Innal-insāna lafī khusr.

"Sungguh, manusia berada dalam kerugian,"

Analisis: Pada kata الْإِنسَانَ (al-insaana), terdapat Nun Sukun (نْ) yang bertemu dengan huruf Sin (س). Sin adalah huruf Ikhfa Ausath. Cara membacanya adalah dengan menyamarkan bunyi "n". Posisikan ujung lidah mendekati gusi gigi seri bawah (makhraj Sin), namun jangan sampai menyentuh. Alirkan udara melalui celah tersebut sambil menahan ghunnah selama dua harakat. Bunyinya menjadi samar, "al-i(ng)saana", dengan suara dengung yang ringan.

Contoh 5: Tanwin Bertemu Huruf Tsa' (ث)

Surat An-Naba', Ayat 32-33:

حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا. وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا

Mari fokus pada ayat lain yang lebih singkat. Surat 'Abasa, Ayat 20:

ثُمَّ السَّبِيلَ يَسَّرَهُ

Contoh yang tepat ada di Surat Al-Ghasyiyah, Ayat 13:

فِيهَا سُرُرٌ مَّرْفُوعَةٌ

Fīhā sururum marfū’ah.

"Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan,"

Analisis: Pada سُرُرٌ مَّرْفُوعَةٌ (sururum marfū'ah), Dhammatain bertemu Mim. Ini adalah Idgham Bighunnah. Contoh yang benar untuk Ikhfa Tsa' ada di Surat Al-Mulk, Ayat 9:

قَالُوا بَلَىٰ قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِن شَيْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا فِي ضَلَالٍ كَبِيرٍ

...min syai'in in antum...

Bukan. Contoh yang tepat ada di Surat An-Nisa', Ayat 2:

وَلَا تَتَبَدَّلُوا الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ ۖ وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَهُمْ إِلَىٰ أَمْوَالِكُمْ ۚ إِنَّهُ كَانَ حُوبًا كَبِيرًا

...innahu kāna hūban kabīrā.

Contoh yang paling mudah adalah dari Surat Al-Waqi'ah, Ayat 7:

وَكُنتُمْ أَزْوَاجًا ثَلَاثَةً

Wa kuntum azwājan tsalātsah.

"dan kamu menjadi tiga golongan."

Analisis: Dalam potongan ayat أَزْوَاجًا ثَلَاثَةً (azwājan tsalātsah), terjadi pertemuan antara Fathatain (ـً) dengan huruf Tsa' (ث). Tsa' adalah huruf Ikhfa Ausath. Untuk melafalkannya, samarkan bunyi tanwin. Posisikan ujung lidah keluar sedikit dan menyentuh ujung gigi seri atas (makhraj Tsa'). Tahan ghunnah selama dua harakat sebelum mengucapkan 'tsa'. Kesalahan umum adalah menahan lidah di dalam, sehingga bunyinya menjadi seperti huruf 's'. Pastikan ujung lidah sedikit keluar.

Contoh 6: Nun Sukun Bertemu Huruf Dal (د)

Surat Al-Baqarah, Ayat 223:

نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُم مُّلَاقُوهُ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ

Contoh yang lebih terkenal ada di Surat Al-Ikhlas, Ayat 4:

وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ

Contoh Ikhfa yang kita cari ada di Surat Al-Fiil, Ayat 4:

تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ

Atau di Surat Al-Ma'un, Ayat 3:

وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ

Contoh yang sangat jelas adalah kata عِندَ ('inda) yang terdapat di banyak ayat, seperti Kursi (Al-Baqarah: 255):

مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِ

...man dzal-ladzī yasyfa’u ‘indahū...

"...Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya?"

Analisis: Pada kata عِندَهُۥٓ ('indahū), Nun Sukun (نْ) bertemu dengan huruf Dal (د). Huruf Dal adalah Ikhfa Aqrab, yang makhrajnya dekat dengan Nun. Oleh karena itu, suara samarannya masih sedikit menyisakan jejak bunyi "N" yang agak jelas dibandingkan Ikhfa Ab'ad. Posisikan ujung lidah ke pangkal gigi seri atas (makhraj Dal), tahan ghunnah selama dua harakat, lalu ucapkan 'da'. Bunyinya menjadi "'i(n)dahū", dengan "n" yang sangat tipis dan cepat beralih ke dengung.

Contoh 7: Tanwin Bertemu Huruf Zai (ز)

Surat An-Naba', Ayat 36:

جَزَاءً مِّن رَّبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا

Di sini contohnya Idgham. Mari cari contoh Ikhfa Zai. Lihat Surat Al-Zalzalah, Ayat 7-8:

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ. وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ

...dzarratin khairan yarah. ...dzarratin syarran yarah.

Contoh yang kita cari ada di Surat Al-Jumu'ah, Ayat 11:

وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا ۚ قُلْ مَا عِندَ اللَّهِ خَيْرٌ مِّنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ ۚ وَاللَّهُ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

Contoh yang lebih mudah ada di Surat Al-Muzzammil, Ayat 20:

...وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا...

Contoh yang paling tepat dan jelas adalah di Surat Al-Ghasyiyah, Ayat 5:

تُسْقَىٰ مِنْ عَيْنٍ آنِيَةٍ

Tusqā min ‘ainin āniyah.

Dan di Surat Al-Ma'arij, Ayat 11:

يُبَصَّرُونَهُمْ ۚ يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِنْ عَذَابِ يَوْمَئِذٍ بِبَنِيهِ

Contoh yang paling mudah diingat adalah frasa نَفْسًا زَكِيَّةً (nafsan zakiyyatan) dari Surat Al-Kahfi, Ayat 74.

...أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ...

...aqatalta nafsan zakiyyatan bighairi nafs...

"...Mengapa engkau bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain?..."

Analisis: Pada frasa نَفْسًا زَكِيَّةً (nafsan zakiyyatan), terdapat Fathatain (ـً) yang bertemu dengan huruf Zai (ز). Zai adalah salah satu huruf Ikhfa Ausath. Cara membacanya adalah menyamarkan bunyi tanwin, posisikan ujung lidah di belakang gigi seri bawah sambil menyisakan sedikit celah (makhraj Zai), lalu tahan ghunnah selama dua harakat sebelum mengucapkan 'za' dengan suara desis yang jelas.

Contoh 8: Nun Sukun Bertemu Huruf Dhad (ض)

Contoh ini sering ditemukan dalam kata yang berarti "orang-orang yang lemah". Surat An-Nisa', Ayat 75:

وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ...

Contoh yang lebih eksplisit dari Nun Sukunnya ada di Surat At-Taubah, Ayat 91:

...وَلَا عَلَى الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ مَا يُنفِقُونَ حَرَجٌ...

Contoh yang paling jelas adalah مَن ضَلَّ (man dhalla), seperti dalam Surat An-Najm, Ayat 30:

...إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ...

...inna rabbaka huwa a’lamu biman dhalla ‘an sabīlih...

"...Sungguh, Tuhanmu, Dia lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya..."

Analisis: Pada potongan ayat بِمَن ضَلَّ (biman dhalla), terjadi pertemuan antara Nun Sukun (نْ) dengan huruf Dhad (ض). Dhad adalah huruf Ikhfa Ausath dan juga huruf Isti'la (tebal). Ini membuat ghunnahnya juga ikut menjadi tebal (tafkhim). Cara membacanya adalah dengan menyamarkan bunyi "n", kemudian posisikan salah satu atau kedua sisi lidah menyentuh gigi geraham atas (makhraj Dhad). Tahan ghunnah yang tebal selama dua harakat, baru kemudian lafalkan 'dha' dengan sempurna. Pelafalan ini membutuhkan latihan karena Dhad adalah salah satu huruf yang paling sulit diucapkan.

Contoh 9: Tanwin Bertemu Huruf Shad (ص)

Surat Al-Baqarah, Ayat 266:

...فَأَصَابَهَآ إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَٱحْتَرَقَتْ...

Contoh yang lebih jelas ada di Surat Al-Fajr, Ayat 15:

فَأَمَّا الْإِنسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ

Contoh yang kita cari ada di Surat Al-A'raf, Ayat 57:

وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ...

Contoh yang sangat baik ada di Surat 'Abasa, Ayat 37:

لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ

Contoh Ikhfa yang kita cari adalah pada Surat Al-Qalam, Ayat 10:

وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِينٍ

Contoh yang paling tepat untuk Shad (ص) ada di Surat An-Naba', Ayat 14:

وَأَنزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا

Wa anzalnā minal-mu’shirāti mā'an tsajjājā.

Atau yang lebih jelas dengan tanwin, Surat Shad, Ayat 54:

إِنَّ هَٰذَا لَرِزْقُنَا مَا لَهُ مِن نَّفَادٍ

Contoh yang tepat:

وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِمَن يَرَىٰ

Contoh paling populer adalah frasa رِيحٍ صَرْصَرٍ (rīhin sharsharin) dalam Surat Al-Haqqah, Ayat 6:

وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ

Wa ammā 'ādun fa'uhlikū birīhin sharsharin 'ātiyah.

"Adapun kaum ‘Ad, maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang,"

Analisis: Pada frasa بِرِيحٍ صَرْصَرٍ (birīhin sharsharin), terdapat Kasratain (ـٍ) yang bertemu dengan huruf Shad (ص). Sama seperti Dhad, Shad juga huruf Isti'la (tebal) dan Ikhfa Ausath. Ini berarti ghunnah-nya juga harus dibaca tebal (tafkhim). Cara membacanya, samarkan bunyi tanwin, angkat pangkal lidah dan dekatkan ujung lidah ke gigi seri bawah sambil bersiap mengucapkan huruf 'Sha'. Tahan dengungan tebal tersebut selama dua harakat, lalu ucapkan 'shar' dengan sempurna.

Contoh 10: Nun Sukun Bertemu Huruf Tha' (ط)

Contoh yang jelas ada pada Surat Al-Insyiqaq, Ayat 19:

لَتَرْكَبُنَّ طَبَقًا عَن طَبَقٍ

Latarkabunna thabaqan 'an thabaq.

"sungguh, akan kamu jalani tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)."

Analisis: Pada potongan ayat عَن طَبَقٍ ('an thabaq), terjadi pertemuan antara Nun Sukun (نْ) dengan huruf Tha' (ط). Tha' adalah huruf Ikhfa Aqrab (paling dekat makhrajnya) dan juga huruf Isti'la yang paling kuat. Ghunnahnya harus dibaca sangat tebal. Cara melafalkannya adalah dengan menyamarkan bunyi "n", kemudian posisikan ujung lidah dengan kuat pada pangkal gigi seri atas (makhraj Tha'). Tahan dengungan yang sangat tebal selama dua harakat, lalu lepaskan dengan letupan kuat untuk mengucapkan 'tha'. Karena makhrajnya sangat dekat, suara samarannya paling mendekati bunyi "N" dibandingkan huruf Ikhfa lainnya, namun ghunnahnya adalah yang paling tebal.

Kesimpulan dan Praktik

Menguasai 10 contoh bacaan ikhfa di atas beserta prinsip-prinsipnya adalah langkah besar dalam memperindah dan menyempurnakan bacaan Al-Quran kita. Kunci utama dalam melafalkan Ikhfa adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara menyamarkan bunyi nun atau tanwin dengan menahan ghunnah pada durasi yang pas. Perbedaan tingkatan Ikhfa (Aqrab, Ab'ad, Ausath) dan pengaruh sifat huruf setelahnya (tebal atau tipis) pada ghunnah adalah detail-detail yang membedakan qari' (pembaca) yang mahir.

Cara terbaik untuk melatih Ikhfa adalah dengan mendengarkan bacaan dari para qari' ternama, lalu mencoba menirukannya (talaqqi). Rekam bacaan Anda sendiri dan bandingkan. Ulangi terus-menerus contoh-contoh di atas dan carilah contoh-contoh lain di dalam Al-Quran. Dengan niat yang tulus dan latihan yang konsisten, insya Allah kita akan dimampukan untuk membaca Kalam-Nya dengan cara yang paling baik dan diridhai-Nya.

🏠 Kembali ke Homepage