Memulai Hari dengan Cahaya: Panduan Lengkap Al Matsurat Pagi Sugra
Setiap pagi adalah anugerah, lembaran baru yang Allah bentangkan bagi hamba-Nya. Ia adalah kesempatan untuk memulai kembali, memperbaiki diri, dan mengisi hari dengan amal kebaikan. Salah satu amalan paling mulia untuk mengawali hari adalah dengan berdzikir, mengingat Allah. Al-Ma'tsurat, sebuah kumpulan dzikir dan doa yang disusun oleh Imam Hasan Al-Banna, menjadi panduan yang sangat populer dan bermanfaat bagi umat Islam. Wirid ini merangkum ayat-ayat Al-Qur'an dan doa-doa pilihan dari hadits Rasulullah SAW, menjadikannya sebuah perisai spiritual yang kokoh.
Al-Ma'tsurat Pagi Sugra, versi yang lebih ringkas, dirancang agar mudah diamalkan secara rutin tanpa memberatkan. Meskipun ringkas, kandungan dan fadhilahnya luar biasa besar. Mengamalkannya ibarat mengisi bahan bakar spiritual untuk menghadapi segala tantangan dan dinamika kehidupan sepanjang hari. Ia adalah sumber ketenangan, pembuka pintu rezeki, pelindung dari segala keburukan, dan cara untuk senantiasa terhubung dengan Sang Pencipta.
Makna dan Keutamaan Mengamalkan Al-Ma'tsurat Pagi
Secara bahasa, "Al-Ma'tsurat" berarti sesuatu yang diriwayatkan atau dinukil dari sumbernya, yaitu Rasulullah SAW. Setiap bacaan di dalamnya memiliki dasar yang kuat dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Mengamalkannya bukan sekadar rutinitas membaca, melainkan sebuah bentuk ikrar dan penyerahan diri total kepada Allah di awal hari.
Keutamaannya mencakup berbagai aspek kehidupan. Secara spiritual, ia memperkuat iman dan tauhid, membersihkan hati dari kelalaian, dan mendekatkan diri kepada Allah. Secara psikologis, ia memberikan ketenangan jiwa, optimisme, dan kekuatan mental. Secara praktis, ia menjadi benteng yang melindungi dari gangguan jin, sihir, kejahatan manusia, dan marabahaya lainnya atas izin Allah. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang mengingat Allah di pagi dan petang hari, maka Allah akan mencukupkan segala kebutuhannya.
Mari kita selami satu per satu bacaan dalam Al-Ma'tsurat Pagi Sugra, merenungi maknanya, dan memahami keagungan yang terkandung di dalamnya.
Rangkaian Bacaan Al-Ma'tsurat Pagi Sugra
1. Pembuka: Ta'awudz dan Basmalah
Setiap amalan baik diawali dengan memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, lalu menyebut nama-Nya yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ini adalah adab fundamental yang mengajarkan kita untuk senantiasa menyandarkan segala urusan hanya kepada Allah.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
A'uudzu billaahi minasy-syaithaanir-rajiim.
"Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk."
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim.
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
2. Ayat Kursi: Ayat Teragung dalam Al-Qur'an
Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255) adalah ayat yang paling agung. Kandungannya merangkum pilar-pilar tauhid yang paling esensial: keesaan Allah, sifat-sifat-Nya yang sempurna, kekuasaan-Nya yang mutlak, dan ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu. Membacanya di pagi hari akan mendatangkan penjagaan dari Allah hingga petang tiba.
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّmٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya'uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.
"Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar."
Dibaca 1 kaliPenjelasan Mendalam Ayat Kursi:
Setiap frasa dalam Ayat Kursi mengandung lautan makna. "Al-Hayyu" (Yang Maha Hidup) menegaskan bahwa kehidupan Allah adalah hakiki, abadi, dan menjadi sumber segala kehidupan. "Al-Qayyum" (Yang Berdiri Sendiri dan Mengurus Makhluk-Nya) menunjukkan kemandirian Allah yang absolut sekaligus kepengurusan-Nya yang tiada henti atas seluruh alam semesta. Ia tidak mengantuk dan tidak tidur, sebuah penegasan akan kesempurnaan-Nya yang jauh dari sifat-sifat makhluk yang penuh kelemahan.
Kekuasaan-Nya ("Lahu maa fis samaawaati wa maa fil ardh") bersifat total. Tak ada satu atom pun di langit dan di bumi yang luput dari kepemilikan dan kendali-Nya. Ilmu-Nya ("Ya'lamu ma baina aidiihim...") meliputi masa lalu, masa kini, dan masa depan, sementara ilmu makhluk sangat terbatas. "Kursi-Nya" yang meliputi langit dan bumi adalah simbol keagungan, kekuasaan, dan ilmu Allah yang tak terhingga. Dengan merenungi ayat ini, hati seorang mukmin akan dipenuhi rasa takjub, tawakal, dan ketenangan karena menyadari bahwa dirinya berada dalam penjagaan Dzat Yang Maha Agung.
3. Al-Mu'awwidzat: Tiga Surat Perlindungan
Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas dikenal sebagai Al-Mu'awwidzat (surat-surat perlindungan). Rasulullah SAW mengajarkan bahwa membaca ketiganya sebanyak tiga kali di waktu pagi dan petang akan mencukupi seseorang dari segala sesuatu (keburukan).
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Qul huwallaahu ahad. Allaahush shamad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad.
"Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'" (QS. Al-Ikhlas: 1-4)
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
Qul a'uudzu birabbil falaq. Min syarri maa khalaq. Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab. Wa min syarrin naffaatsaati fil 'uqad. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.
"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.'" (QS. Al-Falaq: 1-5)
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ مَلِكِ النَّاسِۙ اِلٰهِ النَّاسِۙ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
Qul a'uudzu birabbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wan naas.
"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.'" (QS. An-Nas: 1-6)
Dibaca masing-masing 3 kaliPenjelasan Mendalam Al-Mu'awwidzat:
Surat Al-Ikhlas adalah deklarasi tauhid yang paling murni. Ia menafikan segala bentuk kemusyrikan, baik dalam bentuk penyekutuan (politeisme) maupun keyakinan bahwa Allah memiliki anak atau keluarga. Kandungannya setara dengan sepertiga Al-Qur'an karena ia membahas pilar utama ajaran Islam, yaitu keesaan Allah.
Surat Al-Falaq adalah permohonan perlindungan dari kejahatan-kejahatan yang bersifat eksternal atau datang dari luar diri kita. Ini mencakup kejahatan makhluk secara umum, kejahatan malam yang gelap (seringkali menjadi waktu bagi pelaku kejahatan untuk beraksi), kejahatan sihir, dan kejahatan hasad atau dengki dari orang lain. Ini adalah benteng dari ancaman fisik dan metafisik.
Surat An-Nas adalah permohonan perlindungan dari kejahatan yang bersifat internal, yaitu bisikan setan (waswas) yang menyelinap ke dalam hati. Surat ini menyebut tiga sifat Allah (Rabb, Malik, Ilah) untuk melawan musuh yang tersembunyi ini, menunjukkan betapa komprehensifnya perlindungan yang kita minta. Dengan memohon kepada Tuhan, Raja, dan Sembahan manusia, kita menegaskan bahwa hanya Allah yang mampu melindungi kita dari musuh yang tidak terlihat ini.
4. Ikrar Pagi: Memperbarui Iman dan Penyerahan Diri
Dzikir ini adalah sebuah ikrar harian. Kita mengakui bahwa kita memasuki waktu pagi, dan bersama kita seluruh kerajaan alam semesta, semuanya berada dalam genggaman dan kekuasaan Allah. Ini adalah penegasan kembali tauhid dan komitmen kita untuk hanya menyembah-Nya.
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Ashbahnaa wa ashbahal mulku lillaah, wal hamdulillaah, laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir. Rabbi as'aluka khaira maa fii haadzal yaumi wa khaira maa ba'dahu, wa a'uudzu bika min syarri maa fii haadzal yaumi wa syarri maa ba'dahu. Rabbi a'uudzu bika minal kasali wa suu'il kibar. Rabbi a'uudzu bika min 'adzaabin fin naari wa 'adzaabin fil qabri.
"Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah kerajaan dan bagi-Nya lah segala puji. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Tuhanku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan siksa kubur."
Dibaca 1 kaliPenjelasan Mendalam Ikrar Pagi:
Doa ini adalah paket lengkap untuk memulai hari. Bagian pertama adalah pengakuan tauhid yang agung. Bagian kedua adalah permohonan yang sangat komprehensif. Kita tidak hanya meminta kebaikan untuk hari ini, tetapi juga untuk hari-hari sesudahnya, menunjukkan visi jangka panjang seorang mukmin. Kita juga tidak hanya berlindung dari keburukan hari ini, tetapi juga dari keburukan di masa mendatang. Permohonan perlindungan dari "kemalasan" sangat relevan, karena malas adalah pangkal dari banyak kegagalan dan penyesalan. Perlindungan dari "kejelekan di hari tua" (seperti pikun, lemah, dan menjadi beban) adalah doa untuk kualitas hidup yang baik hingga akhir hayat. Terakhir, doa ini ditutup dengan permohonan perlindungan dari azab akhirat, yaitu siksa kubur dan neraka, yang merupakan tujuan utama seorang mukmin: keselamatan abadi.
5. Sayyidul Istighfar: Rajanya Permohonan Ampun
Rasulullah SAW menyebut doa ini sebagai "Sayyidul Istighfar" atau pemimpin dari semua istighfar. Kandungannya sangat dalam, mencakup pengakuan akan rububiyah (ketuhanan) Allah, pengakuan diri sebagai hamba, komitmen pada janji, dan pengakuan atas nikmat sekaligus dosa. Keutamaannya sangat besar: siapa yang membacanya dengan yakin di pagi hari lalu ia meninggal pada hari itu, maka ia termasuk penghuni surga.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa anaa 'abduka, wa anaa 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu, a'uudzu bika min syarri maa shana'tu, abuu'u laka bini'matika 'alayya, wa abuu'u bidzambii, faghfirlii fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.
"Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau."
Dibaca 1 kaliPenjelasan Mendalam Sayyidul Istighfar:
Doa ini adalah puncak adab seorang hamba kepada Tuhannya. Dimulai dengan pengakuan "Engkau adalah Tuhanku," sebuah fondasi tauhid. Dilanjutkan dengan "Engkau menciptakanku dan aku hamba-Mu," kesadaran akan asal-usul dan posisi diri. "Aku di atas perjanjian-Mu semampuku" adalah komitmen untuk taat sesuai kapasitas kemanusiaan yang terbatas, sebuah bentuk kerendahan hati. "Aku berlindung dari keburukan yang aku perbuat" adalah pengakuan bahwa setiap perbuatan buruk berasal dari diri sendiri dan hawa nafsu. Puncaknya adalah dua pengakuan tulus: "Aku mengakui nikmat-Mu" (bersyukur) dan "Aku mengakui dosaku" (bertobat). Kombinasi antara syukur atas nikmat dan penyesalan atas dosa adalah formula terbaik untuk meraih ampunan Allah.
6. Ikrar Keridhaan: Kunci Meraih Surga
Sebuah deklarasi sederhana namun sarat makna. Dengan mengucapkannya, kita menyatakan kepuasan dan kerelaan hati kita terhadap tiga pilar kehidupan beragama. Rasulullah menjanjikan bahwa siapa yang mengucapkannya tiga kali di pagi hari, maka menjadi hak bagi Allah untuk meridhoinya di hari kiamat.
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا وَ رَسُوْلاً
Radhiitu billaahi rabbaa, wa bil islaami diinaa, wa bi muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama nabiyyan wa rasuulaa.
"Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasulku."
Dibaca 3 kaliPenjelasan Mendalam Ikrar Keridhaan:
Ridha adalah tingkatan spiritual yang tinggi. Ridha kepada Allah sebagai Rabb berarti menerima segala takdir-Nya, baik yang tampak baik maupun buruk, dengan keyakinan bahwa semua ketetapan-Nya mengandung hikmah dan kebaikan. Ridha kepada Islam sebagai Diin (agama) berarti menerima seluruh ajarannya, hukum-hukumnya, dan syariatnya dengan lapang dada tanpa keraguan. Ridha kepada Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul berarti mencintainya, meneladani sunnahnya, dan meyakini sepenuhnya risalah yang beliau bawa. Ikrar ini adalah peneguhan kembali identitas kita sebagai seorang muslim yang tunduk dan patuh secara total.
7. Doa Memohon Ilmu, Rezeki, dan Amal yang Diterima
Ini adalah doa seorang mukmin yang produktif. Setelah memuji Allah dan memohon ampunan, kita langsung meminta tiga hal paling fundamental untuk kesuksesan dunia dan akhirat. Doa ini diajarkan langsung oleh Rasulullah untuk dibaca setiap selesai shalat subuh.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allaahumma innii as'aluka 'ilman naafi'an, wa rizqan thayyiban, wa 'amalan mutaqabbalan.
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima."
Dibaca 1 kaliPenjelasan Mendalam Doa Produktivitas:
Urutan doa ini sangat indah. Kita meminta ilmu yang bermanfaat terlebih dahulu, karena dengan ilmulah kita bisa membedakan mana rezeki yang halal (thayyib) dan mana yang haram, serta bagaimana cara beramal yang benar agar diterima (mutaqabbal). Ilmu adalah pondasi. Selanjutnya, kita meminta rezeki yang baik (thayyib), bukan sekadar rezeki yang banyak. Rezeki yang thayyib adalah rezeki yang halal, didapat dengan cara yang baik, dan membawa keberkahan. Terakhir, kita memohon amal yang diterima. Ini adalah puncak dari segalanya, karena percuma berilmu dan berharta jika amal ibadah dan perbuatan kita tidak diterima di sisi Allah. Doa ini adalah roadmap untuk meraih hari yang penuh berkah.
8. Dzikir Perlindungan Total
Sebuah dzikir singkat dengan jaminan perlindungan yang luar biasa. Rasulullah bersabda, siapa yang membacanya tiga kali di pagi hari, ia tidak akan ditimpa musibah yang datang tiba-tiba hingga petang. Kekuatan dzikir ini terletak pada keyakinan penuh bahwa dengan menyebut nama Allah, tidak ada satu pun di bumi maupun di langit yang dapat membahayakan kita.
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Bismillaahil ladzii laa yadhurru ma'asmihii syai'un fil ardhi wa laa fis samaa'i wa huwas samii'ul 'aliim.
"Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Dibaca 3 kaliPenjelasan Mendalam Dzikir Perlindungan:
Dzikir ini adalah bentuk tawakal tingkat tinggi. Kita menyerahkan keselamatan diri kita sepenuhnya di bawah naungan Asma (Nama) Allah. Kita meyakini bahwa Nama-Nya memiliki kekuatan dan keberkahan yang dapat menangkal segala marabahaya. Penutup "As-Samii'" (Maha Mendengar) menegaskan bahwa Allah mendengar doa dan permohonan perlindungan kita, dan "Al-'Aliim" (Maha Mengetahui) menegaskan bahwa Dia mengetahui segala potensi bahaya yang mengancam kita, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, sehingga perlindungan-Nya bersifat sempurna dan menyeluruh.
9. Penyerahan Diri di Pagi Hari
Ini adalah dzikir yang menghubungkan seluruh aspek kehidupan kita dengan kehendak Allah. Kita mengakui bahwa kemampuan kita untuk hidup, merasakan pagi, merasakan sore, mati, dan dibangkitkan kembali, semuanya adalah karunia dan berada dalam kuasa Allah semata.
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
Allaahumma bika ashbahnaa, wa bika amsainaa, wa bika nahyaa, wa bika namuutu, wa ilaikan nusyuur.
"Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang. Dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk)."
Dibaca 1 kali10. Tasbih dengan Nilai Luar Biasa
Sebuah lafaz tasbih yang ringkas namun pahalanya sangat berat. Dzikir ini diajarkan oleh Rasulullah kepada istri beliau, Juwairiyah, yang berdzikir sangat lama. Rasulullah mengatakan bahwa empat kalimat ini jika ditimbang, pahalanya akan setara dengan dzikir yang diucapkannya sepanjang pagi. Ini adalah cara cerdas untuk meraih pahala berlipat ganda.
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Subhaanallaahi wa bihamdih, 'adada khalqih, wa ridhaa nafsih, wa zinata 'arsyih, wa midaada kalimaatih.
"Mahasuci Allah, aku memuji-Nya sebanyak jumlah makhluk-Nya, sejauh keridhaan-Nya, seberat timbangan 'Arsy-Nya, dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya."
Dibaca 3 kaliPenjelasan Mendalam Tasbih Agung:
Dzikir ini mengajarkan kita tentang kebesaran Allah yang tak terhingga melalui empat perumpamaan yang luar biasa:
- 'Adada Khalqih (Sebanyak jumlah makhluk-Nya): Kita tidak akan pernah mampu menghitung jumlah seluruh makhluk Allah, dari mikroorganisme terkecil hingga galaksi terbesar. Pujian kita kepada-Nya sebanding dengan jumlah yang tak terhingga itu.
- Wa Ridhaa Nafsih (Sejauh keridhaan-Nya): Keridhaan Allah adalah sesuatu yang tidak memiliki batas. Kita memuji-Nya dengan pujian yang mencapai puncak keridhaan-Nya, sebuah level pujian yang paling sempurna.
- Wa Zinata 'Arsyih (Seberat timbangan 'Arsy-Nya): 'Arsy (Singgasana) Allah adalah makhluk terbesar yang pernah diciptakan. Beratnya tak terbayangkan. Kita memuji-Nya dengan pujian yang bobot pahalanya seberat 'Arsy yang agung itu.
- Wa Midaada Kalimaatih (Sebanyak tinta kalimat-Nya): Kalimat-kalimat Allah (ilmu-Nya) tidak akan pernah habis dituliskan meskipun seluruh lautan di dunia dijadikan tintanya. Pujian kita sebanding dengan jumlah yang tak terbatas itu.
11. Tasbih dan Tahmid (Seratus Kali)
Ini adalah dzikir penutup yang ringan di lisan tetapi sangat berat dalam timbangan amal. Ia menghapuskan dosa-dosa meskipun sebanyak buih di lautan. Mengamalkannya secara rutin adalah investasi besar untuk akhirat.
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Subhaanallaahi wa bihamdih.
"Maha Suci Allah, aku memuji-Nya."
Dibaca 100 kali12. Tahlil: Kalimat Tauhid Paling Utama
Kalimat "Laa ilaaha illallaah" adalah kalimat tauhid, kunci surga, dan dzikir yang paling utama. Mengulanginya setiap pagi memperbarui dan memperkokoh fondasi keimanan kita. Keutamaannya sangat banyak, di antaranya adalah perlindungan dari setan sepanjang hari dan pahala yang setara dengan memerdekakan budak.
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir.
"Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Dibaca 10 kaliMenjadikan Al-Ma'tsurat Sebagai Kebiasaan Hidup
Al-Ma'tsurat Pagi Sugra bukanlah sekadar daftar bacaan, melainkan sebuah gaya hidup. Ia adalah cara kita menyapa dunia setiap pagi dengan kesadaran penuh akan kehadiran dan kebesaran Allah. Untuk menjadikannya kebiasaan, mulailah dengan konsisten. Sediakan waktu khusus setelah shalat Subuh, saat pikiran masih jernih dan suasana masih tenang. Bacalah dengan perlahan, resapi setiap maknanya, dan biarkan kalimat-kalimat agung itu meresap ke dalam hati.
Dengan rutin mengamalkannya, kita akan merasakan perubahan positif dalam hidup. Hati menjadi lebih tenang, pikiran lebih jernih, rezeki terasa lebih berkah, dan kita akan merasa senantiasa berada dalam penjagaan Allah SWT. Jadikanlah Al-Ma'tsurat sebagai perisai pagimu, bekal spiritualmu, dan cahaya yang menerangi langkahmu sepanjang hari.