Sujud adalah momen puncak dalam ibadah shalat seorang Muslim. Ia adalah gestur fisik yang paling agung, sebuah simbol kepasrahan total, kerendahan hati yang mendalam, dan pengakuan mutlak akan kebesaran Allah SWT. Saat dahi, bagian tubuh yang paling mulia, menyentuh tanah yang rendah, seorang hamba berada pada titik terdekat dengan Rabb-nya. Dalam keheningan dan kekhusyukan sujud itulah, lisan dibasahi dengan zikir dan doa, mengagungkan Sang Pencipta dan memohon ampunan serta rahmat-Nya.
Memahami bacaan doa sujud, merenungi maknanya, dan mengetahui berbagai variasi yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah kunci untuk mencapai shalat yang lebih berkualitas dan khusyuk. Artikel ini akan mengupas secara mendalam dan komprehensif segala hal yang berkaitan dengan bacaan doa sujud, mulai dari yang paling umum hingga doa-doa khusus, serta keutamaan dan rahasia spiritual di baliknya.
Makna Fundamental Sujud dalam Islam
Sebelum menyelami bacaan doanya, penting untuk memahami esensi dari sujud itu sendiri. Secara harfiah, sujud berarti meletakkan dahi ke tanah. Namun secara spiritual, maknanya jauh lebih dalam. Sujud adalah penafian total terhadap kesombongan diri. Manusia, dengan segala pencapaian dan kedudukannya, secara sadar merendahkan dirinya di hadapan Allah, Sang Pencipta Yang Maha Tinggi. Ini adalah pengakuan bahwa segala kekuatan, kecerdasan, dan kemuliaan hanyalah milik Allah semata.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, "Sedekat-dekatnya seorang hamba dengan Rabb-nya adalah ketika ia sedang bersujud, maka perbanyaklah doa." Hadits ini menegaskan bahwa sujud bukan sekadar gerakan rutin, melainkan sebuah portal spiritual, sebuah kesempatan emas untuk berkomunikasi secara intim dengan Allah. Di saat kita berada dalam posisi paling rendah secara fisik, Allah justru mengangkat derajat kita ke tingkat paling tinggi secara spiritual.
Bacaan Doa Sujud yang Paling Umum dan Populer
Bacaan yang paling sering diucapkan oleh mayoritas umat Islam saat sujud adalah doa yang singkat, padat, namun sarat makna. Doa ini diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW sebagai bacaan standar dalam sujud.
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى
Subhaana Rabbiyal A’laa.
Artinya: "Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Tinggi."
Dianjurkan untuk membaca doa ini sebanyak tiga kali. Namun, membacanya sekali sudah dianggap sah. Mari kita bedah makna yang terkandung di dalamnya:
- Subhaana (سُبْحَانَ): Kata ini berasal dari akar kata 'sabaha' yang berarti menjauh. Dalam konteks zikir, "Subhanallah" berarti menyucikan Allah dari segala bentuk kekurangan, kelemahan, sifat-sifat buruk, dan dari segala sesuatu yang tidak pantas bagi keagungan-Nya. Saat kita mengucapkan "Subhaana", kita sedang mendeklarasikan bahwa Allah sempurna, bebas dari segala cela.
- Rabbiy (رَبِّيَ): Kata "Rabb" sering diterjemahkan sebagai Tuhan, namun maknanya lebih luas. Rabb adalah Dia yang menciptakan, memelihara, mengatur, memberi rezeki, dan mendidik. Dengan menyebut "Rabbiy" (Rabb-ku), kita membangun hubungan personal yang intim. Ini adalah pengakuan bahwa Allah adalah pemelihara dan pengatur pribadi kita.
- Al-A’laa (الْأَعْلَى): Artinya Yang Maha Tinggi. Sifat ini mencakup ketinggian dalam segala aspek: ketinggian zat-Nya di atas 'Arsy, ketinggian sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan ketinggian kekuasaan-Nya yang mengalahkan segalanya.
Kombinasi frasa ini menciptakan sebuah paradoks yang indah. Saat kita berada di posisi terendah (sujud di tanah), kita justru mengagungkan Allah sebagai Dzat Yang Maha Tinggi. Ini adalah pelajaran tauhid yang luar biasa, bahwa kerendahan seorang hamba adalah jalan untuk mengakui ketinggian Tuhannya.
Variasi Bacaan Doa Sujud Sesuai Sunnah Rasulullah SAW
Selain bacaan di atas, terdapat beberapa variasi doa lain yang juga diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah SAW. Mengamalkan doa-doa ini secara bergantian dapat membantu meningkatkan kekhusyukan, menghindari rutinitas, dan menyerap lebih banyak makna dari kekayaan doa yang diajarkan oleh Nabi.
1. Doa Sujud dengan Tambahan "Wabihamdih"
Ini adalah variasi yang sangat mirip dengan bacaan utama, dengan tambahan pujian.
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhaana Rabbiyal A’laa wa bihamdih.
Artinya: "Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Tinggi, dan dengan memuji-Nya."
Tambahan "wa bihamdih" (dan dengan memuji-Nya) melengkapi tasbih (penyucian) dengan tahmid (pujian). Kita tidak hanya menyucikan Allah dari kekurangan, tetapi juga secara aktif memuji-Nya atas segala kesempurnaan dan karunia-Nya. Ini adalah pengakuan ganda: Allah suci dari cela dan pantas menerima segala puja.
2. Doa Sujud yang Dibaca Nabi dalam Shalat Malam
Aisyah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW sering membaca doa ini dalam rukuk dan sujudnya, terutama setelah turunnya Surah An-Nashr.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
Subhanakallahumma Rabbanaa wa bihamdika, Allahummaghfirlii.
Artinya: "Maha Suci Engkau ya Allah, Rabb kami, dan dengan memuji-Mu. Ya Allah, ampunilah aku."
Doa ini memiliki struktur yang komprehensif. Dimulai dengan tasbih (Subhanaka) dan tahmid (wa bihamdika), kemudian langsung diikuti dengan permohonan ampun (istighfar). Ini mengajarkan kita bahwa setelah mengagungkan Allah, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah mengakui kekurangan diri dan memohon ampunan-Nya. Ini adalah manifestasi dari ketaatan Nabi terhadap perintah dalam Surah An-Nashr: "Maka bertasbihlah dengan memuji Rabb-mu dan mohonlah ampun kepada-Nya."
3. Doa Sujud yang Mengagungkan Kesucian Allah
Doa ini juga diriwayatkan sering dibaca oleh Nabi dalam rukuk dan sujudnya, yang menyoroti kesucian Allah sebagai Tuhan para malaikat.
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ، رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
Subbuuhun Qudduusun, Rabbul malaa-ikati war ruuh.
Artinya: "Maha Suci, Maha Qudus, Rabb-nya para malaikat dan Ruh (Jibril)."
Kata "Subbuh" dan "Quddus" keduanya bermakna Maha Suci, namun dengan penekanan yang sedikit berbeda. "Subbuh" menyucikan Allah dari segala kekurangan, sementara "Quddus" menekankan kesucian-Nya yang murni dan terberkati. Dengan menyebut Allah sebagai "Rabb para malaikat dan Ruh," kita mengakui bahwa bahkan makhluk-makhluk suci dan agung seperti malaikat dan Jibril AS pun tunduk dan menyembah-Nya. Ini semakin menegaskan keagungan Allah yang tak tertandingi.
4. Doa Sujud yang Penuh Kepasrahan
Ali bin Abi Thalib RA meriwayatkan doa panjang yang dibaca Rasulullah SAW saat bersujud. Doa ini sangat indah dan mencakup pengakuan iman yang total.
اللَّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Allahumma laka sajadtu, wa bika aamantu, wa laka aslamtu, sajada wajhiya lilladzii khalaqahu wa shawwarahu, wa syaqqa sam’ahu wa basharahu, tabaarakallahu ahsanul khaaliqiin.
Artinya: "Ya Allah, hanya kepada-Mu aku bersujud, hanya kepada-Mu aku beriman, dan hanya kepada-Mu aku berserah diri. Wajahku bersujud kepada Dzat yang menciptakannya dan membentuknya, serta membuka pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah, sebaik-baik Pencipta."
Doa ini adalah sebuah deklarasi tauhid yang lengkap dalam sujud.
- "Laka sajadtu, wa bika aamantu, wa laka aslamtu": Tiga pilar penyerahan diri. Sujudku, imanku, dan kepasrahanku hanya untuk Allah.
- "Sajada wajhiya...": Pengakuan bahwa wajah yang bersujud ini adalah ciptaan Allah. Allah yang membentuknya dengan rupa terbaik.
- "Wa syaqqa sam'ahu wa basharahu": Pengakuan lebih dalam bahwa kemampuan mendengar dan melihat pun adalah anugerah dari-Nya. Allah yang "membelah" atau membuka jalan bagi indera kita untuk berfungsi.
- "Tabaarakallahu ahsanul khaaliqiin": Sebuah pujian penutup yang mengakui Allah sebagai Pencipta yang paling sempurna.
5. Doa Sujud Memohon Ampunan Dosa Secara Menyeluruh
Ini adalah doa yang sangat menyentuh, menunjukkan kerendahan hati Nabi dan keinginan beliau untuk mendapatkan ampunan yang total dari Allah.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ: دِقَّهُ وَجِلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ
Allahummaghfirlii dzanbii kullahu, diqqahu wa jillahu, wa awwalahu wa aakhirahu, wa ‘alaaniyatahu wa sirrahu.
Artinya: "Ya Allah, ampunilah seluruh dosaku: yang kecil maupun yang besar, yang awal maupun yang akhir, yang terang-terangan maupun yang tersembunyi."
Doa ini adalah contoh permohonan ampun yang paling komprehensif. Nabi mengajarkan kita untuk tidak meremehkan dosa sekecil apa pun dan untuk memohon ampunan atas segala kesalahan tanpa terkecuali. Pembagian dosa menjadi kategori-kategori (kecil-besar, awal-akhir, tampak-tersembunyi) membuat kita merenung dan menyadari betapa banyaknya kesalahan yang mungkin telah kita lakukan, dan betapa luasnya ampunan Allah yang kita harapkan.
Tata Cara Sujud yang Sempurna (Tuma'ninah)
Mengucapkan doa sujud yang benar harus diiringi dengan gerakan sujud yang benar pula. Kunci utama dalam setiap gerakan shalat, termasuk sujud, adalah tuma'ninah, yaitu ketenangan dan kesempurnaan dalam bergerak. Sujud yang tergesa-gesa seperti ayam mematuk makanan dapat merusak bahkan membatalkan shalat.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa sujud yang sempurna melibatkan tujuh anggota badan yang menyentuh alas shalat:
- Dahi dan Hidung: Keduanya dianggap satu kesatuan. Dahi harus benar-benar menempel, dan hidung juga menyentuh lantai.
- Kedua Telapak Tangan: Diletakkan sejajar dengan bahu atau telinga, dengan jari-jari rapat dan menghadap kiblat.
- Kedua Lutut: Menjadi tumpuan utama bersamaan dengan turunnya tangan.
- Kedua Ujung Kaki: Ujung jari-jari kaki ditekuk dan ditekan ke lantai sehingga menghadap kiblat. Sangat penting untuk tidak mengangkat kaki selama sujud.
Saat bersujud, posisi lengan juga perlu diperhatikan. Laki-laki disunnahkan untuk merenggangkan sikunya dari lambung (tidak menempel di badan) dan mengangkat perutnya dari paha, selama tidak mengganggu jamaah di sebelahnya. Ini menunjukkan postur yang kuat dan penuh semangat dalam beribadah. Adapun bagi perempuan, dianjurkan untuk merapatkan anggota tubuhnya demi menjaga aurat dan terlihat lebih sopan.
Sujud-Sujud Khusus dan Bacaannya
Selain sujud dalam shalat fardhu dan sunnah, terdapat tiga jenis sujud lain yang disyariatkan dalam Islam, masing-masing dengan tujuan dan bacaan spesifiknya.
1. Sujud Tilawah (Sujud karena Bacaan Al-Qur'an)
Sujud Tilawah adalah sujud yang dilakukan ketika membaca atau mendengar ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur'an yang disebut sebagai "ayat sajdah". Terdapat 15 ayat sajdah dalam Al-Qur'an. Hukum melakukan sujud ini adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan).
Tata Cara: Jika sedang shalat, maka setelah membaca ayat sajdah, langsung bertakbir ("Allahu Akbar") untuk turun sujud, lalu sujud sekali, kemudian bertakbir lagi untuk bangkit dari sujud dan melanjutkan shalat. Jika di luar shalat, cukup bertakbir lalu sujud sekali, dan tidak diakhiri dengan salam. Sujud Tilawah tidak mensyaratkan harus suci dari hadats (punya wudhu) menurut pendapat yang lebih kuat, meskipun memiliki wudhu tentu lebih utama.
Bacaan Doa Sujud Tilawah: Bacaan yang paling dianjurkan adalah doa yang sama dengan doa sujud penuh kepasrahan di atas, karena konteks haditsnya memang berkaitan dengan sujud saat membaca Al-Qur'an.
سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ، فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Sajada wajhiya lilladzii khalaqahu wa shawwarahu, wa syaqqa sam’ahu wa basharahu, bihaulihi wa quwwatihi, fatabaarakallahu ahsanul khaaliqiin.
Artinya: "Wajahku bersujud kepada Dzat yang menciptakannya dan membentuknya, serta membuka pendengaran dan penglihatannya dengan daya dan kekuatan-Nya. Maka Maha Suci Allah, sebaik-baik Pencipta."
Selain doa ini, diperbolehkan juga membaca bacaan sujud shalat yang biasa, seperti "Subhaana Rabbiyal A'laa".
2. Sujud Syukur (Sujud karena Rasa Syukur)
Sujud Syukur adalah sujud yang dilakukan sebagai bentuk ungkapan terima kasih mendadak kepada Allah SWT. Sujud ini dilakukan ketika seseorang mendapatkan nikmat besar yang tak terduga (seperti lulus ujian, mendapat pekerjaan, kelahiran anak) atau terhindar dari sebuah musibah besar (seperti selamat dari kecelakaan).
Tata Cara: Sama seperti Sujud Tilawah, sujud ini dilakukan sekali saja di luar shalat. Ketika merasakan dorongan untuk bersyukur, seseorang bisa langsung bertakbir dan sujud. Tidak disyaratkan wudhu, menghadap kiblat, atau takbiratul ihram, meskipun menghadap kiblat adalah yang terbaik. Sujud ini adalah ekspresi spontan seorang hamba kepada Rabb-nya.
Bacaan Doa Sujud Syukur: Tidak ada bacaan yang secara spesifik dikhususkan untuk sujud syukur. Oleh karena itu, seseorang bisa membaca bacaan sujud shalat yang biasa ("Subhaana Rabbiyal A'laa"), atau membaca doa sujud tilawah, atau memuji Allah dengan kalimat-kalimat tahmid, tahlil, dan takbir. Yang terpenting adalah hati yang tulus mengungkapkan rasa syukur kepada Allah atas karunia-Nya.
3. Sujud Sahwi (Sujud karena Lupa dalam Shalat)
Sujud Sahwi adalah dua sujud yang dilakukan untuk menambal kekurangan atau kesalahan yang terjadi karena lupa dalam shalat, seperti lupa rakaat, lupa tasyahud awal, atau kelebihan gerakan. Tujuannya adalah untuk menyempurnakan shalat dan sebagai bentuk perlawanan terhadap bisikan setan yang membuat lupa.
Tata Cara: Sujud Sahwi dilakukan sebanyak dua kali. Waktu pelaksanaannya bisa sebelum atau sesudah salam, tergantung pada jenis kesalahannya.
- Sebelum Salam: Dilakukan jika terjadi kekurangan dalam shalat (misalnya lupa tasyahud awal) atau jika ragu-ragu dan mengambil jumlah rakaat yang lebih sedikit (misalnya ragu antara 3 atau 4 rakaat, lalu memilih 3 dan menambah satu rakaat lagi).
- Sesudah Salam: Dilakukan jika terjadi kelebihan dalam shalat (misalnya shalat Dzuhur 5 rakaat) atau jika ragu-ragu dan mengambil keyakinan pada jumlah yang lebih banyak.
Bacaan Doa Sujud Sahwi: Bacaan yang diucapkan saat Sujud Sahwi sama persis dengan bacaan sujud dalam shalat biasa, yaitu:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى
Subhaana Rabbiyal A’laa.
Beberapa ulama juga menyebutkan bacaan lain seperti "Subhaana man laa yanaamu wa laa yashuu" (Maha Suci Dzat yang tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa), namun riwayatnya tidak sekuat bacaan standar. Oleh karena itu, menggunakan bacaan sujud biasa adalah pilihan yang paling aman dan sesuai sunnah.
Momen Emas: Memperbanyak Doa Pribadi dalam Sujud
Seperti yang telah disebutkan dalam hadits, momen sujud adalah waktu yang paling mustajab untuk berdoa. Setelah membaca salah satu dari bacaan zikir sujud yang disunnahkan, seorang hamba diberi keleluasaan untuk memanjatkan doa-doa pribadi. Inilah kesempatan untuk menumpahkan segala isi hati, memohon segala hajat dunia dan akhirat, dalam bahasa apa pun yang ia kuasai.
Mintalah ampunan untuk diri sendiri, orang tua, dan kaum muslimin. Mintalah kesehatan, rezeki yang halal, ilmu yang bermanfaat, dan pasangan yang shalih/shalihah. Mintalah perlindungan dari api neraka dan kenikmatan surga. Tidak ada batasan dalam meminta kepada Allah Yang Maha Kaya. Semakin banyak kita meminta, semakin Allah cinta kepada kita. Gunakanlah momen berharga ini untuk berbisik di bumi, namun didengar oleh Dzat yang berada di atas langit.
Penting untuk dicatat, doa pribadi dengan bahasa selain Arab ini dianjurkan untuk dilakukan dalam shalat sunnah. Adapun dalam shalat fardhu, para ulama memiliki perbedaan pendapat. Pendapat yang paling hati-hati adalah tetap menggunakan doa-doa berbahasa Arab yang ma'tsur (berasal dari Al-Qur'an dan Sunnah) untuk menjaga kekhusyukan dan kesatuan bentuk shalat fardhu.
Kesimpulan: Sujud adalah Puncak Penghambaan
Sujud lebih dari sekadar gerakan fisik; ia adalah inti dari ibadah, puncak dari penghambaan, dan manifestasi tertinggi dari cinta dan pengagungan seorang hamba kepada Penciptanya. Dengan memahami setiap kata dalam bacaan doa sujud, merenungi maknanya yang dalam, dan mempraktikkan gerakannya dengan tuma'ninah, kita dapat mengubah shalat kita dari sekadar rutinitas menjadi sebuah dialog spiritual yang mendalam.
Marilah kita hiasi sujud kita dengan zikir yang beragam, perbanyak doa di dalamnya, dan rasakan kedekatan yang luar biasa dengan Allah SWT. Karena pada saat dahi kita menyentuh bumi dalam kerendahan, ruh kita sedang membumbung tinggi menuju langit keagungan-Nya. Itulah esensi sejati dari sujud, sebuah perjalanan singkat namun paling bermakna dalam hidup seorang mukmin.