Panduan Lengkap Bacaan Niat Sholat Isya dan Tata Caranya

Sholat Isya merupakan salah satu dari lima sholat fardhu yang wajib ditunaikan oleh setiap Muslim yang telah baligh dan berakal. Sholat ini dilaksanakan pada awal waktu malam, menjadi penutup rangkaian ibadah wajib harian sebelum beristirahat. Kedudukannya sangat penting, sebagaimana sholat fardhu lainnya, dan melaksanakannya dengan benar adalah sebuah keharusan. Salah satu rukun yang menentukan sah atau tidaknya sholat adalah niat. Niat menjadi pondasi dari segala amal, termasuk sholat Isya. Tanpa niat yang benar, seluruh gerakan dan bacaan dalam sholat akan menjadi sia-sia belaka.

Artikel ini akan mengupas secara mendalam dan komprehensif mengenai bacaan niat sholat Isya, baik saat melaksanakannya secara sendiri (munfarid), menjadi imam, maupun menjadi makmum. Pembahasan akan mencakup lafadz dalam tulisan Arab, transliterasi latin untuk mempermudah pelafalan, serta terjemahan artinya agar kita dapat memahami dan meresapi makna dari niat yang kita ucapkan di dalam hati. Selain itu, akan dibahas pula tata cara pelaksanaan sholat Isya secara rinci, keutamaannya, serta hal-hal penting lain yang berkaitan dengan ibadah agung ini.

Makna dan Kedudukan Niat dalam Ibadah Sholat

Sebelum melangkah lebih jauh ke lafadz niat sholat Isya, sangat penting untuk memahami esensi dari niat itu sendiri. Secara bahasa, niat (النية) berarti 'maksud' atau 'kehendak'. Namun, dalam terminologi syariat, niat adalah kehendak yang terlintas di dalam hati untuk melakukan suatu ibadah demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. Niat adalah pembeda antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, dan pembeda antara suatu perbuatan yang bernilai ibadah dengan aktivitas biasa.

Misalnya, berdiri tegak bisa jadi sekadar aktivitas biasa, tetapi jika diiringi dengan niat untuk sholat, maka berdirinya seseorang menjadi bagian dari ibadah. Kedudukan niat ini sangat fundamental, sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits yang menjadi landasan utama dalam fiqih Islam, yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya setiap amalan bergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menegaskan bahwa nilai dari sebuah amalan di sisi Allah SWT sangat bergantung pada apa yang ada di dalam hati pelakunya. Dalam konteks sholat, niat berfungsi untuk tiga hal utama:

  1. Membedakan Ibadah dari Kebiasaan: Seperti menahan diri dari makan dan minum. Jika diniatkan untuk puasa, maka bernilai ibadah. Jika hanya karena tidak nafsu makan, maka itu adalah kebiasaan.
  2. Membedakan Jenis Ibadah: Niat membedakan antara sholat Dzuhur dengan sholat Ashar, antara sholat fardhu dengan sholat sunnah, atau antara puasa Ramadhan dengan puasa sunnah Senin-Kamis.
  3. Menentukan Tujuan Ibadah: Apakah ibadah tersebut dilakukan semata-mata karena Allah Ta'ala (ikhlas) atau karena tujuan duniawi seperti ingin dipuji orang lain (riya').

Para ulama sepakat bahwa tempat niat adalah di dalam hati. Melafadzkan niat (talaffudz) dengan lisan bukanlah suatu kewajiban, namun sebagian ulama, seperti dari mazhab Syafi'i, menganggapnya sunnah untuk membantu memantapkan niat yang ada di dalam hati. Yang menjadi rukun dan wajib adalah menghadirkan niat di dalam hati, tepatnya ketika melakukan takbiratul ihram, yaitu saat mengangkat tangan dan mengucapkan "Allahu Akbar" untuk memulai sholat.

Lafadz Bacaan Niat Sholat Isya yang Benar

Bacaan niat sholat Isya berbeda-beda tergantung pada posisi kita dalam sholat: apakah kita sholat sendirian, menjadi imam bagi jamaah lain, atau menjadi makmum yang mengikuti imam. Berikut adalah rincian lafadz niat untuk setiap kondisi tersebut.

1. Bacaan Niat Sholat Isya Sendiri (Munfarid)

Ketika seseorang melaksanakan sholat Isya sendirian, baik di rumah maupun di masjid, niat yang dihadirkan dalam hati adalah sebagai berikut:

أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal 'isyaa'i arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku sengaja sholat fardhu Isya empat rakaat, menghadap kiblat, pada waktunya, karena Allah Ta'ala."

2. Bacaan Niat Sholat Isya sebagai Imam

Jika seseorang memimpin sholat Isya berjamaah, maka dalam niatnya ia harus menambahkan statusnya sebagai seorang imam. Lafadz niatnya adalah:

أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal 'isyaa'i arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa'an imaaman lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku sengaja sholat fardhu Isya empat rakaat, menghadap kiblat, pada waktunya, sebagai imam, karena Allah Ta'ala."

3. Bacaan Niat Sholat Isya sebagai Makmum

Bagi yang melaksanakan sholat Isya berjamaah dengan mengikuti seorang imam, niatnya harus menyertakan statusnya sebagai makmum. Hal ini penting untuk menegaskan ikatan antara sholatnya dengan sholat imam.

أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal 'isyaa'i arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa'an ma'muuman lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku sengaja sholat fardhu Isya empat rakaat, menghadap kiblat, pada waktunya, sebagai makmum, karena Allah Ta'ala."

Membedah Komponen dalam Lafadz Niat Sholat Isya

Untuk memahami lebih dalam, mari kita bedah setiap komponen kata yang terkandung dalam lafadz niat di atas. Memahami setiap bagiannya akan membantu kita untuk lebih khusyuk dan menyadari apa yang sedang kita lakukan.

Waktu Pelaksanaan Sholat Isya

Mengetahui waktu sholat Isya sangatlah penting agar ibadah kita sah dan dilaksanakan tepat waktu. Waktu sholat Isya dimulai setelah waktu Maghrib berakhir. Para ulama menjelaskan bahwa waktu Maghrib berakhir ketika hilangnya mega merah (syafaq al-ahmar) di ufuk barat.

Adapun waktu berakhirnya sholat Isya, terdapat beberapa pendapat di kalangan ulama:

Meskipun ada kelonggaran hingga fajar, sangat dianjurkan (mustahab) untuk tidak mengakhirkan sholat Isya hingga lewat tengah malam tanpa adanya uzur yang syar'i. Waktu yang paling utama (afdhal) untuk melaksanakannya adalah pada sepertiga malam yang pertama.

Keutamaan dan Keistimewaan Sholat Isya

Sholat Isya memiliki banyak keutamaan yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadits. Melaksanakannya, terutama secara berjamaah, dijanjikan pahala yang sangat besar. Di antara keutamaannya adalah:

1. Pahala Seperti Sholat Setengah Malam

Salah satu keutamaan terbesar sholat Isya berjamaah adalah pahalanya yang setara dengan sholat sunnah selama setengah malam. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu, ia berkata mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa yang melaksanakan sholat Isya secara berjamaah, maka ia seakan-akan telah sholat selama setengah malam. Dan barangsiapa yang melaksanakan sholat Subuh secara berjamaah, maka ia seakan-akan telah sholat sepanjang malam." (HR. Muslim)

2. Pembeda antara Mukmin dan Munafik

Sholat Isya dan Subuh, karena dilaksanakan pada waktu gelap dan saat orang cenderung beristirahat atau tertidur, menjadi ujian keimanan. Oleh karena itu, kedua sholat ini dianggap sebagai sholat yang paling berat bagi orang-orang munafik. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya sholat yang paling berat bagi orang munafik adalah sholat Isya dan sholat Subuh. Seandainya mereka mengetahui keutamaan yang ada pada keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan merangkak." (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Mendapatkan Cahaya Sempurna di Hari Kiamat

Orang-orang yang senantiasa menjaga sholat Isya dan Subuh dengan berjalan ke masjid dalam kegelapan akan mendapatkan balasan cahaya yang sempurna pada hari kiamat, yaitu hari di mana semua cahaya dipadamkan kecuali cahaya iman dan amal shalih.

"Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan ke masjid dalam kegelapan dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Isya (4 Rakaat)

Setelah memahami niat dan keutamaannya, berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk melaksanakan sholat Isya sebanyak empat rakaat. Panduan ini berlaku untuk sholat sendiri, sebagai imam, maupun makmum (dengan catatan makmum harus mengikuti gerakan imam).

Rakaat Pertama

  1. Berdiri Tegak Menghadap Kiblat. Pastikan posisi tubuh lurus dan pandangan mata tertuju ke tempat sujud.
  2. Niat. Hadirkan niat sholat Isya di dalam hati sebagaimana lafadz yang telah dijelaskan sebelumnya. Niat ini harus bersamaan dengan gerakan berikutnya.
  3. Takbiratul Ihram. Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga sambil mengucapkan "Allahu Akbar" (الله أكبر). Dengan takbir ini, dimulailah sholat dan diharamkan melakukan hal-hal di luar gerakan dan bacaan sholat.
  4. Membaca Doa Iftitah. Setelah takbir, letakkan tangan kanan di atas tangan kiri di depan dada, kemudian bacalah doa iftitah. Salah satu bacaan yang populer adalah:
    "Allaahu akbar kabiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukrataw wa'ashiilaa. Inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin."
  5. Membaca Ta'awudz dan Surat Al-Fatihah. Bacalah "A'uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim", dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah secara lengkap dan tartil, mulai dari "Bismillaahir rahmaanir rahiim" hingga "Aamiin".
  6. Membaca Surat Pendek. Setelah Al-Fatihah, bacalah surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Disunnahkan pada rakaat pertama dan kedua sholat Isya membaca surat-surat yang agak panjang.
  7. Ruku'. Angkat tangan untuk takbir "Allahu Akbar", lalu membungkuk hingga punggung lurus sejajar dengan lantai. Letakkan kedua telapak tangan di lutut. Bacalah tasbih ruku' sebanyak tiga kali: "Subhaana rabbiyal 'adziimi wa bihamdih." (سبحان ربي العظيم وبحمده).
  8. I'tidal. Bangkit dari ruku' sambil mengangkat tangan dan mengucapkan: "Sami'allaahu liman hamidah." (سمع الله لمن حمده). Setelah berdiri tegak, bacalah: "Rabbanaa lakal hamdu mil'us samaawaati wa mil'ul ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du."
  9. Sujud Pertama. Turun untuk sujud sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Pastikan tujuh anggota badan menyentuh lantai: dahi (bersama hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Bacalah tasbih sujud tiga kali: "Subhaana rabbiyal a'laa wa bihamdih." (سبحان ربي الأعلى وبحمده).
  10. Duduk di Antara Dua Sujud. Bangkit dari sujud sambil mengucapkan "Allahu Akbar" dan duduk iftirasy (menduduki telapak kaki kiri dan menegakkan telapak kaki kanan). Bacalah doa: "Rabbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa'nii, warzuqnii, wahdinii, wa'aafinii, wa'fu 'annii."
  11. Sujud Kedua. Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama, dengan takbir dan bacaan yang sama.
  12. Bangkit untuk Rakaat Kedua. Bangkit dari sujud untuk berdiri ke rakaat kedua sambil mengucapkan "Allahu Akbar".

Rakaat Kedua

  1. Lakukan gerakan dan bacaan seperti pada rakaat pertama, dimulai dari membaca Al-Fatihah dan dilanjutkan dengan surat pendek.
  2. Setelah sujud kedua, jangan langsung berdiri. Lakukan Duduk Tasyahud Awal.
  3. Membaca Tasyahud Awal. Posisinya sama seperti duduk di antara dua sujud (iftirasy). Bacaannya adalah:
    "Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaah. Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad."
  4. Setelah selesai, bangkit berdiri untuk rakaat ketiga sambil mengucapkan "Allahu Akbar".

Rakaat Ketiga

  1. Setelah berdiri sempurna, bacalah Surat Al-Fatihah saja, tanpa membaca surat pendek setelahnya.
  2. Lanjutkan dengan ruku', i'tidal, sujud pertama, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua seperti pada rakaat-rakaat sebelumnya.
  3. Setelah sujud kedua, langsung bangkit berdiri untuk rakaat keempat sambil mengucapkan "Allahu Akbar".

Rakaat Keempat

  1. Lakukan gerakan seperti pada rakaat ketiga, yaitu membaca Surat Al-Fatihah saja, lalu dilanjutkan dengan ruku' hingga sujud kedua.
  2. Setelah sujud kedua, duduk untuk melakukan Tasyahud Akhir.
  3. Duduk Tasyahud Akhir. Posisinya adalah duduk tawarruk (kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan duduk di atas lantai).
  4. Membaca Tasyahud Akhir. Bacaannya sama dengan tasyahud awal, namun dilanjutkan dengan shalawat Ibrahimiyah:
    "...Wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad. Kamaa shallaita 'alaa sayyidinaa Ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa Ibraahiim. Wa baarik 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad. Kamaa baarakta 'alaa sayyidinaa Ibraahiim wa 'alaa aali sayyidinaa Ibraahiim. Fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid."
  5. Berdoa Sebelum Salam. Disunnahkan membaca doa perlindungan dari empat perkara: "Allahumma inni a'udzubika min 'adzabi jahannam, wa min 'adzabil qabri, wa min fitnatil mahyaa wal mamaati, wa min syarri fitnatil masiihid dajjaal."
  6. Salam. Menoleh ke kanan sambil mengucapkan "Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaah", kemudian menoleh ke kiri dengan ucapan yang sama. Dengan salam, berakhirlah sholat Isya.

Dzikir dan Doa Setelah Sholat Isya

Setelah menyelesaikan sholat Isya, sangat dianjurkan untuk tidak langsung beranjak pergi, melainkan meluangkan waktu sejenak untuk berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT. Ini adalah waktu yang mustajab. Urutan dzikir yang umum dilakukan adalah:

  1. Membaca Istighfar (Astaghfirullahal 'adziim) sebanyak 3 kali.
  2. Membaca "Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam."
  3. Membaca Tasbih (Subhanallah) 33 kali.
  4. Membaca Tahmid (Alhamdulillah) 33 kali.
  5. Membaca Takbir (Allahu Akbar) 33 kali.
  6. Menutupnya dengan membaca: "Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir."
  7. Membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255).
  8. Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas.
  9. Mengangkat tangan dan memanjatkan doa sesuai dengan hajat dan keinginan, memohon ampunan, rahmat, serta kebaikan dunia dan akhirat.

Sholat Sunnah yang Mengiringi Isya

Selain sholat fardhu, terdapat sholat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan setelah sholat Isya, yaitu:

Menunaikan sholat Isya dengan niat yang benar, tata cara yang sesuai tuntunan, dan diiringi dengan amalan sunnah, merupakan wujud ketaatan kita sebagai hamba Allah. Semoga panduan ini bermanfaat dan membantu kita semua dalam menyempurnakan ibadah sholat Isya kita, menjadikannya ibadah yang berkualitas, khusyuk, dan diterima di sisi Allah SWT. Aamiin.

🏠 Kembali ke Homepage