Panduan Bacaan Sholat Lengkap Sesuai Tuntunan NU

Ilustrasi orang sedang bersujud dalam sholat Siluet minimalis seseorang dalam posisi sujud di atas sajadah, melambangkan kekhusyuan dan kepasrahan dalam ibadah sholat.

Pendahuluan: Memahami Makna dan Kedudukan Sholat

Sholat merupakan tiang agama Islam dan menjadi rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Ia adalah bentuk komunikasi langsung seorang hamba dengan Sang Pencipta, Allah SWT. Melalui sholat, seorang Muslim tidak hanya menunaikan kewajiban, tetapi juga menemukan ketenangan jiwa, membersihkan diri dari dosa, dan memperkuat ikatan spiritualnya. Bagi warga Nahdliyin, pelaksanaan sholat berpegang teguh pada ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) yang mayoritas mengikuti madzhab Syafi'i dalam fiqihnya. Oleh karena itu, terdapat beberapa kekhasan dalam bacaan dan tata caranya yang dipegang erat dari generasi ke generasi.

Panduan ini disusun untuk memberikan pemahaman yang menyeluruh dan mendalam mengenai bacaan sholat lengkap, mulai dari persiapan sebelum sholat seperti wudhu, niat yang menjadi pondasi ibadah, setiap gerakan dan bacaan di dalamnya, hingga wirid dan doa yang dianjurkan setelah selesai menunaikan sholat. Setiap bacaan akan disajikan dalam tulisan Arab, transliterasi Latin untuk membantu pelafalan, serta terjemahan dalam Bahasa Indonesia untuk memahami maknanya. Harapannya, artikel ini dapat menjadi rujukan yang bermanfaat bagi siapa saja yang ingin memperbaiki dan menyempurnakan kualitas sholatnya sesuai dengan tuntunan yang diyakini oleh kalangan Nahdlatul Ulama (NU).

Persiapan Sebelum Sholat: Wudhu dan Niat

Kesucian adalah syarat sah sholat. Sebelum mendirikan sholat, seorang Muslim wajib bersuci dari hadas kecil dengan cara berwudhu. Wudhu bukan sekadar membasuh anggota badan, melainkan sebuah proses penyucian lahir dan batin yang penuh makna. Setiap tetes air yang membasuh diharapkan dapat menggugurkan dosa-dosa kecil.

Niat Wudhu

Niat adalah rukun pertama dalam berwudhu yang dilakukan di dalam hati bersamaan dengan saat pertama kali membasuh wajah. Berikut adalah lafadz niat wudhu:

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul wudhuu-a liraf'il hadatsil ashghari fardhal lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadas kecil, fardhu karena Allah Ta'ala."

Doa Setelah Wudhu

Setelah menyempurnakan wudhu, disunnahkan untuk membaca doa. Doa ini berisi pengakuan atas keesaan Allah dan kenabian Muhammad SAW, serta permohonan untuk dijadikan hamba yang suci dan shalih.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ، وَاجْعَلْنِيْ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ.

Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh. Allaahummaj'alnii minat tawwaabiina waj'alnii minal mutathahhiriina, waj'alnii min 'ibaadikash shaalihiin.

"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bertaubat, jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bersuci, dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih."

Lafadz Niat Sholat Fardhu Lima Waktu

Niat adalah ruh dari setiap ibadah. Niat sholat diucapkan dalam hati, namun melafadzkannya (talaffuzh) dihukumi sunnah menurut madzhab Syafi'i untuk membantu konsentrasi dan memantapkan hati. Berikut adalah lafadz niat untuk sholat fardhu lima waktu, baik saat sholat sendiri (munfarid) maupun berjamaah (sebagai imam atau makmum).

1. Niat Sholat Subuh (2 Raka'at)

Sholat Sendiri (Munfarid)

أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

Ushalli fardhash shubhi rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat fardhu Subuh dua raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta'ala."

Sebagai Makmum

أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli fardhash shubhi rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an ma'muuman lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat fardhu Subuh dua raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai makmum, karena Allah Ta'ala."

Sebagai Imam

أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli fardhash shubhi rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an imaaman lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat fardhu Subuh dua raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai imam, karena Allah Ta'ala."

2. Niat Sholat Dzuhur (4 Raka'at)

Sholat Sendiri (Munfarid)

أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

Ushalli fardhadz dzuhri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat fardhu Dzuhur empat raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta'ala."

Sebagai Makmum

أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli fardhadz dzuhri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an ma'muuman lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat fardhu Dzuhur empat raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai makmum, karena Allah Ta'ala."

Sebagai Imam

أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli fardhadz dzuhri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an imaaman lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat fardhu Dzuhur empat raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai imam, karena Allah Ta'ala."

3. Niat Sholat Ashar (4 Raka'at)

Sholat Sendiri (Munfarid)

أُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal 'ashri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat fardhu Ashar empat raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta'ala."

Sebagai Makmum

أُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal 'ashri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an ma'muuman lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat fardhu Ashar empat raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai makmum, karena Allah Ta'ala."

Sebagai Imam

أُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal 'ashri arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an imaaman lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat fardhu Ashar empat raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai imam, karena Allah Ta'ala."

4. Niat Sholat Maghrib (3 Raka'at)

Sholat Sendiri (Munfarid)

أُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal maghribi tsalaatsa raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat fardhu Maghrib tiga raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta'ala."

Sebagai Makmum

أُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal maghribi tsalaatsa raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an ma'muuman lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat fardhu Maghrib tiga raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai makmum, karena Allah Ta'ala."

Sebagai Imam

أُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal maghribi tsalaatsa raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an imaaman lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat fardhu Maghrib tiga raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai imam, karena Allah Ta'ala."

5. Niat Sholat Isya (4 Raka'at)

Sholat Sendiri (Munfarid)

أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal 'isyaa-i arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat fardhu Isya empat raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta'ala."

Sebagai Makmum

أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal 'isyaa-i arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an ma'muuman lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat fardhu Isya empat raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai makmum, karena Allah Ta'ala."

Sebagai Imam

أُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli fardhal 'isyaa-i arba'a raka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an imaaman lillaahi ta'aalaa.

"Aku niat sholat fardhu Isya empat raka'at, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai imam, karena Allah Ta'ala."

Tata Cara dan Bacaan Sholat dari Awal Hingga Akhir

Berikut ini adalah rincian setiap gerakan dan bacaan dalam sholat, yang merupakan rukun (pilar) dan sunnah yang menyempurnakannya. Memahami setiap bacaan akan membantu meningkatkan kekhusyuan (fokus dan penghayatan) dalam sholat.

1. Takbiratul Ihram

Sholat dimulai dengan Takbiratul Ihram. Gerakannya adalah mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga, seraya mengucapkan takbir. Hati berniat untuk melaksanakan sholat sesuai yang telah ditentukan. Bacaan ini adalah gerbang pembuka sholat, memisahkan urusan duniawi dengan ibadah yang sakral.

اللهُ أَكْبَرُ

Allaahu Akbar.

"Allah Maha Besar."

2. Doa Iftitah

Setelah Takbiratul Ihram, tangan bersedekap di antara dada dan pusar. Kemudian disunnahkan membaca Doa Iftitah. Doa ini adalah pembuka yang berisi pujian dan pengagungan kepada Allah SWT. Di kalangan NU, doa Iftitah yang umum dibaca adalah sebagai berikut:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.

Allaahu akbar kabiiran walhamdulillaahi katsiiran, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wamaa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.

"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus dan pasrah, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang mempersekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk golongan orang-orang muslim."

3. Membaca Surat Al-Fatihah

Membaca Al-Fatihah adalah rukun qauli (ucapan) yang wajib dibaca pada setiap raka'at. Al-Fatihah disebut sebagai Ummul Qur'an (induk Al-Qur'an) karena mengandung inti ajaran Islam. Membacanya harus dengan tartil dan benar makhrajnya. Diawali dengan ta'awudz (memohon perlindungan dari setan) dan basmalah.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآلِّيْنَ. آمِيْن.

Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin. Arrahmaanir rahiim. Maaliki yaumid diin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalliin. Aamiin.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Kabulkanlah."

4. Membaca Surat Pendek Al-Qur'an

Setelah Al-Fatihah pada raka'at pertama dan kedua, disunnahkan membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Pemilihan surat bisa disesuaikan dengan hafalan masing-masing. Contoh surat yang sering dibaca adalah Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.

5. Ruku' dengan Tuma'ninah

Setelah selesai membaca surat, angkat tangan seperti takbiratul ihram sambil mengucapkan "Allahu Akbar", lalu membungkuk untuk ruku'. Punggung dan kepala lurus sejajar, pandangan mata ke tempat sujud, dan kedua telapak tangan memegang lutut. Tuma'ninah (berhenti sejenak hingga badan tenang) dalam ruku' adalah rukun. Bacaannya adalah:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

Subhaana rabbiyal 'adziimi wa bihamdih. (Dibaca 3 kali)

"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya."

6. I'tidal dengan Tuma'ninah

Bangun dari ruku' untuk berdiri tegak, disebut I'tidal. Gerakan ini dilakukan sambil mengangkat kedua tangan dan membaca:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Sami'allaahu liman hamidah.

"Allah mendengar orang yang memuji-Nya."

Setelah berdiri tegak sempurna (tuma'ninah), lanjutkan dengan membaca:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ اْلأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Rabbanaa lakal hamdu mil'us samaawaati wa mil'ul ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du.

"Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu."

7. Doa Qunut (Khusus Sholat Subuh)

Menurut madzhab Syafi'i yang dianut oleh mayoritas warga NU, membaca doa qunut pada raka'at kedua sholat Subuh setelah I'tidal hukumnya adalah sunnah muakkad (sangat dianjurkan). Berikut adalah bacaan Doa Qunut:

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Allaahummahdinii fiiman hadaiit, wa 'aafinii fiiman 'aafaiit, wa tawallanii fiiman tawallaiit, wa baarik lii fiimaa a'thaiit, wa qinii syarra maa qadhaiit, fa innaka taqdhii wa laa yuqdhaa 'alaiik, wa innahu laa yadzillu man waalaiit, wa laa ya'izzu man 'aadaiit, tabaarakta rabbanaa wa ta'aalait, fa lakal hamdu 'alaa maa qadhaiit, wa astaghfiruka wa atuubu ilaiik, wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadinin nabiyyil ummiyyi wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

"Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan sebagaimana orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku sebagaimana orang yang telah Engkau pimpin. Berkahilah aku pada apa yang telah Engkau berikan. Selamatkanlah aku dari keburukan yang telah Engkau tetapkan. Sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan yang dihukum. Sesungguhnya tidak akan hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi. Bagi-Mu segala puji atas apa yang Engkau tetapkan. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, nabi yang ummi, beserta keluarga dan para sahabatnya."

8. Sujud dengan Tuma'ninah

Setelah I'tidal, turun untuk sujud sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Sujud adalah puncak ketundukan seorang hamba. Tujuh anggota badan menyentuh lantai: dahi (dan hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki. Bacaan saat sujud adalah:

سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Subhaana rabbiyal a'laa wa bihamdih. (Dibaca 3 kali)

"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya."

9. Duduk di Antara Dua Sujud

Bangun dari sujud pertama untuk duduk (disebut duduk iftirasy) sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Kaki kiri diduduki dan telapak kaki kanan ditegakkan. Posisi ini juga harus dilakukan dengan tuma'ninah, sambil membaca doa yang sangat indah ini:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii.

"Ya Tuhanku, ampunilah aku, sayangilah aku, cukupkanlah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku."

10. Sujud Kedua

Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama, dengan bacaan yang sama. Setelah itu, bangun untuk raka'at berikutnya. Jika ini adalah raka'at terakhir, maka lanjut ke tasyahud akhir. Jika raka'at kedua (pada sholat 3 atau 4 raka'at), maka lanjut ke tasyahud awal.

11. Tasyahud (Tahiyat) Awal

Pada akhir raka'at kedua (dalam sholat Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya), lakukan duduk iftirasy seperti duduk di antara dua sujud. Bacaan Tasyahud Awal adalah sebagai berikut:

اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammad.

"Segala kehormatan, keberkahan, rahmat, dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan tercurah kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad."

12. Tasyahud (Tahiyat) Akhir

Pada raka'at terakhir, posisi duduknya adalah tawarruk (kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan duduk di atas lantai). Bacaannya adalah bacaan tasyahud awal yang dilanjutkan dengan shalawat Ibrahimiyah:

اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammad, wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad. Kamaa shallaita 'alaa sayyidinaa ibraahiim, wa 'alaa aali sayyidinaa ibraahiim. Wa baarik 'alaa sayyidinaa muhammad, wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad. Kamaa baarakta 'alaa sayyidinaa ibraahiim, wa 'alaa aali sayyidinaa ibraahiim, fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.

"Segala kehormatan, keberkahan, rahmat, dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tercurah kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan tercurah kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad. Sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Dan limpahkanlah berkah kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad. Sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Di seluruh alam, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia."

13. Salam

Sholat diakhiri dengan mengucapkan salam, menoleh ke kanan terlebih dahulu, lalu ke kiri. Salam adalah doa keselamatan yang kita tebarkan, sekaligus penutup ibadah sholat.

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Assalaamu 'alaikum warahmatullaah.

"Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah kepadamu."

Dzikir dan Wirid Setelah Sholat

Setelah selesai sholat, jangan terburu-buru beranjak. Luangkan waktu sejenak untuk berdzikir dan berdoa, karena ini adalah waktu yang mustajab. Berdzikir adalah cara kita mengingat dan mengagungkan Allah, sementara berdoa adalah saat kita memohon dan berkeluh kesah kepada-Nya. Rangkaian dzikir setelah sholat yang lazim diamalkan di kalangan NU adalah sebagai berikut:

1. Istighfar (3 kali)

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullaahal 'adziim, alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih.

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya."

2. Tahlil Singkat

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadiir. (Dibaca 3 atau 10 kali)

"Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

3. Doa Memohon Perlindungan

اَللَّهُمَّ أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ

Allaahumma ajirnaa minan naar. (Dibaca 7 kali setelah Subuh dan Maghrib)

"Ya Allah, lindungilah kami dari api neraka."

4. Doa Keselamatan

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, wa ilaika ya'uudus salaam, fahayyinaa rabbanaa bis salaam, wa adkhilnal jannata daaros salaam, tabaarakta rabbanaa wa ta'aalaita yaa dzal jalaali wal ikraam.

"Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Maha Pemberi Keselamatan), dari-Mu keselamatan, dan kepada-Mu kembali keselamatan. Maka hidupkanlah kami wahai Tuhan kami dengan selamat, dan masukkanlah kami ke dalam surga, negeri keselamatan. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi, wahai Dzat pemilik keagungan dan kemuliaan."

5. Membaca Tasbih, Tahmid, dan Takbir (masing-masing 33 kali)

سُبْحَانَ اللهِ

Subhanallah. (33 kali)

"Maha Suci Allah."

اَلْحَمْدُ ِللهِ

Alhamdulillah. (33 kali)

"Segala puji bagi Allah."

اللهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar. (33 kali)

"Allah Maha Besar."

6. Penyempurna Dzikir

Setelah selesai Tasbih, Tahmid, dan Takbir, digenapkan menjadi 100 dengan membaca tahlil panjang:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ.

Allahu akbar kabiirow walhamdulillaahi katsiirow wasubhaanalloohi bukrotaw wa'ashiilaa. Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadiir. Wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adziim.

"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang. Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan tiada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."

7. Membaca Ayat Kursi

Membaca Ayat Kursi setelah sholat memiliki keutamaan yang sangat besar, di antaranya adalah dijaga oleh Allah hingga sholat berikutnya.

اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ، لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.

Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw walaa nauum, lahuu maa fissamaawaati wamaa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wamaa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya'uuduhuu hifdzuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'adziim.

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

Contoh Doa Komprehensif Setelah Sholat

Setelah selesai berdzikir, panjatkanlah doa kepada Allah SWT. Berdoalah dengan penuh harap dan kerendahan hati, menggunakan bahasa yang paling kita pahami. Berikut adalah salah satu contoh doa yang mencakup berbagai permohonan, yang bisa dibaca atau dijadikan inspirasi.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ, إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin, hamdan yuwaafii ni'amahu wa yukaafi'u maziidah. Yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhikal kariim wa 'adziimi sulthaanik. Allaahumma shalli wa sallim 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad.

Allaahumma rabbanaa taqabbal minnaa shalaatanaa wa shiyaamanaa wa rukoo'anaa wa sujuudanaa wa qu'uudanaa wa tadharru'anaa wa takhasysyu'anaa wa ta'abbudanaa wa tammim taqshiiranaa yaa allaah yaa rabbal 'aalamiin.

Rabbanaghfirlanaa waliwaalidiinaa walimasyaayikhinaa walijamii'il muslimiina wal muslimaat wal mu'miniina wal mu'minaat al-ahyaa'i minhum wal amwaat, innaka samii'un qariibun mujiibud da'awaat.

Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa illam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin. Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar. Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillaahi rabbil 'aalamiin.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dengan pujian yang sebanding dengan nikmat-Nya dan mencukupi tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya."

"Ya Allah, Tuhan kami, terimalah dari kami sholat kami, puasa kami, ruku' kami, sujud kami, duduk kami, kerendahan hati kami, kekhusyuan kami, dan ibadah kami. Dan sempurnakanlah kekurangan kami, ya Allah, ya Tuhan semesta alam."

"Wahai Tuhan kami, ampunilah kami, kedua orang tua kami, guru-guru kami, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Dekat, lagi Maha Mengabulkan segala doa."

"Wahai Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi. Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."

Penutup: Meraih Kekhusyuan dalam Sholat

Sholat yang sempurna bukan hanya tentang gerakan yang benar dan hafalan bacaan yang lancar. Lebih dari itu, sholat adalah tentang menghadirkan hati dan jiwa di hadapan Allah SWT. Kekhusyuan adalah kunci untuk merasakan manisnya ibadah dan mendapatkan manfaat spiritual dari sholat. Dengan memahami setiap makna dari bacaan yang kita ucapkan, dari niat hingga salam, kita dapat membangun koneksi yang lebih dalam dengan Sang Pencipta.

Semoga panduan ini dapat menjadi wasilah untuk kita semua, khususnya warga Nahdliyin, dalam menyempurnakan ibadah sholat kita sehari-hari. Teruslah belajar, memperbaiki, dan yang terpenting, mengamalkan sholat dengan istiqomah, karena sesungguhnya sholat adalah cahaya yang akan menerangi kehidupan kita di dunia dan di akhirat.

🏠 Kembali ke Homepage