Panduan Lengkap Bacaan Sholat Subuh dari Niat Hingga Salam

Sholat Subuh adalah salah satu dari lima sholat wajib yang memiliki keutamaan luar biasa. Dilaksanakan di waktu fajar, saat pergantian antara gelapnya malam dan terangnya siang, sholat ini menjadi penanda awal aktivitas seorang muslim. Keistimewaannya terletak pada waktu pelaksanaannya yang menuntut perjuangan melawan kantuk, serta disaksikan langsung oleh para malaikat. Memahami setiap bacaan dan gerakannya secara mendalam akan menambah kekhusyukan dan kesempurnaan ibadah kita. Artikel ini akan mengupas tuntas setiap tahapan sholat Subuh, mulai dari niat yang terpatri di hati hingga ucapan salam penutup, disertai dengan penjelasan maknanya agar kita dapat meresapi setiap momen koneksi dengan Sang Pencipta.

Persiapan Penting Sebelum Memulai Sholat

Sebelum kita memasuki inti dari sholat, ada beberapa langkah persiapan yang tidak boleh diabaikan. Persiapan ini bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari adab dan syarat sahnya sholat. Ia berfungsi untuk membersihkan diri secara lahir dan batin, serta memfokuskan hati dan pikiran semata-mata untuk menghadap Allah SWT.

1. Berwudhu: Mensucikan Diri Lahir dan Batin

Wudhu adalah syarat mutlak sahnya sholat. Ia adalah proses mensucikan diri dari hadas kecil dengan membasuh anggota tubuh tertentu. Lebih dari sekadar pembersihan fisik, wudhu memiliki makna spiritual yang mendalam, yakni menggugurkan dosa-dosa kecil yang melekat pada anggota tubuh yang dibasuh. Lakukanlah wudhu dengan tenang, tertib, dan sempurna, sambil meresapi doa-doa yang menyertainya.

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki..." (QS. Al-Ma'idah: 6)

Setelah menyempurnakan wudhu, disunnahkan untuk membaca doa. Doa ini adalah bentuk pengakuan atas keesaan Allah dan kenabian Muhammad SAW, serta permohonan untuk dijadikan hamba yang senantiasa bersih dan shaleh.

Doa Setelah Wudhu

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهم اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh. Allahummaj'alnii minat tawwaabiina waj'alnii minal mutathahhiriin.

"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mensucikan diri."

2. Menghadap Kiblat: Menyatukan Arah Hati

Berdiri tegak menghadap Kiblat (Ka'bah di Masjidil Haram, Mekkah) adalah syarat sah sholat berikutnya. Ini adalah simbol persatuan umat Islam di seluruh dunia. Di manapun kita berada, hati dan arah sholat kita tertuju pada satu titik yang sama. Ini mengajarkan kita tentang kesatuan, disiplin, dan ketaatan kepada perintah Allah.

3. Niat: Kunci Utama Diterimanya Amalan

Niat adalah fondasi dari segala ibadah. Tempatnya ada di dalam hati, dan ia adalah yang membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, serta antara ibadah dengan kebiasaan. Niat sholat Subuh harus terlintas di dalam hati tepat saat kita akan mengangkat tangan untuk takbiratul ihram. Meskipun dilafadzkan (diucapkan) hukumnya sunnah menurut sebagian ulama untuk membantu memantapkan hati, yang terpenting adalah niat yang tulus di dalam sanubari.

Berikut adalah lafadz niat sholat Subuh yang bisa diucapkan untuk memantapkan hati:

Niat Sholat Subuh Sendirian (Munfarid)

أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhas subhi rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aala.

"Aku niat sholat fardhu Subuh dua rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, karena Allah Ta'ala."

Niat Sholat Subuh Sebagai Ma'mum (Mengikuti Imam)

أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhas subhi rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa'an ma'muuman lillaahi ta'aala.

"Aku niat sholat fardhu Subuh dua rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai ma'mum, karena Allah Ta'ala."

Niat Sholat Subuh Sebagai Imam

أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli fardhas subhi rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa'an imaaman lillaahi ta'aala.

"Aku niat sholat fardhu Subuh dua rakaat, menghadap kiblat, tepat waktu, sebagai imam, karena Allah Ta'ala."

Rakaat Pertama: Membuka Pintu Komunikasi

Rakaat pertama adalah gerbang pembuka dialog kita dengan Allah. Dimulai dengan takbir yang mengagungkan-Nya, kita menanggalkan segala urusan duniawi dan memfokuskan seluruh jiwa raga hanya kepada-Nya.

1. Takbiratul Ihram: Mengagungkan Allah di Atas Segalanya

Gerakan ini dilakukan dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga (bagi laki-laki) atau dada (bagi perempuan) seraya mengucapkan "Allahu Akbar". Takbiratul Ihram disebut "ihram" karena setelah mengucapkannya, segala hal yang membatalkan sholat menjadi haram (terlarang) untuk dilakukan. Ini adalah deklarasi bahwa "Allah Maha Besar", lebih besar dari segala masalah, kesibukan, dan kekhawatiran kita. Saat mengangkat tangan, kita seolah-olah melempar semua urusan dunia ke belakang punggung dan menghadapkan diri sepenuhnya kepada Sang Khaliq.

اللهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar.

"Allah Maha Besar."

2. Doa Iftitah: Doa Pembuka yang Penuh Pujian

Setelah takbiratul ihram dan meletakkan tangan di atas dada (tangan kanan di atas tangan kiri), disunnahkan membaca doa iftitah. Ada beberapa versi doa iftitah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Membaca salah satunya adalah sebuah sunnah yang sangat dianjurkan. Doa ini berisi pujian, pengagungan, dan penyerahan diri secara total kepada Allah.

Doa iftitah adalah pengakuan seorang hamba akan kebesaran Tuhannya dan kelemahan dirinya, sebuah prolog yang indah sebelum memulai dialog utama melalui Al-Fatihah.

Berikut adalah salah satu bacaan doa iftitah yang paling umum:

Bacaan Doa Iftitah

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Allahu akbar kabiiro, walhamdulillahi katsiiro, wa subhanallahi bukrotaw wa'ashiila. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samaawaati wal ardho haniifam muslimaw wamaa anaa minal musyrikiin. Inna sholaati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi robbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzalika umirtu wa anaa minal muslimiin.

"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan tulus dan berserah diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk golongan orang-orang muslim."

3. Membaca Surat Al-Fatihah: Dialog Inti dengan Allah

Membaca surat Al-Fatihah adalah rukun (pilar) sholat yang tidak boleh ditinggalkan. Setiap ayatnya adalah sebuah dialog antara hamba dengan Tuhannya. Surat ini disebut juga "Ummul Kitab" (induk Al-Qur'an) karena mencakup seluruh inti ajaran Islam. Mari kita resapi setiap ayatnya:

Surat Al-Fatihah

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillaahir rahmaanir rahiim.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin.

"Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam."

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Ar-rahmaanir rahiim.

"Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang."

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ

Maaliki yaumid diin.

"Pemilik hari pembalasan."

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ

Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin.

"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan."

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ

Ihdinash shiraathal mustaqiim.

"Tunjukilah kami jalan yang lurus."

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ

Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalliin.

"(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."

Setelah selesai membaca Al-Fatihah, ucapkan "Aamiin" yang berarti "Kabulkanlah, ya Allah".

4. Membaca Surat Pendek

Setelah Al-Fatihah, disunnahkan untuk membaca surat atau beberapa ayat dari Al-Qur'an. Pada sholat Subuh, disunnahkan untuk membaca surat-surat yang agak panjang dari golongan "tiwal al-mufassal", namun membaca surat pendek pun tetap sah dan baik.

5. Ruku': Tunduk Mengagungkan-Nya

Setelah selesai membaca surat pendek, angkat kembali kedua tangan seperti takbiratul ihram sambil mengucapkan "Allahu Akbar", lalu membungkuk untuk ruku'. Posisi ruku' yang sempurna adalah punggung lurus sejajar dengan lantai, kepala sejajar dengan punggung, dan kedua telapak tangan memegang lutut. Ruku' adalah simbol ketundukan dan pengagungan seorang hamba. Dalam posisi ini, kita memuji keagungan Allah.

Bacaan Saat Ruku' (Dibaca 3 kali)

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

Subhaana rabbiyal 'adziimi wa bihamdih.

"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan memuji-Nya."

Ketenangan dalam ruku' atau disebut *tuma'ninah* sangat penting. Jangan terburu-buru, rasakan setiap detik dalam posisi ini sebagai bentuk penghormatan kita kepada Allah.

6. I'tidal: Bangkit dengan Pujian

Bangkit dari ruku' untuk berdiri tegak kembali, gerakan ini disebut i'tidal. Saat bangkit, angkat kedua tangan sambil mengucapkan:

Bacaan Bangkit dari Ruku'

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Sami'allaahu liman hamidah.

"Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya."

Setelah berdiri tegak sempurna, lanjutkan dengan membaca pujian. Pujian ini adalah respon kita setelah Allah menyatakan "mendengar" pujian kita. Ini adalah dialog yang sangat indah.

Bacaan Saat I'tidal

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Rabbanaa lakal hamdu mil'us samaawaati wa mil'ul ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du.

"Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu."

7. Sujud: Puncak Ketundukan Hamba

Dari posisi i'tidal, turunlah untuk bersujud sambil mengucapkan "Allahu Akbar". Sujud adalah posisi terdekat seorang hamba dengan Tuhannya. Dalam sujud, kita meletakkan tujuh anggota badan ke tanah: dahi (bersama hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Ini adalah simbol perendahan diri yang paling puncak. Dalam posisi ini, kita mensucikan Allah Yang Maha Tinggi.

Bacaan Saat Sujud (Dibaca 3 kali)

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Subhaana rabbiyal a'laa wa bihamdih.

"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan memuji-Nya."

Manfaatkan momen sujud untuk memperbanyak doa, karena ini adalah salah satu waktu mustajab untuk berdoa. Lakukan dengan *tuma'ninah*, jangan tergesa-gesa.

8. Duduk di Antara Dua Sujud: Memohon Rahmat-Nya

Bangkit dari sujud pertama sambil mengucapkan "Allahu Akbar", lalu duduklah dengan posisi duduk *iftirasy* (menduduki telapak kaki kiri dan menegakkan telapak kaki kanan). Posisi ini bukan sekadar jeda, melainkan sebuah kesempatan emas untuk memanjatkan doa yang sangat komprehensif, mencakup permohonan ampunan, kasih sayang, rezeki, hingga petunjuk.

Bacaan Saat Duduk di Antara Dua Sujud

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

Rabbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa'nii, warzuqnii, wahdinii, wa'aafinii, wa'fu 'annii.

"Ya Tuhanku, ampunilah aku, sayangilah aku, cukupkanlah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku."

9. Sujud Kedua

Setelah selesai membaca doa tersebut, lakukan sujud kedua dengan gerakan dan bacaan yang sama persis seperti sujud pertama. Setelah sujud kedua, bangkitlah untuk berdiri memulai rakaat kedua sambil mengucapkan "Allahu Akbar".

Rakaat Kedua: Penyempurna dengan Doa Qunut

Rakaat kedua sholat Subuh memiliki struktur yang sama dengan rakaat pertama, namun dengan tambahan Doa Qunut yang menjadi ciri khasnya, terutama bagi penganut mazhab Syafi'i. Doa ini dibaca pada posisi i'tidal setelah ruku'.

Langkah-langkah pada rakaat kedua adalah sebagai berikut:

  1. Berdiri dari sujud, langsung membaca Surat Al-Fatihah.
  2. Membaca surat pendek dari Al-Qur'an.
  3. Melakukan Ruku' dengan bacaan yang sama.
  4. Bangkit untuk I'tidal dengan bacaan yang sama. Nah, di sinilah letak perbedaan utamanya. Setelah membaca doa i'tidal, jangan langsung sujud, tetapi bacalah Doa Qunut.

Doa Qunut: Permohonan Komprehensif di Waktu Fajar

Qunut secara bahasa berarti 'berdiri lama', 'diam', atau 'doa'. Doa Qunut yang dibaca pada sholat Subuh adalah sunnah mu'akkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) dalam mazhab Syafi'i. Doa ini berisi permohonan petunjuk, perlindungan, keberkahan, dan pujian kepada Allah SWT.

Doa Qunut adalah untaian permohonan seorang hamba di waktu yang paling istimewa, waktu fajar, memohon kebaikan dunia dan akhirat sebelum memulai hari.

Bacaan Lengkap Doa Qunut

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Allahummahdinii fiiman hadaiit, wa 'aafinii fiiman 'aafaiit, wa tawallanii fiiman tawallaiit, wa baarik lii fiimaa a'thaiit, wa qinii syarra maa qadhaiit, fa innaka taqdhii wa laa yuqdhaa 'alaiik, wa innahu laa yadzillu man waalaiit, wa laa ya'izzu man 'aadaiit, tabaarakta rabbanaa wa ta'aalait, fa lakal hamdu 'alaa maa qadhaiit, astaghfiruka wa atuubu ilaiik, wa shallallahu 'alaa sayyidinaa muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

"Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama orang-orang yang telah Engkau pimpin. Berkahilah aku pada apa yang telah Engkau berikan. Selamatkanlah aku dari keburukan yang telah Engkau tetapkan. Sesungguhnya Engkaulah yang menentukan dan tidak ada yang menentukan atas-Mu. Sesungguhnya tidak akan hina orang yang Engkau bela. Dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau. Bagi-Mu segala puji atas apa yang Engkau tetapkan. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu. Semoga Allah memberikan rahmat dan keselamatan atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya."

Setelah selesai membaca Doa Qunut, lanjutkan gerakan sholat dengan melakukan Sujud Pertama, Duduk di Antara Dua Sujud, dan Sujud Kedua seperti pada rakaat pertama.

Tasyahud Akhir: Penghormatan dan Doa Penutup

Setelah sujud kedua pada rakaat kedua, kita akan melakukan duduk tasyahud (tahiyat) akhir. Posisinya adalah duduk *tawarruk*, yaitu dengan memasukkan kaki kiri ke bawah kaki kanan, dan menegakkan telapak kaki kanan, sementara pantat menempel langsung ke lantai. Dalam posisi ini, kita membaca serangkaian doa yang agung.

Bacaan Tasyahud (Tahiyat) Akhir

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ. السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

At-tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadar rasuulullah.

"Segala penghormatan, keberkahan, shalawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga keselamatan tercurah atasmu, wahai Nabi, begitu pula rahmat dan berkah-Nya. Semoga keselamatan tercurah atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."

Setelah itu, dilanjutkan dengan membaca shalawat Ibrahimiyah, yaitu shalawat terbaik yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW.

Bacaan Shalawat Ibrahimiyah

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad, kamaa shollaita 'alaa sayyidinaa Ibraahim wa 'alaa aali sayyidinaa Ibraahim, wa baarik 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad, kamaa baarakta 'alaa sayyidinaa Ibraahim wa 'alaa aali sayyidinaa Ibraahim, fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim. Dan limpahkanlah berkah kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim di seluruh alam. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia."

Sebelum salam, disunnahkan untuk membaca doa memohon perlindungan dari empat perkara besar.

Doa Perlindungan Sebelum Salam

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Allahumma inni a'udzubika min 'adzabi jahannam, wa min 'adzabil qobri, wa min fitnatil mahya wal mamat, wa min syarri fitnatil masihid dajjal.

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal."

Salam: Menebar Kedamaian sebagai Penutup

Sholat diakhiri dengan mengucapkan salam, sebuah doa keselamatan dan rahmat yang kita tebarkan ke sekeliling kita. Gerakannya adalah menolehkan kepala ke kanan hingga pipi terlihat dari belakang, lalu mengucapkan salam. Kemudian, menoleh ke kiri dengan gerakan dan ucapan yang sama.

Salam bukan hanya akhir dari sholat, tetapi awal dari implementasi nilai-nilai sholat dalam kehidupan sehari-hari: menebar kedamaian, rahmat, dan keberkahan bagi semesta alam.

Bacaan Salam

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Assalaamu 'alaikum wa rahmatullah.

"Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah atas kalian."

Dengan mengucapkan salam, maka selesailah rangkaian sholat Subuh kita. Namun, ibadah tidak berhenti di situ. Sangat dianjurkan untuk melanjutkan dengan berdzikir dan berdoa, sebagai bentuk rasa syukur dan untuk menyempurnakan ibadah yang baru saja kita laksanakan. Semoga panduan ini bermanfaat dan membantu kita semua dalam meningkatkan kualitas sholat Subuh kita. Aamiin.

🏠 Kembali ke Homepage