Makna dan Keistimewaan Sholat Tasbih
Sholat Tasbih bukan sekadar sholat sunnah biasa. Ia adalah sebuah "pabrik" dzikir yang terintegrasi dalam gerakan sholat. Setiap rakaatnya dipenuhi dengan 75 kali untaian kalimat mulia yang menegaskan kesucian Allah, pujian bagi-Nya, pengesaan-Nya, dan pengagungan-Nya. Total 300 tasbih dalam empat rakaat menjadi simbol permohonan ampun yang mendalam dan menyeluruh, seolah-olah seorang hamba datang menghadap Tuhannya dengan membawa 300 permata dzikir sebagai tebusan atas segala khilaf dan dosa.
Keistimewaannya terletak pada hadis yang menjadi dasarnya, yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda kepada Abbas bin Abdul Muthalib:
"Wahai Abbas, pamanku, maukah engkau aku beri? Maukah engkau aku anugerahi? Maukah engkau aku kasih? Maukah engkau aku ajari sepuluh macam kebaikan yang dapat menghapus sepuluh macam dosa? Jika engkau melakukannya, Allah akan mengampuni dosamu: yang awal dan yang akhir, yang lama dan yang baru, yang tidak disengaja dan yang disengaja, yang kecil dan yang besar, yang tersembunyi dan yang terang-terangan..."
Dari petikan hadis ini, jelas terlihat bahwa Sholat Tasbih adalah sarana agung untuk meraih ampunan total (maghfirah) dari Allah SWT. Ia menjadi kesempatan emas bagi setiap muslim untuk membersihkan catatan amalnya dan memulai lembaran baru yang lebih suci.
Hukum Melaksanakan Sholat Tasbih
Mengenai hukum pelaksanaannya, para ulama memiliki beberapa pandangan. Mayoritas ulama, termasuk dari kalangan mazhab Syafi'i, berpendapat bahwa Sholat Tasbih hukumnya adalah sunnah atau mustahab (dianjurkan). Mereka berpegang pada hadis yang telah disebutkan di atas dan menganggapnya sebagai amalan yang baik untuk dikerjakan (fadla'ilul a'mal).
Ulama besar seperti Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya' Ulumiddin dan Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar sangat menganjurkan pelaksanaan sholat ini. Mereka memandangnya sebagai sebuah tradisi baik yang diwariskan oleh orang-orang saleh terdahulu. Di sisi lain, ada sebagian kecil ulama yang memandang hadis tentang Sholat Tasbih memiliki kelemahan (dha'if). Namun, pendapat yang lebih kuat dan banyak diikuti adalah yang menganjurkannya, mengingat keutamaannya yang sangat besar dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah dan memohon ampunan-Nya.
Waktu Terbaik Pelaksanaan Sholat Tasbih
Sholat Tasbih dapat dikerjakan kapan saja, baik siang maupun malam hari, selama tidak pada waktu-waktu yang diharamkan untuk sholat. Waktu terlarang tersebut antara lain:
- Setelah sholat Subuh hingga matahari terbit setinggi tombak.
- Ketika matahari tepat berada di tengah (waktu istiwa'), kecuali pada hari Jumat.
- Setelah sholat Ashar hingga matahari terbenam sempurna.
Meskipun bisa dikerjakan kapan saja, ada waktu-waktu yang dianggap lebih utama. Rasulullah SAW dalam hadisnya menyarankan, "Jika engkau mampu, kerjakanlah setiap hari. Jika tidak, maka setiap Jumat. Jika tidak, maka setiap bulan. Jika tidak, maka setiap tahun. Dan jika tidak mampu juga, maka sekali seumur hidup."
Banyak ulama dan orang-orang saleh yang gemar melaksanakannya pada malam-malam istimewa, seperti malam Jumat, malam Nisfu Sya'ban, atau pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan untuk memburu Lailatul Qadar. Melaksanakannya di malam hari seringkali lebih dianjurkan karena suasana yang lebih hening dan khusyuk.
Bacaan Inti Sholat Tasbih
Inti dan pembeda sholat ini dari sholat lainnya adalah bacaan tasbihnya. Bacaan ini diulang-ulang pada setiap perpindahan rukun sholat. Lafal tasbih yang dibaca adalah:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Subhanallahi wal hamdulillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar.
"Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar."
Beberapa riwayat menyarankan untuk menambahkan lafal "Laa haula walaa quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhiim" setelahnya, namun bacaan di atas adalah yang paling umum dan dianggap cukup.
Tata Cara Lengkap Sholat Tasbih 4 Rakaat
Sholat Tasbih dilaksanakan sebanyak 4 rakaat. Terdapat dua cara utama dalam melaksanakannya:
- Empat rakaat dengan satu kali salam. Ini dilakukan jika sholat dikerjakan pada siang hari, dengan satu tasyahud akhir di rakaat keempat.
- Empat rakaat dengan dua kali salam. Ini dilakukan dengan mengerjakan dua rakaat terlebih dahulu, lalu salam. Kemudian berdiri lagi untuk mengerjakan dua rakaat berikutnya dan diakhiri dengan salam. Cara ini lebih dianjurkan, terutama jika dikerjakan pada malam hari, karena sholat sunnah malam yang paling utama adalah dua rakaat-dua rakaat. Cara ini juga lebih mudah untuk menjaga hitungan tasbih.
Berikut adalah panduan langkah demi langkah yang detail, dengan asumsi kita menggunakan cara kedua (dua rakaat, salam, lalu dua rakaat lagi) yang lebih umum dan mudah diikuti.
1. Niat Sholat Tasbih
Niat adalah rukun pertama dan terpenting. Niat dilakukan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Lafal niat berikut dapat diucapkan untuk memantapkan hati.
Niat untuk 2 Rakaat (dilakukan dua kali):
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّسْبِيْحِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tasbiihi rak'ataini lillaahi ta'aalaa.
"Aku niat sholat sunnah Tasbih dua rakaat karena Allah Ta'ala."
2. Rincian Pelaksanaan per Rakaat (Total 300 Tasbih)
Setiap rakaat dalam Sholat Tasbih terdiri dari 75 kali bacaan tasbih. Jadi, untuk empat rakaat, totalnya adalah 75 x 4 = 300 tasbih. Berikut rincian penempatan bacaan tasbih tersebut:
Rakaat Pertama
-
Takbiratul Ihram dan Doa Iftitah.
Setelah melafalkan niat dalam hati, lakukan Takbiratul Ihram (mengangkat tangan sambil mengucapkan "Allahu Akbar"). Kemudian, baca doa Iftitah seperti biasa. -
Membaca Al-Fatihah dan Surah Pendek.
Lanjutkan dengan membaca Surah Al-Fatihah, lalu membaca surah pendek dari Al-Qur'an. Tidak ada surah khusus yang diwajibkan, namun sebagian ulama menyarankan membaca surah At-Takatsur pada rakaat pertama. -
Membaca Tasbih 15 Kali (Setelah Surah, Sebelum Ruku').
Setelah selesai membaca surah pendek dan masih dalam posisi berdiri, bacalah kalimat tasbih sebanyak 15 kali. -
Ruku' dan Membaca Tasbih 10 Kali.
Lakukan ruku'. Bacalah bacaan ruku' seperti biasa ("Subhaana rabbiyal 'adziimi wa bihamdih" 3x), kemudian lanjutkan dengan membaca kalimat tasbih sebanyak 10 kali. -
I'tidal dan Membaca Tasbih 10 Kali.
Bangkit dari ruku' untuk i'tidal. Bacalah bacaan i'tidal ("Sami'allaahu liman hamidah, rabbanaa lakal hamdu..."), kemudian lanjutkan dengan membaca kalimat tasbih sebanyak 10 kali. -
Sujud Pertama dan Membaca Tasbih 10 Kali.
Lakukan sujud. Bacalah bacaan sujud seperti biasa ("Subhaana rabbiyal a'laa wa bihamdih" 3x), kemudian lanjutkan dengan membaca kalimat tasbih sebanyak 10 kali. -
Duduk di Antara Dua Sujud dan Membaca Tasbih 10 Kali.
Bangkit dari sujud untuk duduk di antara dua sujud. Bacalah bacaan seperti biasa ("Rabbighfirlii warhamnii..."), kemudian lanjutkan dengan membaca kalimat tasbih sebanyak 10 kali. -
Sujud Kedua dan Membaca Tasbih 10 Kali.
Lakukan sujud kedua. Bacalah bacaan sujud seperti biasa, kemudian lanjutkan dengan membaca kalimat tasbih sebanyak 10 kali. -
Duduk Istirahat dan Membaca Tasbih 10 Kali.
Setelah sujud kedua, sebelum berdiri untuk rakaat kedua, duduklah sejenak (duduk istirahat). Dalam posisi ini, bacalah kalimat tasbih sebanyak 10 kali.
Total Tasbih Rakaat Pertama: 15 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10 = 75 Kali.
Rakaat Kedua
Rakaat kedua dilaksanakan sama persis dengan rakaat pertama, dimulai dari berdiri membaca Al-Fatihah hingga sujud kedua. Sebagian ulama menyarankan membaca surah Al-'Asr pada rakaat ini.
- Berdiri, Baca Al-Fatihah dan Surah Pendek.
- Membaca Tasbih 15 Kali (Setelah Surah, Sebelum Ruku').
- Ruku' dan Membaca Tasbih 10 Kali.
- I'tidal dan Membaca Tasbih 10 Kali.
- Sujud Pertama dan Membaca Tasbih 10 Kali.
- Duduk di Antara Dua Sujud dan Membaca Tasbih 10 Kali.
- Sujud Kedua dan Membaca Tasbih 10 Kali.
-
Tasyahud Akhir (tanpa membaca tasbih lagi).
Setelah sujud kedua, langsung duduk untuk tasyahud akhir. Baca bacaan tasyahud akhir hingga selesai, termasuk shalawat Ibrahimiyah. Tidak ada bacaan tasbih tambahan di sini. -
Salam.
Akhiri dua rakaat pertama dengan salam ke kanan dan ke kiri.
Total Tasbih Rakaat Kedua: 15 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10 + 10 = 75 Kali.
Setelah selesai dua rakaat pertama, berdirilah kembali untuk melaksanakan dua rakaat berikutnya dengan tata cara yang sama persis. Mulai dari niat lagi (dalam hati), takbiratul ihram, hingga salam di akhir rakaat keempat. Dengan demikian, Anda akan menyelesaikan total 4 rakaat dengan 300 kali bacaan tasbih.
Bagaimana Jika Lupa Hitungan Tasbih?
Lupa dalam menghitung adalah hal yang manusiawi. Jika Anda ragu-ragu mengenai jumlah tasbih yang telah dibaca (misalnya, antara 8 atau 9 kali), maka ambillah hitungan yang paling sedikit (dalam contoh ini, 8) dan lanjutkan hingga mencapai jumlah yang seharusnya. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqih untuk mengambil keyakinan yang lebih rendah saat ragu. Yang terpenting adalah menjaga kekhusyukan dan tidak membiarkan keraguan merusak ibadah.
Doa Setelah Sholat Tasbih
Setelah menyelesaikan empat rakaat Sholat Tasbih, sangat dianjurkan untuk tidak langsung beranjak pergi. Luangkan waktu untuk berdzikir dan memanjatkan doa. Ada beberapa doa yang diriwayatkan dan dianjurkan oleh para ulama untuk dibaca setelah sholat ini. Salah satu doa yang paling populer adalah sebagai berikut:
اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ تَوْفِيْقَ أَهْلِ الْهُدَى وَأَعْمَالَ أَهْلِ الْيَقِينِ وَمُنَاصَحَةَ أَهْلِ التَّوْبَةِ وَعَزْمَ أَهْلِ الصَّبْرِ وَوَجَلَ أَهْلِ الْخَشْيَةِ وَطَلَبَ أَهْلِ الرَّغْبَةِ وَتَعَبُّدَ أَهْلِ الْوَرَعِ وَعِرْفَانَ أَهْلِ الْعِلْمِ حَتَّى أَخَافَكَ. اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مَخَافَةً تَحْجُزُنِيْ عَنْ مَعَاصِيْكَ حَتَّى أَعْمَلَ بِطَاعَتِكَ عَمَلًا أَسْتَحِقُّ بِهِ رِضَاكَ وَحَتَّى أُنَاصِحَكَ بِالتَّوْبَةِ خَوْفًا مِنْكَ وَحَتَّى أُخْلِصَ لَكَ النَّصِيْحَةَ حُبًّا لَكَ وَحَتَّى أَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا وَحُسْنَ ظَنٍّ بِكَ، سُبْحَانَ خَالِقِ النُّورِ
Allahumma inni as'aluka taufiiqa ahlil hudaa, wa a'maala ahlil yaqiin, wa munaashahata ahlit taubah, wa 'azma ahlis shabri, wa wajala ahlil khasyyah, wa thalaba ahlir raghbah, wa ta'abbuda ahlil wara'i, wa 'irfaana ahlil 'ilmi hattaa akhaafak. Allahumma inni as'aluka makhaafatan tahjuzunii 'an ma'aashiika hattaa a'mala bi thaa'atika 'amalan astahiqu bihi ridhaak, wa hattaa unaashihaka bit taubah, khaufan minka, wa hattaa uklisha lakan nashiihata hubban laka, wa hattaa atawakkala 'alaika fil umuuri kullihaa wa husna zhannin bik. Subhaana khaaliqin nuur.
"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu taufik (petunjuk) orang-orang yang mendapatkan hidayah, amalan orang-orang yang yakin, ketulusan orang-orang yang bertaubat, keteguhan hati orang-orang yang sabar, kewaspadaan orang-orang yang takut (kepada-Mu), permohonan orang-orang yang berharap, ibadah orang-orang yang wara' (menjaga diri dari syubhat), dan pengetahuan orang-orang yang berilmu, hingga aku menjadi takut kepada-Mu. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu rasa takut yang membentengiku dari maksiat kepada-Mu, sehingga aku dapat beramal dengan ketaatan yang membuatku berhak mendapatkan keridhaan-Mu, dan sehingga aku tulus bertaubat kepada-Mu karena takut pada-Mu, dan sehingga aku mengikhlaskan nasihat untuk-Mu karena cinta kepada-Mu, dan sehingga aku berserah diri kepada-Mu dalam segala urusan dengan berbaik sangka kepada-Mu. Maha Suci Dzat Pencipta Cahaya."
Setelah membaca doa tersebut, Anda bisa melanjutkan dengan doa-doa pribadi, memohon ampunan atas segala dosa, dan menyampaikan segala hajat kepada Allah SWT. Inilah momen puncak dari ibadah ini, saat seorang hamba berkomunikasi langsung dengan Rabb-nya setelah mempersembahkan 300 untaian dzikir.
Kesimpulan: Sebuah Peluang Emas Meraih Ampunan
Sholat Tasbih adalah sebuah hadiah agung dari Rasulullah SAW untuk umatnya. Ia bukan sekadar rutinitas ibadah, melainkan sebuah perjalanan spiritual singkat yang dipenuhi dzikir dan permohonan ampun. Dengan memahami setiap bacaan dan tata caranya, kita dapat melaksanakannya dengan khusyuk dan penuh pengharapan. Kesempatan untuk menghapus dosa-dosa yang lalu, yang baru, yang kecil, yang besar, yang disengaja maupun tidak, adalah sebuah tawaran yang terlalu berharga untuk dilewatkan. Marilah kita berusaha untuk menghidupkan sunnah ini, setidaknya sekali seumur hidup, sebagai bukti cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya, serta sebagai ikhtiar untuk kembali kepada-Nya dalam keadaan suci dan diridhai.