Bacaan Tahlil Lengkap Arab, Latin, dan Terjemahannya
Tahlil merupakan sebuah rangkaian amalan yang terdiri dari pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, zikir, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan diakhiri dengan doa. Tradisi ini lazim diamalkan oleh masyarakat Muslim, khususnya di Nusantara, sebagai sarana untuk mendoakan arwah orang-orang yang telah meninggal dunia, sekaligus sebagai majelis zikir untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rangkaian bacaan ini memiliki makna yang sangat dalam, berisi pengagungan terhadap kebesaran Allah, permohonan ampun, serta harapan akan rahmat dan karunia-Nya.
Artikel ini akan menguraikan secara rinci susunan bacaan tahlil yang umum dibaca, lengkap dengan tulisan Arab, bacaan tahlil latin untuk mempermudah pelafalan bagi yang belum lancar membaca aksara Arab, serta terjemahan bahasa Indonesia agar setiap lafaz yang diucapkan dapat diresapi maknanya. Memahami setiap untaian doa dan zikir dalam tahlil akan meningkatkan kekhusyukan dan kesadaran spiritual kita.
Urutan Lengkap Bacaan Tahlil
Berikut adalah urutan bacaan tahlil yang disusun secara sistematis, dari pembukaan hingga doa penutup. Setiap bagian akan dijelaskan makna dan keutamaannya untuk memperkaya pemahaman kita.
1. Pengantar Al-Fatihah (Ila Hadroti)
Majelis tahlil biasanya diawali dengan mengirimkan bacaan surat Al-Fatihah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, para ulama, dan khususnya kepada arwah yang dituju.
إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ
Ilaa hadrotin nabiyyil musthofaa muhammadin shollalloohu 'alaihi wa sallam, wa aalihii wa shohbihii syai-un lillaahi lahumul faatihah.
"Dengan kerendahan hati, kepada junjungan Nabi terpilih, Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya, segala sesuatu hanya karena Allah. Untuk mereka, marilah kita membaca Al-Fatihah."
ثُمَّ إلَى حَضْرَةِ إِخْوَانِهِ مِنَ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَاْلأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَاْلعُلَمَاءِ وَاْلمُصَنِّفِيْنَ وَجَمِيْعِ اْلمَلاَئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ، خُصُوْصًا سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ اْلقَادِرِ اْلجَيْلاَنِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ, اَلْفَاتِحَةُ
Tsumma ilaa hadhratin ikhwaanihi minal anbiyaa-i wal mursaliin wal auliyaa-i wasy syuhadaa-i wash shoolihiin wash shohaabati wat taabi'iin wal 'ulamaa-i wal mushonnifiin wa jamii'il malaa-ikatil muqorrobiin, khusuushon sayyidinaa asy-syaikh 'abdil qoodiril jailaani rodhiyalloohu 'anhu, al-faatihah.
"Kemudian kepada para saudaranya dari golongan para nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, para sahabat, para tabi'in, para ulama, para penyusun kitab, dan seluruh malaikat yang dekat dengan Allah, khususnya kepada tuan kami, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, semoga Allah meridhoinya. Al-Fatihah."
ثُمَّ إِلَى جَمِيعِ أَهْلِ الْقُبُورِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوصًا إِلَى آبَائِنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَمَشَايِخِنَا وَمَشَايِخِ مَشَايِخِنَا وَلِمَنِ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ, اَلْفَاتِحَةُ
Tsumma ilaa jamii'i ahlil qubuuri minal muslimiina wal muslimaati wal mu'miniina wal mu'minaati min masyaariqil ardhi ilaa maghooribihaa barrihaa wa bahrihaa khushuushon ilaa aabaa-inaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatinaa wa masyaayikhinaa wa masyaayikhi masyaayikhinaa wa limanijtama'naa haahunaa bisababihi, al-faatihah.
"Kemudian kepada semua ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat dari timur hingga barat, baik di darat maupun di laut, khususnya kepada bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, kakek-kakek kami, nenek-nenek kami, guru-guru kami, dan guru dari guru-guru kami, serta kepada arwah yang menjadi sebab kami berkumpul di sini. Al-Fatihah."
Uraian dan Makna
Bagian pembuka ini disebut "tawassul" atau "hadiah Fatihah". Ini adalah adab atau etika dalam berdoa. Sebelum memohon untuk diri sendiri atau untuk arwah tertentu, kita mengawalinya dengan mengirimkan doa terbaik (Al-Fatihah) kepada sosok-sosok yang paling mulia. Dimulai dari Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin umat, kemudian para nabi, wali, dan orang-orang saleh sebagai bentuk penghormatan. Terakhir, doa ini diperuntukkan secara umum bagi seluruh umat Islam yang telah wafat, sebelum dikhususkan kepada arwah yang menjadi niat utama dari majelis tahlil ini. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya hirarki, penghormatan, dan kebersamaan dalam doa.
2. Membaca Surat Al-Fatihah
Setelah pengantar, dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah itu sendiri.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اٰمِيْنَ.
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin. Arrohmaanir rohiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash shiroothol mustaqiim. Shirootholladziina an'amta 'alaihim ghoiril maghdhuubi 'alaihim waladh-dhoolliin. Aamiin.
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Kabulkanlah."
Uraian dan Makna
Al-Fatihah adalah "Ummul Kitab" atau induk dari Al-Qur'an. Surat ini merangkum seluruh esensi ajaran Islam. Ayat-ayat awalnya berisi pujian dan pengakuan atas keagungan Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara alam semesta (Tauhid Rububiyah). Kemudian, pengakuan bahwa hanya Allah yang berhak disembah (Tauhid Uluhiyah). Bagian tengah adalah ikrar permohonan, di mana puncak permohonan seorang hamba adalah meminta petunjuk ke jalan yang lurus. Jalan yang lurus ini didefinisikan sebagai jalan para nabi dan orang-orang saleh, bukan jalan mereka yang dimurkai (seperti kaum Yahudi yang tahu kebenaran tapi menolaknya) atau mereka yang sesat (seperti kaum Nasrani yang beribadah tanpa ilmu). Membaca Al-Fatihah adalah dialog langsung seorang hamba dengan Tuhannya, sebuah doa yang paling fundamental.
3. Membaca Surat Al-Ikhlas (3 kali)
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ. اَللّٰهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ.
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Qul huwalloohu ahad. Alloohush shomad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad.
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'"
Uraian dan Makna
Surat Al-Ikhlas adalah penegasan murni tentang keesaan Allah (Tauhid). Surat ini menolak segala bentuk penyekutuan terhadap Allah. "Ahad" berarti Esa yang mutlak, tidak tersusun dari bagian-bagian. "Ash-Shomad" berarti Dia adalah tujuan dari segala permohonan, tempat bergantung semua makhluk, sementara Dia tidak membutuhkan apapun. Ayat "Lam yalid wa lam yulad" menolak konsep ketuhanan yang beranak atau diperanakkan, sebuah sanggahan telak terhadap keyakinan trinitas atau paganisme. Membaca surat ini tiga kali dikatakan memiliki pahala setara dengan mengkhatamkan Al-Qur'an karena isinya yang memurnikan akidah dan merupakan sepertiga dari ajaran pokok Al-Qur'an (pokok ajaran adalah akidah, ibadah, dan muamalah).
4. Membaca Tahlil dan Takbir
لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Laa ilaaha illalloohu walloohu akbar.
"Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."
Uraian dan Makna
Kalimat ini adalah jeda yang menghubungkan antara bacaan surat-surat pendek. "Laa ilaaha illallah" adalah kalimat tahlil, inti dari syahadat dan fondasi keimanan. Ia menegaskan peniadaan segala bentuk sesembahan selain Allah dan menetapkan hanya Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Disambung dengan "Allahu Akbar" (takbir), sebuah pengakuan bahwa Allah lebih besar dari segala sesuatu, baik yang kita ketahui maupun tidak. Kombinasi ini memperkuat keyakinan akan keesaan dan keagungan Allah SWT.
5. Membaca Surat Al-Falaq
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ.
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Qul a'uudzu birobbil falaq. Min syarri maa kholaq. Wa min syarri ghoosiqin idzaa waqob. Wa min syarrin naffaatsaati fil 'uqod. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.'"
Uraian dan Makna
Surat Al-Falaq adalah salah satu dari dua surat perlindungan (Al-Mu'awwidzatain). Surat ini mengajarkan kita untuk memohon perlindungan kepada Allah, "Rabbul Falaq" (Tuhan yang menguasai waktu subuh), dari berbagai jenis kejahatan yang bersifat eksternal atau datang dari luar diri kita. Perlindungan ini mencakup: 1) kejahatan semua makhluk secara umum; 2) kejahatan malam hari, karena pada saat itulah kejahatan sering terjadi; 3) kejahatan sihir, yang merupakan bentuk kejahatan gaib; dan 4) kejahatan hasad atau dengki dari orang lain. Membaca surat ini adalah bentuk penyerahan diri dan pengakuan bahwa hanya Allah yang mampu melindungi kita dari segala marabahaya.
6. Membaca Tahlil dan Takbir
لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Laa ilaaha illalloohu walloohu akbar.
"Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."
Uraian dan Makna
Pengulangan kalimat tahlil dan takbir ini berfungsi sebagai penguat dan penegasan kembali keyakinan kita setelah memohon perlindungan kepada Allah. Setiap kali kita menyelesaikan sebuah permohonan atau bacaan, kita kembali mengikrarkan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar, seolah-olah mengatakan, "Hanya kepada-Mu kami berlindung, karena Engkaulah satu-satunya Tuhan dan Engkaulah Yang Maha Agung."
7. Membaca Surat An-Nas
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلٰهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Qul a'uudzu birobbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khonnaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wan naas.
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.'"
Uraian dan Makna
Jika Surat Al-Falaq fokus pada perlindungan dari kejahatan eksternal, maka Surat An-Nas fokus pada perlindungan dari kejahatan internal, yaitu bisikan setan. Dalam surat ini, kita berlindung kepada Allah dengan menyebut tiga sifat-Nya: Rabb (Tuhan yang memelihara), Malik (Raja yang menguasai), dan Ilah (Sembahan yang sebenarnya). Ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman dari "Al-Waswasil Khannas" (pembisik yang bersembunyi). Setan membisikkan keraguan, was-was, dan keinginan buruk ke dalam hati manusia. Kejahatan ini datang dari golongan jin (setan yang tak terlihat) dan juga dari manusia yang berperilaku seperti setan. Surat ini adalah senjata spiritual untuk menjaga hati dari godaan dan keraguan.
8. Membaca Tahlil dan Takbir
لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Laa ilaaha illalloohu walloohu akbar.
"Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."
9. Membaca Awal Surat Al-Baqarah
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. الۤمّۤ. ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ. اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ.
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alif laam miim. Dzaalikal kitaabu laa roiba fiih, hudal lil muttaqiin. Alladziina yu'minuuna bil ghoibi wa yuqiimuunash sholaata wa mimmaa rozaqnaahum yunfiquun. Walladziina yu'minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila min qoblik, wa bil aakhiroti hum yuuqinuun. Ulaa-ika 'alaa hudam mir robbihim wa ulaa-ika humul muflihuun.
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Uraian dan Makna
Ayat-ayat awal Surat Al-Baqarah ini mendefinisikan pilar-pilar keimanan dan karakteristik orang yang bertakwa (muttaqin). Dimulai dengan pernyataan tegas bahwa Al-Qur'an adalah kitab yang bebas dari keraguan dan merupakan petunjuk. Namun, petunjuk ini hanya bisa diakses oleh mereka yang hatinya terbuka untuk takwa. Ciri-ciri mereka adalah: 1) Iman kepada yang gaib (Allah, malaikat, hari akhir); 2) Mendirikan shalat sebagai tiang agama; 3) Berinfak sebagai bentuk kepedulian sosial dan pembersihan harta; 4) Iman kepada semua kitab suci yang diturunkan Allah; dan 5) Keyakinan penuh terhadap kehidupan akhirat. Ayat-ayat ini mengingatkan kita tentang fondasi utama menjadi seorang Muslim yang beruntung, yaitu mereka yang mendapatkan petunjuk Allah.
10. Membaca Ayat Kursi
وَإِلٰهُكُمْ إِلٰهٌ وَّاحِدٌ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ. اَللهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ, لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ, لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ, مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖ, يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ, وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَ, وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ, وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَا, وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.
Wa ilaahukum ilaahuw waahid, laa ilaaha illaa huwar rohmaanur rohiim. Alloohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw walaa naum, lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai-im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya-uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.
"Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar."
Uraian dan Makna
Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255) adalah ayat yang paling agung dalam Al-Qur'an. Ayat ini secara komprehensif menjelaskan tentang sifat-sifat kesempurnaan Allah SWT. Dimulai dengan penegasan Tauhid ("Laa ilaaha illa Huwa"), kemudian sifat "Al-Hayyu" (Maha Hidup) dan "Al-Qayyum" (Maha Mandiri dan Mengurus). Allah tidak pernah lelah, mengantuk, atau tidur, menunjukkan kesempurnaan-Nya. Kekuasaan-Nya mutlak atas langit dan bumi. Tidak ada yang bisa memberi pertolongan (syafaat) tanpa izin-Nya, menunjukkan kedaulatan-Nya. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, masa lalu, kini, dan masa depan, sementara ilmu makhluk sangat terbatas. "Kursi" Allah, yang sering diartikan sebagai kekuasaan atau pijakan-Nya, meliputi seluruh jagat raya. Allah memelihara alam semesta ini tanpa sedikit pun merasa lelah atau berat. Ayat ini ditutup dengan dua nama-Nya yang agung, "Al-'Aliyy" (Maha Tinggi) dan "Al-'Azhim" (Maha Besar). Membaca Ayat Kursi memiliki banyak keutamaan, termasuk perlindungan dari gangguan setan.
11. Bacaan Istighfar dan Tasbih
Rangkaian zikir dimulai dengan permohonan ampun dan penyucian nama Allah.
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
Astaghfirulloohal 'adziim. (dibaca 3 kali)
"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."
أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، حَيٌّ مَوْجُودٌ
Afdholudz-dzikri fa'lam annahu laa ilaaha illallooh, hayyun maujuud.
"Ketahuilah bahwa zikir yang paling utama adalah kalimat 'Laa ilaaha illallah', Dialah Yang Maha Hidup dan Maha Ada."
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، حَيٌّ مَعْبُوْدٌ
Laa ilaaha illallooh, hayyun ma'buud.
"Tiada Tuhan selain Allah, Dialah Yang Maha Hidup dan Disembah."
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، حَيٌّ بَاقٍ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ
Laa ilaaha illallooh, hayyun baaqinilladzi laa yamuut.
"Tiada Tuhan selain Allah, Dialah Yang Maha Hidup dan Kekal, yang tidak akan pernah mati."
Uraian dan Makna
Zikir ini dimulai dengan istighfar, sebuah pengakuan atas segala dosa dan kesalahan. Ini adalah adab sebelum memuji Allah, yaitu membersihkan diri terlebih dahulu. Setelah itu, kita diingatkan tentang zikir yang paling utama (afdhaludz dzikri), yaitu kalimat tahlil "Laa ilaaha illallah". Kalimat ini kemudian diperkaya dengan sifat-sifat Allah: "Hayyun Maujud" (Hidup dan Ada), "Hayyun Ma'bud" (Hidup dan Disembah), dan "Hayyun Baqin" (Hidup dan Kekal). Penambahan sifat-sifat ini bertujuan untuk memperdalam perenungan kita akan makna tahlil, bahwa Tuhan yang kita sembah bukanlah entitas yang mati atau fana, melainkan Zat yang hidup abadi, nyata keberadaannya, dan satu-satunya yang layak disembah.
12. Bacaan Tahlil
لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ
Laa ilaaha illallooh (dibaca 33 atau 100 kali)
"Tiada Tuhan selain Allah."
لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Laa ilaaha illallooh Muhammadur rosuululloh shollalloohu 'alaihi wa sallam.
"Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah, semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepadanya."
Uraian dan Makna
Ini adalah puncak dari majelis tahlil, yaitu pengulangan kalimat tauhid "Laa ilaaha illallah". Pengulangan ini (biasanya 33 atau 100 kali) bertujuan untuk menanamkan kalimat ini ke dalam lubuk hati yang paling dalam. Kalimat ini ringan di lisan tetapi sangat berat timbangannya di sisi Allah. Ia adalah kunci surga, pembebas dari neraka, dan penegasan total akan keimanan. Setiap kali diucapkan, ia meruntuhkan berhala-berhala dalam hati, baik itu kesombongan, cinta dunia, maupun ketergantungan pada selain Allah. Diakhiri dengan "Muhammadur Rasulullah" untuk melengkapi dua kalimat syahadat, menegaskan bahwa jalan menuju penyembahan yang benar kepada Allah adalah melalui ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
13. Bacaan Tasbih
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ
Subhanalloohi wa bihamdih, subhaanalloohil 'adziim. (dibaca 33 kali)
"Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung."
Uraian dan Makna
Setelah meneguhkan tauhid dengan tahlil, zikir dilanjutkan dengan tasbih. "Subhanallah" berarti menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan, kelemahan, atau keserupaan dengan makhluk. "Wa bihamdih" berarti penyucian ini dilakukan seraya memuji-Nya. Ini adalah dua kalimat yang dicintai oleh Allah, ringan di lisan, namun berat dalam timbangan amal. Mengucapkannya berulang kali membersihkan hati dan mengingatkan kita akan kesempurnaan mutlak Allah SWT.
14. Bacaan Shalawat Nabi
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ
Alloohumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad, alloohumma sholli 'alaihi wa sallim. (dibaca 3 kali)
"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepadanya."
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ أَجْمَعِيْنَ
Alloohumma sholli 'alaa habiibika sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihii wa shohbihii wa sallim ajma'iin.
"Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada kekasih-Mu, junjungan kami Nabi Muhammad, serta kepada keluarga dan seluruh sahabatnya."
Uraian dan Makna
Membaca shalawat adalah perintah langsung dari Allah dalam Al-Qur'an. Ini adalah bentuk cinta, hormat, dan terima kasih kita kepada Nabi Muhammad SAW atas jasa-jasanya membawa risalah Islam. Shalawat juga merupakan salah satu sebab terkabulnya doa. Dengan bershalawat, kita memohon kepada Allah agar memberikan rahmat dan kemuliaan tertinggi kepada Nabi. Sebagai balasannya, Allah akan melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Menyertakan shalawat dalam rangkaian tahlil adalah adab penting, memastikan bahwa doa-doa kita didengar dan diterima oleh Allah SWT.
15. Doa Penutup Tahlil
Rangkaian zikir ditutup dengan doa yang panjang, memohon agar pahala dari bacaan yang telah dilantunkan disampaikan kepada arwah yang dituju, serta memohon ampunan dan rahmat bagi mereka dan bagi kita semua.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.
A'uudzubillaahi minasy-syaithoonir-rojiim. Bismillaahir-rohmaanir-rohiim. Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin, hamdasy-syaakiriin, hamdan-naa'imiin, hamdan yuwaafii ni'amahu wa yukaafi-u maziidah, yaa robbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii lijalaali wajhikal kariim wa 'azhiimi sulthoonik.
"Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam, sebagaimana pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang diberi nikmat, pujian yang sepadan dengan nikmat-nikmat-Nya dan mencakup tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu."
اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
Alloohumma sholli wa sallim 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad.
"Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."
اَللّٰهُمَّ تَقَبَّلْ وَاَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً إِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Alloohumma taqobbal wa aushil tsawaaba maa qoro'naahu minal qur'aanil 'azhiim, wa maa hallalnaa wa maa sabbahnaa wa mastaghfarnaa wa maa shollainaa 'alaa sayyidinaa muhammadin shollalloohu 'alaihi wa sallama hadiyyatan waashilatan wa rohmatan naazilatan wa barokatan syaamilatan ilaa hadhroti habiibinaa wa syafii'inaa wa qurroti a'yuninaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin shollalloohu 'alaihi wa sallam.
"Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala dari apa yang telah kami baca dari Al-Qur'an yang agung, dari tahlil, tasbih, istighfar, dan shalawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai hadiah yang sampai, rahmat yang turun, dan berkah yang menyeluruh kepada kekasih kami, pemberi syafaat kami, penyejuk mata kami, tuan dan pemimpin kami, Nabi Muhammad SAW."
وَإِلَى جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ.
Wa ilaa jamii'i ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin wal auliyaa-i wasy-syuhadaa-i wash-shoolihiin wash-shohaabati wat-taabi'iin wal 'ulamaa-il 'aamiliin wal mushonnifiinal mukhlishiin wa jamii'il mujaahidiina fii sabiilillaahi robbil 'aalamiin wal malaa-ikatil muqorrobiin.
"Dan kepada seluruh saudaranya dari para nabi dan rasul, para wali, syuhada, orang-orang saleh, sahabat, tabi'in, ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang kitab yang ikhlas, seluruh mujahidin di jalan Allah Tuhan semesta alam, dan para malaikat yang dekat dengan-Mu."
ثُمَّ إِلَى أَرْوَاحِ جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا اِلَى رُوْحِ (sebut nama arwah yang dituju) ...
Tsumma ilaa arwaahi jamii'i ahlil qubuuri minal muslimiina wal muslimaat wal mu'miniina wal mu'minaat min masyaariqil ardhi ilaa maghooribihaa barrihaa wa bahrihaa, khushuushon ilaa ruuhi (sebut nama arwah yang dituju) ...
"Kemudian kepada arwah seluruh ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat dari timur hingga ke barat, di darat maupun di laut, khususnya kepada arwah (sebut nama arwah yang dituju)..."
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللّٰهُمَّ أَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ.
Alloohummaghfir lahum warhamhum wa 'aafihim wa'fu 'anhum. Alloohumma anzilir-rohmata wal maghfirota 'alaa ahlil qubuuri min ahli laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloh.
"Ya Allah, ampunilah mereka, sayangilah mereka, sejahterakanlah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur dari golongan orang-orang yang mengucapkan 'Laa ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah'."
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةُ
Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, wa qinaa 'adzaaban-naar. Subhaana robbika robbil 'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal mursaliin, wal hamdulillaahi robbil 'aalamiin. Al-Faatihah.
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa, dari apa yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Al-Fatihah."
Uraian dan Makna
Doa penutup ini adalah inti dari permohonan. Dimulai dengan pujian tertinggi kepada Allah, diikuti shalawat. Kemudian, kita memohon agar Allah menerima semua amal bacaan kita dan menyampaikannya sebagai "hadiah" kepada Rasulullah dan para orang suci lainnya, sebelum akhirnya dikhususkan kepada arwah yang kita tuju. Ini adalah adab yang indah. Permohonan utamanya adalah ampunan (maghfirah) dan kasih sayang (rahmah) untuk si mayit. Doa ini diakhiri dengan doa sapu jagat (Rabbana atina...), yang mencakup permohonan kebaikan dunia dan akhirat. Rangkaian ditutup dengan pujian penyucian kepada Allah, salam kepada para rasul, dan hamdalah, lalu diakhiri dengan membaca Al-Fatihah sekali lagi sebagai penutup yang sempurna.
Penutup
Demikianlah uraian lengkap mengenai bacaan tahlil latin, Arab, beserta terjemahan dan penjelasannya. Tahlil bukan sekadar ritual, melainkan sebuah ibadah yang sarat dengan makna spiritual. Ia adalah jembatan doa dari yang hidup kepada yang telah tiada, pengingat akan kematian, serta majelis yang mempererat tali silaturahmi dan keimanan. Semoga dengan memahami setiap lafaznya, kita dapat melaksanakannya dengan lebih khusyuk dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.