Pengantar: Makna Yasin dan Tahlil dalam Kehidupan
Surat Yasin dan Tahlil merupakan dua amalan yang sangat melekat dalam tradisi spiritual umat Islam, khususnya di Nusantara. Keduanya bukan sekadar rangkaian bacaan, melainkan sebuah medium untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, merenungi kebesaran-Nya, serta mengirimkan doa-doa terbaik bagi mereka yang telah mendahului kita. Membacanya adalah sebuah perjalanan ruhani yang menenangkan jiwa, mengingatkan kita pada hakikat kehidupan dan kematian, serta memperkuat ikatan spiritual dengan Sang Pencipta.
Surat Yasin, yang dikenal sebagai 'jantung Al-Qur'an', memiliki kedudukan istimewa. Setiap ayatnya mengandung pelajaran mendalam tentang tauhid, hari kebangkitan, kisah para nabi, dan bukti-bukti kekuasaan Allah di alam semesta. Membacanya secara rutin diyakini membawa banyak keberkahan, ketenangan hati, dan kemudahan dalam segala urusan. Sementara itu, Tahlil adalah rangkaian zikir yang intinya adalah pengakuan atas keesaan Allah melalui kalimat "Lā ilāha illallāh". Rangkaian ini dilengkapi dengan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, tasbih, tahmid, takbir, dan shalawat, yang berpuncak pada doa bersama. Tahlil menjadi sarana untuk mendoakan ampunan dan rahmat bagi arwah keluarga dan kerabat yang telah wafat, sekaligus menjadi momen introspeksi bagi yang masih hidup.
Artikel ini disusun sebagai panduan lengkap, menyajikan bacaan Surat Yasin dan Tahlil secara utuh, disertai dengan tulisan Arab yang jelas, transliterasi Latin untuk membantu pelafalan, serta terjemahan dalam Bahasa Indonesia agar setiap lafaz yang diucapkan dapat dipahami dan diresapi maknanya. Semoga panduan ini dapat menjadi sahabat dalam perjalanan spiritual Anda, memudahkan dalam beribadah, dan menambah kekhusyukan dalam setiap doa yang dipanjatkan.
Keutamaan dan Manfaat Membaca Surat Yasin
Surat Yasin sering disebut sebagai jantungnya Al-Qur'an (Qalbul Qur'an). Julukan ini bukanlah tanpa alasan, karena di dalamnya terkandung pokok-pokok ajaran Islam yang fundamental, seperti keimanan kepada Allah, hari akhir, dan risalah kenabian. Banyak hadis yang menerangkan tentang keutamaan surat ini, menjadikannya salah satu surat yang paling sering dibaca oleh umat Islam di berbagai belahan dunia. Berikut adalah beberapa keutamaan yang diyakini terkandung dalam amalan membaca Surat Yasin:
1. Diampuni Dosa-Dosa
Salah satu keutamaan terbesar dari membaca Surat Yasin adalah harapan untuk mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Ketika seseorang membacanya dengan niat yang tulus ikhlas karena Allah semata, maka ia berpotensi mendapatkan maghfirah atas dosa-dosanya yang telah lalu. Ini adalah bentuk rahmat Allah yang luas bagi hamba-Nya yang senantiasa berusaha mendekatkan diri melalui kalam-Nya. Membaca Yasin di malam hari, khususnya, sering dikaitkan dengan ampunan yang diterima pada pagi harinya.
2. Mendapat Ketenangan Hati
Al-Qur'an secara umum adalah penyembuh dan penenang bagi jiwa (syifa). Surat Yasin, dengan ayat-ayatnya yang indah dan penuh makna, memiliki kemampuan luar biasa untuk menentramkan hati yang gundah, meredakan kecemasan, dan memberikan kedamaian batin. Saat kita meresapi setiap kata dan maknanya, kita diingatkan akan kekuasaan Allah yang tak terbatas, sehingga segala masalah duniawi terasa kecil di hadapan-Nya.
3. Dimudahkan Segala Urusan
Banyak orang meyakini bahwa dengan membaca Surat Yasin, Allah akan memberikan kemudahan dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup. Baik itu urusan pekerjaan, keluarga, kesehatan, maupun urusan lainnya. Dengan bertawassul melalui bacaan kalam-Nya, seorang hamba memohon pertolongan langsung kepada sumber segala kekuatan. Keyakinan ini mendorong semangat optimisme dan kepasrahan total (tawakal) kepada Allah setelah berusaha sekuat tenaga.
4. Meringankan Sakaratul Maut
Membacakan Surat Yasin di sisi orang yang sedang menghadapi sakaratul maut adalah amalan yang dianjurkan. Diyakini bahwa bacaan ini dapat membantu meringankan proses keluarnya ruh dari jasad. Suara ayat-ayat suci Al-Qur'an yang diperdengarkan di saat-saat kritis ini diharapkan dapat menuntun orang tersebut untuk tetap mengingat Allah dan mengakhiri hidupnya dengan husnul khatimah (akhir yang baik).
5. Pahala yang Berlipat Ganda
Membaca Al-Qur'an adalah ibadah, dan setiap hurufnya diganjar dengan pahala. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa membaca Surat Yasin sekali setara dengan membaca Al-Qur'an sepuluh kali lipat dari segi pahalanya. Meskipun kualitas riwayat ini diperdebatkan, hal ini menunjukkan betapa besarnya perhatian ulama dan umat Islam terhadap keistimewaan surat ini. Motivasi pahala ini menjadi pendorong bagi banyak orang untuk mengamalkannya secara rutin.
Dengan memahami keutamaan-keutamaan ini, semoga kita semakin termotivasi untuk tidak hanya membaca Surat Yasin, tetapi juga berusaha memahami, merenungkan, dan mengamalkan pesan-pesan luhur yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.
Bacaan Surat Yasin Lengkap
Berikut adalah bacaan lengkap Surat Yasin dari ayat 1 hingga 83, disajikan dalam tulisan Arab, transliterasi Latin, dan terjemahan Bahasa Indonesia.
Doa Sebelum Membaca Surat Yasin
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm(i). "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاٰلِهٖ وَاَزْوَاجِهٖ وَاَوْلَادِهٖ وَذُرِّيَّاتِهٖ، اَلْفَاتِحَةُ
Ilā ḥaḍratin-nabiyyil-muṣṭafā Muḥammadin ṣallallāhu ‘alaihi wa sallama wa ālihī wa azwājihī wa aulādihī wa żurriyyātihī, al-fātiḥah. "Kepada hadirat Nabi Muhammad SAW yang terpilih, keluarga, istri-istri, anak-anak, dan keturunannya. Al-Fatihah."بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. اَلرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اٰمِيْن
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn. Ar-raḥmānir-raḥīm. Māliki yaumid-dīn. Iyyāka na‘budu wa iyyāka nasta‘īn. Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm. Ṣirāṭal-lażīna an‘amta ‘alaihim gairil-magḍūbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn. Āmīn. "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Amin."Surat Yasin (Ayat 1-83)
1 يٰسۤ ۚ
Yā Sīn. "Yasin."2 وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ
Wal-qur'ānil-ḥakīm(i). "Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah,"3 اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ
Innaka laminal-mursalīn(a). "sesungguhnya engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul,"4 عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ
‘Alā ṣirāṭim mustaqīm(in). "(yang berada) di atas jalan yang lurus,"5 تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ
Tanzīlal-‘azīzir-raḥīm(i). "(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang,"6 لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ
Litunżira qaumam mā unżira ābā'uhum fahum gāfilūn(a). "agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai."7 لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Laqad ḥaqqal-qaulu ‘alā akṡarihim fahum lā yu'minūn(a). "Sungguh, pasti berlaku perkataan (hukuman) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman."8 اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ
Innā ja‘alnā fī a‘nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fahum muqmaḥūn(a). "Sungguh, Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah."9 وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ
Wa ja‘alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fahum lā yubṣirūn(a). "Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat."10 وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wa sawā'un ‘alaihim a'anżartahum am lam tunżirhum lā yu'minūn(a). "Dan sama saja bagi mereka, apakah engkau memberi peringatan kepada mereka atau tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman."11 اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ
Innamā tunżiru manittaba‘aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaib(i), fa basysyirhu bimagfiratiw wa ajrin karīm(in). "Sesungguhnya engkau hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, walaupun mereka tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia."12 اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ
Innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamū wa āṡārahum, wa kulla syai'in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn(in). "Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh)."13 وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ
Waḍrib lahum maṡalan aṣḥābal-qaryah(ti), iż jā'ahal-mursalūn(a). "Dan buatlah suatu perumpamaan bagi mereka, yaitu penduduk suatu negeri, ketika utusan-utusan datang kepada mereka;"14 اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ
Iż arsalnā ilaihimuṡnaini fa każżabūhumā fa ‘azzaznā biṡāliṡin fa qālū innā ilaikum mursalūn(a). "(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga (utusan itu) berkata, “Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.”"15 قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ
Qālū mā antum illā basyarum miṡlunā wa mā anzalar-raḥmānu min syai'(in), in antum illā takżibūn(a). "Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Kamu ini tidak lain hanyalah manusia seperti kami, dan (Allah) Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun; kamu hanyalah pendusta belaka.”"16 قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ
Qālū rabbunā ya‘lamu innā ilaikum lamursalūn(a). "Mereka (para utusan) berkata, “Tuhan kami mengetahui bahwa kami benar-benar diutus kepadamu."17 وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ
Wa mā ‘alainā illal-balāgul-mubīn(u). "Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.”"18 قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ
Qālū innā taṭayyarnā bikum, la'il lam tantahū lanarjumannakum wa layamassannakum minnā ‘ażābun alīm(un). "Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.”"19 قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ
Qālū ṭā'irukum ma‘akum, a'in żukkirtum, bal antum qaumum musrifūn(a). "Mereka (utusan-utusan) itu berkata, “Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.”"20 وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ
Wa jā'a min aqṣal-madīnati rajuluy yas‘ā qāla yā qaumittabi‘ul-mursalīn(a). "Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas dia berkata, “Wahai kaumku! Ikutilah para utusan itu!"21 اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ
Ittabi‘ū mal lā yas'alukum ajraw wa hum muhtadūn(a). "Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk."22 وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
Wa mā liya lā a‘budul-lażī faṭaranī wa ilaihi turja‘ūn(a). "Dan tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nya lah kamu akan dikembalikan."23 ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ
A'attakhiżu min dūnihī ālihatan iy yuridnir-raḥmānu biḍurril lā tugni ‘annī syafā‘atuhum syai'aw wa lā yunqiżūn(i). "Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, pasti pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tidak dapat menyelamatkanku."24 اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
Innī iżal lafī ḍalālim mubīn(in). "Sesungguhnya jika aku (berbuat) begitu, pasti aku berada dalam kesesatan yang nyata."25 اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ
Innī āmanntu birabbikum fasma‘ūn(i). "Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah aku.”"26 قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ
Qīladkhulil-jannah, qāla yā laita qaumī ya‘lamūn(a). "Dikatakan (kepadanya), “Masuklah ke surga.” Dia berkata, “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui,"27 بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ
Bimā gafaralī rabbī wa ja‘alanī minal-mukramīn(a). "apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.”"28 وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ
Wa mā anzalnā ‘alā qaumihī mim ba‘dihī min jundim minas-samā'i wa mā kunnā munzilīn(a). "Dan setelah dia (meninggal), Kami tidak menurunkan suatu pasukan pun dari langit kepada kaumnya, dan Kami tidak perlu menurunkannya."29 اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خٰمِدُوْنَ
In kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa'iżā hum khāmidūn(a). "Tidak ada siksaan terhadap mereka melainkan dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka mati."30 يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ
Yā ḥasratan ‘alal-‘ibād(i), mā ya'tīhim mir rasūlin illā kānū bihī yastahzi'ūn(a). "Alangkah besar penyesalan terhadap hamba-hamba itu, setiap datang seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya."31 اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ
Alam yarau kam ahlaknā qablahum minal-qurūni annahum ilaihim lā yarji‘ūn(a). "Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan. Mereka (umat-umat itu) tidak dapat kembali kepada mereka."32 وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ
Wa in kullul lammā jamī‘ul ladainā muḥḍarūn(a). "Dan setiap (umat), semuanya akan dihadapkan kepada Kami."33 وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ожиيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ
Wa āyatul lahumul-arḍul-maitah(tu), aḥyaināhā wa akhrajnā minhā ḥabban fa minhu ya'kulūn(a). "Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari (biji-bijian) itu mereka makan."34 وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ
Wa ja‘alnā fīhā jannātim min nakhīliw wa a‘nābiw wa fajjarnā fīhā minal-‘uyūn(i). "Dan Kami jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,"35 لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ
Liya'kulū min ṡamarihī wa mā ‘amilathu aidīhim, afalā yasykurūn(a). "agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?"36 سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ
Subḥānal-lażī khalaqal-azwāja kullahā mimmā tumbitul-arḍu wa min anfusihim wa mimmā lā ya‘lamūn(a). "Maha Suci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui."37 وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ
Wa āyatul lahumul-lailu naslakhu minhun-nahāra fa'iżā hum muẓlimūn(a). "Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari (malam) itu, maka seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan,"38 وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ
Wasy-syamsu tajrī limustaqarril lahā, żālika taqdīrul-‘azīzil-‘alīm(i). "dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui."39 وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ
Wal-qamara qaddarnāhu manāzila ḥattā ‘āda kal-‘urjūnil-qadīm(i). "Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua."40 لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ
Lasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahār(i), wa kullun fī falakiy yasbaḥūn(a). "Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya."41 وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ
Wa āyatul lahum annā ḥamalnā żurriyyatahum fil-fulkil-masyḥūn(i). "Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan,"42 وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ
Wa khalaqnā lahum mim miṡlihī mā yarkabūn(a). "dan Kami ciptakan untuk mereka (angkutan lain) seperti apa yang mereka kendarai."43 وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنْقَذُوْنَۙ
Wa in nasya' nugriqhum falā ṣarīkha lahum wa lā hum yunqażūn(a). "Dan jika Kami menghendaki, Kami tenggelamkan mereka, maka tidak ada penolong bagi mereka dan tidak (pula) mereka diselamatkan,"44 اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ
Illā raḥmatam minnā wa matā‘an ilā ḥīn(in). "kecuali (Kami selamatkan) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai waktu tertentu."45 وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Wa iżā qīla lahumuttaqū mā baina aidīkum wa mā khalfakum la‘allakum turḥamūn(a). "Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan azab yang akan datang agar kamu mendapat rahmat.”"46 وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ
Wa mā ta'tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānū ‘anhā mu‘riḍīn(a). "Dan setiap kali suatu tanda dari tanda-tanda (kebesaran) Tuhan datang kepada mereka, mereka selalu berpaling darinya."47 وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
Wa iżā qīla lahum anfiqū mimmā razaqakumullāh(u), qālal-lażīna kafarū lil-lażīna āmanū anuṭ‘imu mal lau yasyā'ullāhu aṭ‘amah(ū), in antum illā fī ḍalālim mubīn(in). "Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah kami akan memberi makan kepada orang yang jika Allah menghendaki, Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”"48 وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
Wa yaqūlūna matā hāżal-wa‘du in kuntum ṣādiqīn(a). "Dan mereka berkata, “Kapankah janji (hari berbangkit) itu (akan terlaksana) jika kamu orang yang benar?”"49 مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ
Mā yanẓurūna illā ṣaiḥataw wāḥidatan ta'khużuhum wa hum yakhiṣṣimūn(a). "Mereka hanya menunggu satu teriakan, yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar."50 فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ
Falā yastaṭī‘ūna tauṣiyataw wa lā ilā ahlihim yarji‘ūn(a). "Sehingga mereka tidak mampu membuat suatu wasiat dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarganya."51 وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ
Wa nufikha fiṣ-ṣūri fa'iżā hum minal-ajdāṡi ilā rabbihim yansilūn(a). "Lalu ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup) menuju kepada Tuhannya."52 قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ
Qālū yā wailanā mam ba‘aṡanā mim marqadinā, hāżā mā wa‘adar-raḥmānu wa ṣadaqal-mursalūn(a). "Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul(-Nya)."53 اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ
In kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa'iżā hum jamī‘ul ladainā muḥḍarūn(a). "Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami."54 فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Fal-yauma lā tuẓlamu nafsun syai'aw wa lā tujzauna illā mā kuntum ta‘malūn(a). "Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak akan diberi balasan, kecuali sesuai dengan apa yang telah kamu kerjakan."55 اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚ
Inna aṣḥābal-jannatil-yauma fī syugulin fākihūn(a). "Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka)."56 هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ
Hum wa azwājuhum fī ẓilālin ‘alal-arā'iki muttaki'ūn(a). "Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan."57 لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ
Lahum fīhā fākihatuw wa lahum mā yadda‘ūn(a). "Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa saja yang mereka inginkan."58 سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ
Salāmun qaulam mir rabbir raḥīm(in). "(Kepada mereka dikatakan), “Salam,” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang."59 وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ
Wamtāzul-yauma ayyuhal-mujrimūn(a). "Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang berdosa!"60 اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Alam a‘had ilaikum yā banī ādama al lā ta‘budusy-syaiṭān(a), innahū lakum ‘aduwwum mubīn(un). "Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu,"61 وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ
Wa ani‘budūnī, hāżā ṣirāṭum mustaqīm(un). "dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus."62 وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ
Wa laqad aḍalla minkum jibillan kaṡīrā(n), afalam takūnū ta‘qilūn(a). "Dan sungguh, ia (setan itu) telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka apakah kamu tidak mengerti?"63 هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
Hāżihī jahannamul-latī kuntum tū‘adūn(a). "Inilah (neraka) Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu."64 اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ
Iṣlauhal-yauma bimā kuntum takfurūn(a). "Masuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu mengingkarinya."65 اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Al-yauma nakhtimu ‘alā afwāhihim wa tukallimunā aidīhim wa tasyhadu arjuluhum bimā kānū yaksibūn(a). "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan menjadi saksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."66 وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ
Wa lau nasyā'u laṭamasnā ‘alā a‘yunihim fastabaquṣ-ṣirāṭa fa annā yubṣirūn(a). "Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan. Maka bagaimana mungkin mereka dapat melihat?"67 وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ
Wa lau nasyā'u lamasakhnāhum ‘alā makānatihim famastaṭā‘ū muḍiyyaw wa lā yarji‘ūn(a). "Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami ubah bentuk mereka di tempat mereka berada; sehingga mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali."68 وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ
Wa man nu‘ammirhu nunakkishu fil-khalq(i), afalā ya‘qilūn(a). "Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadian(nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti?"69 وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ
Wa mā ‘allamnāhusy-syi‘ra wa mā yambagī lah(ū), in huwa illā żikruw wa qur'ānum mubīn(un). "Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur'an itu tidak lain adalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan,"70 لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ
Liyunżira man kāna ḥayyaw wa yaḥiqqal-qaulu ‘alal-kāfirīn(a). "agar dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan agar pasti ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir."71 اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مٰلِكُوْنَ
Awalam yarau annā khalaqnā lahum mimmā ‘amilat aidīnā an‘āman fahum lahā mālikūn(a). "Dan tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah menciptakan hewan ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami, lalu mereka menguasainya?"72 وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ
Wa żalalnāhā lahum fa minhā rakūbuhum wa minhā ya'kulūn(a). "Dan Kami menundukkannya untuk mereka; lalu sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagian (lagi) mereka makan."73 وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ
Wa lahum fīhā manāfi‘u wa masyārib(u), afalā yasykurūn(a). "Dan mereka memperoleh berbagai manfaat dan minuman darinya. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?"74 وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗ
Wattakhażū min dūnillāhi ālihatal la‘allahum yunṣarūn(a). "Dan mereka mengambil sesembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan."75 لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَ
Lā yastaṭī‘ūna naṣrahum wa hum lahum jundum muḥḍarūn(a). "Mereka (sesembahan) itu tidak dapat menolong mereka; padahal mereka itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga (sesembahan) itu."76 فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ
Falā yaḥzunka qauluhum, innā na‘lamu mā yusirrūna wa mā yu‘linūn(a). "Maka jangan sampai ucapan mereka membuat engkau (Muhammad) bersedih hati. Sungguh, Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan."77 اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ
Awalam yaral-insānu annā khalaqnāhu min nuṭfatin fa'iżā huwa khaṣīmum mubīn(un). "Dan tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, lalu tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata."78 وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ
Wa ḍaraba lanā maṡalaw wa nasiya khalqah(ū), qāla may yuḥyil-‘iẓāma wa hiya ramīm(un). "Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?”"79 قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ
Qul yuḥyīhal-lażī ansya'ahā awwala marrah(tin), wa huwa bikulli khalqin ‘alīm(un). "Katakanlah (Muhammad), “Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk."80 ۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ
Allażī ja‘ala lakum minasy-syajaril-akhḍari nārā(n), fa'iżā antum minhu tūqidūn(a). "Yaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu.”"81 اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ
Awa laisal-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa biqādirin ‘alā ay yakhluqa miṡlahum, balā wa huwal-khallāqul-‘alīm(u). "Dan bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur itu)? Benar. Dan Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui."82 اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔا اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ
Innamā amruhū iżā arāda syai'an ay yaqūla lahū kun fa yakūn(u). "Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu."83 فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
Fa subḥānal-lażī biyadihī malakūtu kulli syai'iw wa ilaihi turja‘ūn(a). "Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan."Doa Setelah Membaca Surat Yasin
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. حَمْدًا شَاكِرِيْنَ، حَمْدًا نَاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Alḥamdulillāhi rabbil-‘ālamīn. Ḥamdan syākirin, ḥamdan nā‘imīn, ḥamdan yuwāfī ni‘amahū wa yukāfi'u mazīdah. Yā rabbanā lakal-ḥamdu kamā yambagī lijalāli wajhikal-karīmi wa ‘aẓīmi sulṭānik. Allāhumma ṣalli wa sallim ‘alā sayyidinā Muḥammadin wa ‘alā āli sayyidinā Muḥammad. "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang diberi nikmat, pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan setara dengan tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."اَللّٰهُمَّ اِنَّا نَسْتَحْفِظُكَ وَنَسْتَوْدِعُكَ اَدْيَانَنَا وَاَنْفُسَنَا وَاَهْلَنَا وَاَوْلَادَنَا وَاَمْوَالَنَا وَكُلَّ شَيْءٍ اَعْطَيْتَنَا. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ فِى كَنَفِكَ وَاَمَانِكَ وَجِوَارِكَ وَعِيَاذِكَ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَرِيْدٍ وَجَبَّارٍ عَنِيْدٍ وَذِىْ عَيْنٍ وَذِىْ بَغْيٍ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ ذِى شَرٍّ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
Allāhumma innā nastaḥfiẓuka wa nastaudi‘uka adyānanā wa anfusanā wa ahlanā wa aulādanā wa amwālanā wa kulla syai'in a‘ṭaitanā. Allāhummaj‘alnā wa iyyāhum fī kanafika wa amānika wa jiwārika wa ‘iyāżika min kulli syaiṭānim marīd wa jabbārin ‘anīd wa żī ‘ainin wa żī baghyin wa min syarri kulli żī syarrin innaka ‘alā kulli syai'in qadīr. "Ya Allah, kami memohon penjagaan-Mu dan kami menitipkan kepada-Mu agama kami, diri kami, keluarga kami, anak-anak kami, harta kami, dan segala sesuatu yang telah Engkau berikan kepada kami. Ya Allah, jadikanlah kami dan mereka dalam lindungan-Mu, keamanan-Mu, penjagaan-Mu, dan perlindungan-Mu dari setiap setan yang durhaka, orang yang sombong, pemilik mata jahat, pelaku kezaliman, dan dari kejahatan setiap makhluk yang memiliki kejahatan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."اَللّٰهُمَّ بِحَقِّ سُوْرَةِ يٰسۤ اَكْرِمْنَا بِجُوْدِكَ وَسَهِّلْ اُمُوْرَنَا بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. اٰمِيْن
Allāhumma biḥaqqi sūrati Yāsīn akrimnā bijūdika wa sahhil umūranā biraḥmatika yā arḥamar-rāḥimīn. Wa ṣallallāhu ‘alā sayyidinā Muḥammadin wa ‘alā ālihī wa ṣaḥbihī wa sallam, walḥamdulillāhi rabbil ‘ālamīn. Āmīn. "Ya Allah, dengan kebenaran Surat Yasin, muliakanlah kami dengan kemurahan-Mu, mudahkanlah urusan-urusan kami dengan rahmat-Mu, wahai Dzat yang paling penyayang di antara para penyayang. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Amin."Rangkaian Bacaan Tahlil Lengkap
Tahlil adalah serangkaian zikir, doa, dan bacaan ayat-ayat Al-Qur'an yang disusun untuk mendoakan arwah orang-orang yang telah meninggal dunia. Berikut adalah susunan bacaan tahlil yang umum diamalkan.
1. Pengantar dan Al-Fatihah
إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاٰلِهٖ وَصَحْبِهِ الْكِرَامِ شَيْءٌ لِلّٰهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ
Ilā ḥaḍratin-nabiyyil-muṣṭafā Muḥammadin ṣallallāhu ‘alaihi wa sallama wa ālihī wa ṣaḥbihil-kirām, syai'un lillāhi lahumul-fātiḥah. "Kepada hadirat Nabi Muhammad SAW yang terpilih, keluarga, dan para sahabatnya yang mulia. Sesuatu karena Allah, untuk mereka Al-Fatihah."بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ... (Membaca Al-Fatihah)
ثُمَّ إِلَى أَرْوَاحِ آبَائِنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَمَشَايِخِنَا وَمَشَايِخِ مَشَايِخِنَا وَلِمَنِ اجْتَمَعْنَا هٰهُنَا بِسَبَبِهِ خُصُوْصًا اِلَى رُوْحِ (...) بِنْ / بِنْتِ (...) لَهُمُ الْفَاتِحَةُ
Ṡumma ilā arwāḥi ābā'inā wa ummahātinā wa ajdādinā wa jaddātinā wa masyāyikhinā wa masyāyikhi masyāyikhinā wa limanijtama‘nā hāhunā bisababihī khuṣūṣan ilā rūḥi (nama almarhum/ah) bin/binti (nama ayahnya)... lahumul-fātiḥah. "Kemudian kepada arwah bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, kakek-kakek kami, nenek-nenek kami, guru-guru kami, dan guru dari guru-guru kami, dan kepada orang yang karenanya kami berkumpul di sini, khususnya kepada arwah... bin/binti... untuk mereka, Al-Fatihah."بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ... (Membaca Al-Fatihah)
2. Surat-surat Pendek
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ. اَللّٰهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهٗ كُفُوًا اَحَدٌ (٣×)
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Qul huwallāhu aḥad. Allāhuṣ-ṣamad. Lam yalid wa lam yūlad. Wa lam yakul lahū kufuwan aḥad. (3x) "Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'" (Dibaca 3 kali)لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ اَكْبَرُ
Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. "Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Qul a‘ūżu birabbil-falaq. Min syarri mā khalaq. Wa min syarri gāsiqin iżā waqab. Wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad. Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad. "Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.'"لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ اَكْبَرُ
Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. "Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلٰهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Qul a‘ūżu birabbin-nās. Malikin-nās. Ilāhin-nās. Min syarril-waswāsil-khannās. Allażī yuwaswisu fī ṣudūrin-nās. Minal jinnati wan-nās. "Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.'"لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ اَكْبَرُ
Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. "Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."3. Awal Surat Al-Baqarah dan Ayat Kursi
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. الۤمّۤ ۚ. ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۙ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ. اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Alif lām mīm. Żālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn. Allażīna yu'minūna bil-gaibi wa yuqīmūnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqūn. Wallażīna yu'minūna bimā unzila ilaika wa mā unzila min qablik, wa bil-ākhirati hum yūqinūn. Ulā'ika ‘alā hudam mir rabbihim wa ulā'ika humul-mufliḥūn. "Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."وَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ لَّآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ. اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ ۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖ ۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ ۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
Wa ilāhukum ilāhuw wāḥid, lā ilāha illā huwar-raḥmānur-raḥīm. Allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyūm, lā ta'khużuhū sinatuw wa lā naum, lahū mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żal-lażī yasyfa‘u ‘indahū illā bi'iżnih, ya‘lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭūna bisyai'im min ‘ilmihī illā bimā syā', wasi‘a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya'ūduhū ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm. "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Agung."4. Zikir dan Tahlil
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ (٣×)
Astaghfirullāhal-‘aẓīm. (3x) "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung." (Dibaca 3 kali)اَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ اَنَّهُ
Afḍaluż-żikri fa‘lam annahū. "Ketahuilah, zikir yang paling utama adalah..."لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللهُ (٣٣×)
Lā ilāha illallāh. (33x) "Tiada Tuhan selain Allah." (Dibaca 33 kali)لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Lā ilāha illallāhu Muḥammadur rasūlullāh ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam. "Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah, semoga Allah memberikan rahmat dan keselamatan kepadanya."5. Tasbih dan Shalawat
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ (١١×)
Subḥānallāhi wa biḥamdihī, subḥānallāhil-‘aẓīm. (11x) "Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung." (Dibaca 11 kali)اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ (٢×)
Allāhumma ṣalli ‘alā ḥabībika sayyidinā Muḥammadin wa ‘alā ālihī wa ṣaḥbihī wa sallim. (2x) "Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada kekasih-Mu, junjungan kami Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya." (Dibaca 2 kali)اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ اَجْمَعِيْنَ. اَلْفَاتِحَةُ
Allāhumma ṣalli ‘alā ḥabībika sayyidinā Muḥammadin wa ‘alā ālihī wa ṣaḥbihī wa bārik wa sallim ajma‘īn. Al-Fātiḥah. "Ya Allah, limpahkanlah rahmat, keberkahan, dan keselamatan kepada kekasih-Mu, junjungan kami Muhammad, beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya. Al-Fatihah."بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ... (Membaca Al-Fatihah)
6. Doa Tahlil
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. حَمْدًا شَاكِرِيْنَ، حَمْدًا نَاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
Alḥamdulillāhi rabbil-‘ālamīn. Ḥamdan syākirin, ḥamdan nā‘imīn, ḥamdan yuwāfī ni‘amahū wa yukāfi'u mazīdah. Yā rabbanā lakal-ḥamdu kamā yambagī lijalāli wajhikal-karīmi wa ‘aẓīmi sulṭānik. Allāhumma ṣalli wa sallim ‘alā sayyidinā Muḥammadin wa ‘alā āli sayyidinā Muḥammad. "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang diberi nikmat, pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan setara dengan tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."اَللّٰهُمَّ تَقَبَّلْ وَاَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً اِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Allāhumma taqabbal wa auṣil ṡawāba mā qara'nāhu minal-Qur'ānil-‘aẓīm, wa mā hallalnā, wa mā sabbaḥnā, wa mastagfarnā, wa mā ṣallainā ‘alā sayyidinā Muḥammadin ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, hadiyyatan wāṣilah, wa raḥmatan nāzilah, wa barakatan syāmilah, ilā ḥaḍrati ḥabībinā wa syafī‘inā wa qurrati a‘yuninā sayyidinā wa maulānā Muḥammadin ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam. "Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala dari apa yang kami baca dari Al-Qur'an yang agung, dari tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami, dan shalawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai hadiah yang tersampaikan, rahmat yang turun, dan keberkahan yang menyeluruh, ke hadirat kekasih kami, pemberi syafaat kami, dan penyejuk mata kami, junjungan dan pemimpin kami, Muhammad SAW."ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ اِخْوَانِهِ مِنَ الْاَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْاَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ خُصُوْصًا اِلَى سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلَانِيِّ
Ṡumma ilā jamī‘i ikhwānihī minal-anbiyā'i wal-mursalīn, wal-auliyā'i, wasy-syuhadā'i, waṣ-ṣāliḥīn, waṣ-ṣaḥābati wat-tābi‘īn, wal-‘ulamā'il-‘āmilīn, wal-muṣannifīnal-mukhliṣīn, wa jamī‘il-mujāhidīna fī sabīlillāhi rabbil-‘ālamīn, wal-malā'ikatil-muqarrabīn, khuṣūṣan ilā sayyidinasy-Syaikh ‘Abdul Qādir al-Jailānī. "Kemudian kepada seluruh saudara-saudaranya dari para nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, para sahabat dan tabi'in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas, dan seluruh pejuang di jalan Allah Tuhan semesta alam, serta para malaikat yang dekat (dengan Allah), khususnya kepada junjungan kami Syekh Abdul Qadir Al-Jailani."ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ اِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا اِلَى اٰبَائِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَاَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا مَنِ اجْتَمَعْنَا هٰهُنَا بِسَبَبِهِ وَلِاَجْلِهِ
Ṡumma ilā jamī‘i ahlil-qubūri minal-muslimīna wal-muslimāt, wal-mu'minīna wal-mu'mināt, mim masyāriqil-arḍi ilā magāribihā barrihā wa baḥrihā, khuṣūṣan ilā ābā'inā wa ummahātinā wa ajdādinā wa jaddātinā, wa nakhuṣṣu khuṣūṣan manijtama‘nā hāhunā bisababihī wa li'ajlih. "Kemudian kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, dari timur bumi hingga baratnya, di darat maupun di laut, khususnya kepada bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, kakek-kakek kami, dan nenek-nenek kami, dan kami khususkan lagi kepada orang yang karena dan untuknya kami berkumpul di sini."اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللّٰهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ اَهْلِ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ. رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحٰنَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلٰمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. اٰمِيْن
Allāhummagfir lahum warḥamhum wa ‘āfihim wa‘fu ‘anhum. Allāhumma anzilir-raḥmata wal-magfirata ‘alā ahlil-qubūri min ahli lā ilāha illallāhu Muḥammadur rasūlullāh. Rabbanā ātinā fid-dun-yā ḥasanah, wa fil-ākhirati ḥasanah, wa qinā ‘ażāban-nār. Subḥāna rabbika rabbil-‘izzati ‘ammā yaṣifūn, wa salāmun ‘alal-mursalīn, walḥamdulillāhi rabbil-‘ālamīn. Āmīn. "Ya Allah, ampunilah mereka, sayangilah mereka, selamatkanlah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur dari golongan orang-orang yang mengucapkan 'Lā ilāha illallāh, Muḥammadur rasūlullāh'. Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Mulia, dari apa yang mereka sifatkan. Dan salam sejahtera bagi para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Amin."