Doa Nurbuat: Cahaya Kenabian dalam Setiap Lantunan

Doa Nurbuat, atau yang sering juga disebut Doa Nurun Nubuwwah, merupakan salah satu doa yang sangat populer di kalangan umat Islam, khususnya di wilayah Melayu dan Indonesia. Nama "Nurbuat" sendiri berasal dari gabungan kata "Nur" yang berarti cahaya dan "Nubuwwah" yang berarti kenabian. Secara harfiah, ia dapat diartikan sebagai "Cahaya Kenabian". Doa ini diyakini memiliki fadhilah atau keutamaan yang luar biasa, mencakup berbagai aspek kehidupan mulai dari perlindungan diri, kelancaran rezeki, penyembuhan penyakit, hingga untuk mendapatkan kewibawaan dan kasih sayang dari sesama makhluk.

Popularitas doa ini tidak terlepas dari kandungan maknanya yang sangat dalam. Di dalamnya terkandung pujian agung kepada Allah SWT, pengakuan atas kebesaran dan kekuasaan-Nya, serta penyebutan nama-nama para nabi dan rasul sebagai bentuk tawasul atau perantara untuk memohon kepada Allah. Rangkaian kalimatnya yang indah dan sarat makna menjadikannya terasa begitu syahdu saat dilantunkan, memberikan ketenangan batin bagi siapa saja yang membacanya dengan penuh keyakinan dan keikhlasan. Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai bacaan Doa Nurbuat dalam tulisan Latin dan artinya, serta menyelami lebih dalam khasiat, sejarah, dan makna yang terkandung di dalamnya.

Kaligrafi Arab "Nur" Sebuah kaligrafi Arab berbentuk melingkar dari kata "Nur" yang berarti cahaya, melambangkan esensi dari Doa Nurbuat. نور Kaligrafi Arab 'Nur' yang berarti cahaya, melambangkan Doa Nurbuat.

Bacaan Lengkap Doa Nurbuat Latin dan Artinya

Berikut adalah bacaan lengkap Doa Nurbuat yang disajikan dalam tulisan Latin untuk memudahkan pembacaan, disertai dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia agar dapat dipahami dan diresapi maknanya secara mendalam. Dianjurkan untuk membacanya secara perlahan, memahami setiap kata, dan merenungkan keagungan yang terkandung di dalamnya.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillaahir rahmaanir rahiim.

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

اَللّٰهُمَّ ذِى السُّلْطَانِ الْعَظِيْمِ. وَذِى الْمَنِّ الْقَدِيْمِ. وَذِى الْوَجْهِ الْكَرِيْمِ. وَوَلِيِّ الْكَلِمَاتِ التَّامَّاتِ وَالدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجَابَاتِ. عَاقِلِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ مِنْ اَنْفُسِ الْحَقِّ. عَيْنِ الْقُدْرَةِ وَالنَّاظِرِيْنَ. وَعَيْنِ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ.

Allaahumma dzis-sulthaanil 'azhiim. Wa dzil-mannil qadiim. Wa dzil-wajhil kariim. Wa waliyyil-kalimaatit taammaati wad-da'awaatil mustajaabaati. 'Aaqilil hasani wal husaini min anfusil haqqi. 'Ainil qudrati wan-naazhiriina. Wa 'ainil insi wal jinni.

"Ya Allah, Zat Yang memiliki kekuasaan yang agung, yang memiliki anugerah yang terdahulu, yang memiliki wajah yang mulia, yang menguasai kalimat-kalimat yang sempurna dan doa-doa yang mustajab. Penjamin Al-Hasan dan Al-Husain dari jiwa-jiwa yang benar, dari mata yang memandang, dari mata manusia dan jin."

وَ اِنْ يَّكَادُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَيُزْ لِقُوْنَكَ بِاَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُوْلُوْنَ اِنَّهُ لَمَجْنُوْنٌ. وَمَا هُوَ اِلاَّ ذِكْرٌ لِّلْعَالَمِيْنَ.

Wa in yakaadulladziina kafaruu layuzliquunaka bi-abshaarihim lammaa sami'udz-dzikra wa yaquuluuna innahuu lamajnuun. Wa maa huwa illaa dzikrul lil-'aalamiin.

"Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al-Quran dan mereka berkata: 'Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila'. Dan Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat."

وَ مُسْتَجَابُ لُقْمَانَ الْحَكِيْمِ. وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ الْوَدُوْدُ ذُوالْعَرْشِ الْمَجِيْدِ.

Wa mustajaabu luqmaanil hakiim. Wa waritsa sulaimaanu daawuuda 'alaihimas salaamul waduudu dzul 'arsyil majiid.

"Dan (doa ini) yang diijabah oleh Luqman Al-Hakim, dan Sulaiman telah mewarisi Daud 'alaihimassalam. (Allah) Yang Maha Pengasih, Yang memiliki Arsy yang mulia."

طَوِّلْ عُمْرِيْ وَصَحِّحْ اَجْسَادِيْ وَاقْضِ حَاجَتِيْ وَاَكْثِرْ اَمْوَالِيْ وَاَوْلَادِيْ وَحَبِّبْنِيْ لِلنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ. وَتَبَاعَدِ الْعَدَاوَةَ كُلَّهَا مِنْ بَنِيْ اٰدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ. مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِيْنَ.

Thawwil 'umrii wa shahhih ajsaadii waqdhi haajatii wa aktsir amwaalii wa aulaadii wa habbibnii linnaasi ajma'iin. Wa tabaa'adil 'adaawata kullahaa min banii aadama 'alaihis salaamu. Man kaana hayyan wa yahiqqal qaulu 'alal kaafiriin.

"Panjangkanlah umurku, sehatkanlah jasadku, kabulkanlah hajatku, perbanyaklah harta bendaku dan anak-anakku, dan jadikanlah aku dicintai oleh seluruh manusia. Dan jauhkanlah segala permusuhan dari anak cucu Adam 'alaihissalam, dari setiap yang hidup dan semoga tetap ancaman siksa bagi orang-orang kafir."

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ اِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا. وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ. وَلَا يَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا.

Wa qul jaa-al haqqu wa zahaqal baathilu innal baathila kaana zahuuqaa. Wa nunazzilu minal qur'aani maa huwa syifaa-un wa rahmatul lil-mu'miniin. Wa laa yaziiduzh zhaalimiina illaa khasaaraa.

"Dan katakanlah, 'Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap'. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian."

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Subhaana rabbika rabbil 'izzati 'ammaa yashifuun. Wa salaamun 'alal mursaliin. Wal hamdulillaahi rabbil 'aalamiin.

"Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa dari apa yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam."

Menyelami Makna dan Kandungan Doa Nurbuat

Doa Nurbuat bukan sekadar rangkaian kata tanpa makna. Setiap kalimat di dalamnya adalah lautan hikmah yang jika direnungkan akan meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT. Mari kita bedah beberapa bagian penting dari doa ini untuk memahami kedalaman maknanya.

Bagian Pembuka: Pengagungan Terhadap Allah SWT

Doa ini dibuka dengan pengakuan mutlak terhadap sifat-sifat Allah yang Maha Agung. Kalimat "Allaahumma dzis-sulthaanil 'azhiim" (Ya Allah, Zat Yang memiliki kekuasaan yang agung) adalah sebuah penegasan bahwa segala kekuatan, kekuasaan, dan kedaulatan di alam semesta ini hanyalah milik Allah. Ini mengajarkan kita untuk menanggalkan kesombongan dan mengakui kelemahan diri di hadapan Sang Pencipta.

Selanjutnya, "Wa dzil-mannil qadiim" (yang memiliki anugerah yang terdahulu) mengingatkan kita bahwa setiap nikmat yang kita rasakan, mulai dari napas hingga rezeki, adalah anugerah abadi dari Allah yang telah ada bahkan sebelum kita diciptakan. Ini menumbuhkan rasa syukur yang mendalam. Kemudian "Wa dzil-wajhil kariim" (yang memiliki wajah yang mulia) adalah sebuah pujian terhadap Zat Allah yang Maha Mulia, yang keindahan dan kemuliaan-Nya tak dapat dibayangkan oleh akal manusia.

Bagian "Wa waliyyil-kalimaatit taammaati wad-da'awaatil mustajaabaati" (yang menguasai kalimat-kalimat yang sempurna dan doa-doa yang mustajab) menunjukkan keyakinan penuh bahwa Allah-lah yang menguasai takdir dan mengabulkan setiap permohonan. "Kalimat-kalimat yang sempurna" sering ditafsirkan sebagai Al-Quran atau ketetapan-ketetapan Allah yang tidak memiliki cela.

Perlindungan dan Tawasul Melalui Ahlul Bait

Salah satu keunikan Doa Nurbuat adalah penyebutan nama cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Hasan dan Husain. Kalimat "'Aaqilil hasani wal husaini min anfusil haqqi" (Penjamin Al-Hasan dan Al-Husain dari jiwa-jiwa yang benar) dapat diartikan sebagai permohonan perlindungan kepada Allah sebagaimana Allah telah melindungi dan menjaga kedua cucu kesayangan Rasulullah tersebut. Ini adalah bentuk tawasul (menjadikan perantara) dengan kecintaan Allah kepada ahlul bait (keluarga Nabi) yang suci.

Permohonan perlindungan ini dipertegas dengan kalimat "'Ainil qudrati wan-naazhiriina. Wa 'ainil insi wal jinni" (...dari mata yang memandang, dari mata manusia dan jin). Ini merupakan permohonan spesifik untuk dilindungi dari 'ain, yaitu pandangan mata jahat atau pandangan iri dengki yang dapat membawa keburukan, baik dari kalangan manusia maupun jin.

Kutipan Ayat Al-Quran Sebagai Penguat Doa

Doa Nurbuat secara cerdas mengintegrasikan beberapa ayat Al-Quran ke dalam strukturnya. Ini memberikan bobot spiritual yang lebih besar dan menegaskan bahwa sumber kekuatan utama doa ini adalah firman Allah itu sendiri.

Penyebutan Nabi dan Orang Saleh

Selain ahlul bait, doa ini juga menyebutkan nama Nabi Sulaiman, Nabi Daud, dan Luqman Al-Hakim. "Wa mustajaabu luqmaanil hakiim. Wa waritsa sulaimaanu daawuuda 'alaihimas salaam". Penyebutan ini adalah bentuk tawasul dengan kemuliaan para nabi dan orang-orang saleh. Kita berharap, sebagaimana Allah telah mengabulkan doa-doa mereka dan memberikan mereka kebijaksanaan (seperti Luqman), kerajaan (seperti Sulaiman), dan kemuliaan (seperti Daud), Allah juga akan mengabulkan permohonan kita.

Khasiat dan Keutamaan Mengamalkan Doa Nurbuat

Doa Nurbuat diyakini memiliki banyak sekali khasiat dan keutamaan bagi orang yang mengamalkannya secara rutin dan istiqamah dengan dilandasi keyakinan yang kuat kepada Allah SWT. Keutamaan-keutamaan ini mencakup aspek spiritual, fisik, dan sosial.

1. Perlindungan Diri yang Menyeluruh

Fungsi utama yang paling dikenal dari Doa Nurbuat adalah sebagai benteng perlindungan. Permohonan di dalamnya sangat komprehensif, mencakup:

2. Kelancaran Rezeki dan Keberkahan Hidup

Permohonan "wa aktsir amwaalii wa aulaadii" (perbanyaklah harta bendaku dan anak-anakku) adalah doa yang jelas untuk kelapangan rezeki dan keberkahan dalam keturunan. Namun, makna rezeki di sini tidak hanya terbatas pada materi. Dengan mengamalkan doa ini, seseorang juga memohon keberkahan dalam setiap aspek kehidupan, seperti kesehatan, ilmu yang bermanfaat, dan waktu yang produktif. Keyakinan bahwa Allah adalah "dzil-mannil qadiim" (pemilik anugerah yang terdahulu) akan menumbuhkan optimisme dan semangat dalam berusaha mencari rezeki yang halal.

3. Penyembuhan Penyakit (Syifa)

Kandungan ayat Al-Quran "wa nunazzilu minal qur'aani maa huwa syifaa-un" (dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar) menjadikan doa ini sebagai wasilah (perantara) untuk memohon kesembuhan. Banyak orang mengamalkannya dengan cara membacakannya pada segelas air lalu meminumnya atau mengusapkannya pada bagian tubuh yang sakit, dengan keyakinan penuh bahwa Allah-lah Sang Penyembuh sejati. Doa ini menjadi terapi spiritual yang menguatkan jiwa pasien dan membantunya untuk lebih pasrah dan berharap hanya kepada Allah.

4. Meningkatkan Kewibawaan dan Mahabbah (Kasih Sayang)

Salah satu permohonan unik dalam doa ini adalah "wa habbibnii linnaasi ajma'iin" (dan jadikanlah aku dicintai oleh seluruh manusia). Ini bukan doa untuk menjadi gila hormat, melainkan permohonan agar Allah menanamkan rasa simpati dan kasih sayang di hati orang lain terhadap kita. Dengan demikian, urusan sosial dan profesional menjadi lebih mudah. Seseorang yang mengamalkan doa ini dengan ikhlas akan memancarkan aura positif, dihormati kawan, disegani lawan, dan mudah mendapatkan kepercayaan dari orang lain.

5. Tercapainya Hajat dan Keinginan

Kalimat "waqdhi haajatii" (kabulkanlah hajatku) adalah inti dari permohonan seorang hamba. Dengan didahului oleh pujian-pujian agung kepada Allah dan tawasul kepada para nabi, permohonan ini diharapkan memiliki peluang lebih besar untuk diijabah. Apapun hajat yang baik—baik itu terkait pekerjaan, jodoh, pendidikan, atau urusan dunia dan akhirat lainnya—dapat disampaikan kepada Allah dengan menjadikan Doa Nurbuat sebagai pengantarnya.

6. Memberikan Ketenangan Hati dan Jiwa

Membaca dan merenungkan makna Doa Nurbuat dapat memberikan efek menenangkan bagi jiwa yang gelisah. Mengingat kebesaran Allah, berserah diri kepada-Nya, dan meyakini bahwa perlindungan-Nya selalu menyertai akan mampu meredakan stres, kecemasan, dan ketakutan. Doa ini menjadi pengingat bahwa kita tidak sendiri; ada Zat Yang Maha Kuat yang selalu siap menolong hamba-Nya yang memohon.

Tata Cara dan Waktu Terbaik Mengamalkan Doa Nurbuat

Meskipun tidak ada aturan yang kaku, terdapat beberapa anjuran mengenai tata cara dan waktu pengamalan Doa Nurbuat agar lebih maksimal fadhilahnya.

Waktu Pengamalan

Adab dalam Mengamalkan

Untuk mendapatkan manfaat maksimal, amalkanlah doa ini dengan adab yang baik:

  1. Niat yang Ikhlas: Niatkan semata-mata untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan hanya karena menginginkan khasiat duniawinya.
  2. Dalam Keadaan Suci: Usahakan untuk berwudhu terlebih dahulu sebelum membacanya.
  3. Khusyuk dan Penuh Penghayatan: Bacalah dengan tartil (perlahan dan jelas), serta usahakan untuk memahami dan meresapi setiap maknanya.
  4. Istiqamah: Konsistensi adalah kunci. Mengamalkannya secara rutin, meskipun hanya sekali sehari, lebih baik daripada membacanya seratus kali tetapi hanya sesekali.

Penutup: Cahaya Petunjuk bagi Hamba

Doa Nurbuat adalah sebuah warisan spiritual yang tak ternilai harganya. Ia bukan hanya sekadar doa permohonan, tetapi juga sebuah pernyataan tauhid, pengakuan atas keagungan Allah, serta cerminan adab seorang hamba kepada Tuhannya. Kandungannya yang begitu lengkap, mencakup pujian, tawasul, permohonan perlindungan, permintaan rezeki, dan doa untuk kebaikan sosial, menjadikannya sebuah doa yang sangat komprehensif untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan memahami bacaan Doa Nurbuat latin dan artinya, kita diajak untuk tidak hanya melafalkannya di lisan, tetapi juga menghidupkannya dalam hati dan perbuatan. Semoga dengan mengamalkannya secara istiqamah, kita senantiasa berada dalam naungan cahaya kenabian, dilindungi oleh Allah dari segala keburukan, dimudahkan segala urusan, dan diberkahi dalam setiap langkah kehidupan. Amin ya Rabbal 'alamin.

🏠 Kembali ke Homepage