Ilustrasi Masjid

Panduan Lengkap Doa Sehabis Adzan: Meraih Syafaat di Waktu Mustajab

Kumandang adzan adalah sebuah panggilan agung. Bukan sekadar penanda waktu shalat, ia adalah seruan tauhid yang menggema di seluruh penjuru bumi, mengingatkan setiap jiwa akan kebesaran Allah SWT dan risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Momen singkat setelah adzan berakhir hingga iqamah dikumandangkan merupakan salah satu waktu yang paling istimewa dan mustajab untuk berdoa. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya sebuah amalan ringan namun berbobot pahala luar biasa, yaitu membaca doa sehabis adzan.

Mengamalkan doa ini bukan hanya sekadar rutinitas, melainkan sebuah bentuk pengakuan, cinta, dan harapan seorang hamba. Di dalamnya terkandung pujian kepada Allah sebagai Pemilik panggilan sempurna, sanjungan kepada Nabi Muhammad SAW, serta permohonan agar beliau mendapatkan kedudukan tertinggi di sisi-Nya. Balasan bagi yang mengamalkannya dengan tulus pun tidak main-main: janji syafaat (pertolongan) dari Rasulullah SAW di hari kiamat. Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal tentang doa sehabis adzan, mulai dari bacaan, makna mendalam, hingga keutamaan-keutamaan yang terkandung di dalamnya.

Memahami Makna Adzan: Jawaban Sebelum Berdoa

Sebelum kita menyelami doa sehabis adzan, sangat penting untuk memahami esensi dari adzan itu sendiri dan bagaimana adab kita dalam menjawabnya. Menjawab adzan adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) dan merupakan langkah pertama untuk meraih keutamaan di waktu istimewa ini. Dengan menjawab seruan muadzin, kita seolah-olah sedang berdialog dengan panggilan suci tersebut, menegaskan kembali ikrar keimanan kita.

Berikut adalah lafadz adzan dan cara menjawabnya:

Hikmah di balik jawaban "Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah" adalah sebuah pengakuan total akan kelemahan diri. Kita mengakui bahwa untuk bisa bangkit melaksanakan shalat dan meraih kemenangan (falah), kita sepenuhnya bergantung pada kekuatan dan pertolongan dari Allah SWT. Ini adalah bentuk kerendahan hati yang paling dalam sebelum menghadap-Nya.

Bacaan Doa Sehabis Adzan yang Shahih dan Lengkap

Setelah adzan selesai dikumandangkan dan kita telah menjawabnya dengan sempurna, amalan selanjutnya adalah bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, kemudian dilanjutkan dengan membaca doa sehabis adzan yang utama. Urutan ini penting untuk diikuti agar sesuai dengan tuntunan sunnah.

1. Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW

Sebelum masuk ke doa inti, kita dianjurkan untuk memulainya dengan bershalawat. Shalawat adalah bentuk cinta, hormat, dan permohonan rahmat untuk junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. Salah satu bacaan shalawat yang paling umum dan dianjurkan adalah Shalawat Ibrahimiyah, yang juga kita baca dalam tasyahud akhir shalat. Namun, shalawat yang lebih ringkas pun sudah mencukupi.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ

Allahumma shalli 'ala Muhammadin wa 'ala aali Muhammad.

"Ya Allah, berikanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad."

2. Bacaan Inti Doa Sehabis Adzan

Inilah doa utama yang menjadi inti dari amalan ini. Doa ini diriwayatkan dalam hadits shahih dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda, barangsiapa yang membacanya, maka ia berhak mendapatkan syafaat beliau di hari kiamat. Berikut adalah bacaan lengkapnya dalam tulisan Arab, Latin, dan terjemahannya.

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ

Allahumma rabba haadzihid da'watit taammah, was shalaatil qaa-imah, aati muhammadanil wasiilata wal fadhiilah, wab'atshu maqaamam mahmuudanil ladzii wa'adtah.

"Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna ini, dan shalat yang akan didirikan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah (kedudukan yang tinggi) dan fadhilah (keutamaan), dan bangkitkanlah beliau di tempat yang terpuji (maqam mahmud) yang telah Engkau janjikan kepadanya."

3. Tambahan Doa (Opsional namun Dianjurkan)

Dalam beberapa riwayat lain, terdapat tambahan di akhir doa tersebut. Tambahan ini, meskipun status haditsnya diperselisihkan, memiliki makna yang sangat baik dan selaras dengan akidah, yaitu menegaskan bahwa Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya. Tambahan ini diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi.

إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ

Innaka laa tukhliful mii'aad.

"Sesungguhnya Engkau tidak pernah mengingkari janji."

Tadabbur Makna Mendalam di Balik Doa Sehabis Adzan

Doa ini bukanlah sekadar rangkaian kata tanpa makna. Setiap frasa di dalamnya mengandung pengakuan dan permohonan yang sangat dalam. Mari kita bedah makna dari setiap kalimatnya untuk meningkatkan kekhusyukan kita saat membacanya.

"Allahumma rabba haadzihid da'watit taammah" (Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna ini)

Kalimat pembuka ini adalah sebuah pengakuan agung. Kita mengakui bahwa panggilan adzan adalah "panggilan yang sempurna" (ad-da'wah at-taammah). Mengapa sempurna? Karena kalimat-kalimat adzan adalah kalimat tauhid yang paling murni, bersih dari segala bentuk kesyirikan. Ia mengagungkan Allah, mengikrarkan syahadat, dan mengajak kepada kebaikan dunia dan akhirat. Dengan menyebut Allah sebagai "pemilik" panggilan ini, kita menegaskan bahwa sumber seruan ini adalah dari-Nya, bukan sekadar ciptaan manusia.

"Was shalaatil qaa-imah" (dan shalat yang akan didirikan)

Frasa ini menghubungkan antara panggilan (adzan) dengan tujuan utamanya, yaitu shalat yang akan ditegakkan. "Al-Qaa-imah" berarti sesuatu yang akan berdiri tegak, langgeng, dan terus menerus dilaksanakan hingga hari kiamat. Ini adalah penegasan kita bahwa setelah mendengar panggilan sempurna itu, kita bersiap untuk mendirikan shalat yang juga merupakan tiang agama.

"Aati muhammadanil wasiilata wal fadhiilah" (berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan fadhilah)

Di sinilah inti permohonan kita untuk Rasulullah SAW.

Permohonan ini menunjukkan betapa besar cinta umat kepada nabinya. Kita tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi mendoakan kebaikan tertinggi untuk beliau.

"Wab'atshu maqaamam mahmuudanil ladzii wa'adtah" (dan bangkitkanlah beliau di tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya)

Ini adalah permohonan puncak. "Maqam Mahmud" atau "kedudukan yang terpuji" adalah sebuah stasiun mulia di hari kiamat, di mana seluruh makhluk dari generasi pertama hingga terakhir akan memuji pemilik kedudukan tersebut. Para ulama tafsir sepakat bahwa yang dimaksud dengan "Maqam Mahmud" adalah hak untuk memberikan syafaat 'uzhma (syafaat agung).

Pada hari itu, ketika manusia dalam keadaan kebingungan dan penderitaan hebat di Padang Mahsyar, mereka akan mendatangi para nabi (Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa) untuk memohon pertolongan agar Allah segera memulai hisab. Namun, semua nabi tersebut tidak sanggup melakukannya. Akhirnya, seluruh umat manusia akan datang kepada Nabi Muhammad SAW, dan beliaulah yang akan bersujud di hadapan 'Arsy Allah dan memohon, hingga Allah mengizinkannya untuk memberikan syafaat agung ini. Dengan membaca doa sehabis adzan, kita seakan-akan berkata, "Ya Allah, teguhkanlah janji-Mu untuk memberikan kedudukan terpuji itu kepada Nabi kami, Muhammad SAW."

Keutamaan Agung Mengamalkan Doa Sehabis Adzan

Amalan yang terlihat sederhana ini ternyata menyimpan ganjaran yang luar biasa besar. Keutamaannya tidak hanya bersifat duniawi, tetapi juga ukhrawi, yang akan sangat kita butuhkan di hari akhir kelak.

1. Meraih Syafaat Rasulullah SAW di Hari Kiamat

Ini adalah keutamaan paling utama dan paling didambakan oleh setiap muslim. Dalilnya sangat jelas dan kuat, berasal dari hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari.

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa ketika mendengar adzan lalu mengucapkan (doa setelah adzan), 'Allahumma rabba haadzihid da'watit taammah... (hingga akhir)', maka ia berhak mendapatkan syafaatku pada hari kiamat." (HR. Al-Bukhari no. 614)

Syafaat adalah pertolongan atau mediasi. Syafaat Nabi Muhammad SAW di hari kiamat memiliki berbagai bentuk, di antaranya: memohon agar hisab segera dimulai (syafaat 'uzhma), memohon agar sebagian kaum muslimin masuk surga tanpa hisab, memohon agar mereka yang seharusnya masuk neraka tidak jadi masuk, memohon agar mereka yang sudah di neraka dapat dikeluarkan, dan memohon agar derajat ahli surga ditinggikan. Dengan konsisten mengamalkan doa ini, kita membuka pintu besar untuk mendapatkan salah satu dari pertolongan berharga ini.

2. Diampuni Dosa-dosanya

Menjawab adzan dengan penuh keimanan dan dilanjutkan dengan doa juga menjadi sebab diampuninya dosa-dosa seorang hamba. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda:

"Barangsiapa ketika mendengar muadzin (mengumandangkan adzan) lalu ia mengucapkan, 'Asyhadu an laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, wa anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh, radhiitu billaahi rabba, wa bi muhammadin rasuula, wa bil islaami diina' (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Muhammad sebagai Rasulku, dan Islam sebagai agamaku), maka diampuni dosanya." (HR. Muslim no. 386)

Doa ini bisa dibaca setelah menjawab syahadatain dalam adzan, atau digabungkan setelah adzan selesai sebelum membaca doa utama. Keduanya merupakan amalan yang sangat baik.

3. Waktu Mustajab untuk Berdoa

Keutamaan lainnya adalah waktu antara adzan dan iqamah itu sendiri. Ini adalah "golden time" atau waktu emas untuk memanjatkan doa-doa pribadi kita. Rasulullah SAW bersabda:

"Doa di antara adzan dan iqamah tidak akan ditolak." (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan An-Nasa'i. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Oleh karena itu, setelah selesai membaca doa sehabis adzan, janganlah terburu-buru. Manfaatkan momen berharga ini untuk mengangkat kedua tangan dan memohon kepada Allah segala hajat kita, baik urusan dunia maupun akhirat. Mohonlah ampunan, kesehatan, rezeki yang halal, keluarga yang sakinah, dan keteguhan iman hingga akhir hayat.

Amalan Sunnah Lainnya di Antara Adzan dan Iqamah

Selain membaca doa sehabis adzan dan berdoa secara pribadi, ada amalan sunnah lain yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada waktu mustajab ini, yaitu melaksanakan shalat sunnah rawatib qabliyah atau shalat sunnah mutlak.

Shalat Sunnah Dua Rakaat

Melaksanakan shalat sunnah dua rakaat di antara adzan dan iqamah adalah sebuah anjuran yang kuat, terutama sebelum shalat Subuh (qabliyah Subuh), Dzuhur, Maghrib, dan Isya. Rasulullah SAW bersabda:

"Di antara setiap dua adzan (adzan dan iqamah) itu ada shalat." Beliau mengulanginya tiga kali, dan pada kali yang ketiga beliau menambahkan, "Bagi siapa yang mau." (HR. Al-Bukhari no. 627 dan Muslim no. 838)

Khusus untuk shalat sunnah sebelum Maghrib, meskipun tidak sepopuler qabliyah lainnya, ini tetap merupakan sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan. Hal ini dapat menghidupkan sunnah yang mungkin banyak ditinggalkan orang. Begitu pula sebelum Isya.

Adapun shalat sunnah qabliyah Subuh memiliki keutamaan yang sangat luar biasa, sebagaimana sabda Nabi SAW, "Dua rakaat fajar (shalat sunnah qabliyah Subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR. Muslim no. 725).

Kesimpulan: Jangan Sia-siakan Panggilan Sempurna

Adzan adalah panggilan cinta dari Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya untuk meraih kemenangan. Merespon panggilan ini dengan jawaban yang benar, dilanjutkan dengan bershalawat dan memanjatkan doa sehabis adzan, adalah sebuah paket amalan yang komplit. Ia ringan di lisan, tidak memakan banyak waktu, namun memiliki bobot pahala yang sangat berat di timbangan amal.

Menjadikan doa ini sebagai kebiasaan yang tak terpisahkan setiap kali mendengar adzan adalah investasi terbaik untuk akhirat kita. Ia adalah kunci untuk meraih syafaat dari manusia paling mulia, Nabi Muhammad SAW, di hari di mana tidak ada pertolongan lain kecuali pertolongan dari Allah dan orang-orang yang diizinkan-Nya. Maka, mulai saat ini, mari kita tanamkan dalam diri kita dan ajarkan kepada keluarga kita untuk tidak pernah melewatkan kesempatan emas ini, yaitu meraih janji syafaat melalui doa sehabis adzan.

🏠 Kembali ke Homepage