Memaknai Doa Setelah Membaca Al Quran
Membaca Al Quran adalah salah satu ibadah paling agung dalam Islam. Setiap huruf yang dilantunkan membawa pahala, setiap ayat yang direnungkan membuka pintu hikmah, dan setiap lembar yang diselesaikan menenangkan jiwa. Namun, interaksi kita dengan Kalamullah tidak berhenti saat kita menutup mushaf. Justru, momen setelah selesai membaca adalah waktu yang mustajab, saat hati sedang lembut dan terhubung erat dengan Sang Pencipta. Pada saat inilah, memanjatkan doa setelah baca Al Quran menjadi penyempurna ibadah tilawah kita.
Doa ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah manifestasi kerendahan hati seorang hamba. Setelah berdialog dengan Allah melalui firman-Nya, kita kembali menghadap-Nya sebagai pemohon, mengakui bahwa segala pemahaman dan kemampuan membaca datang dari-Nya, dan berharap agar Al Quran yang baru saja kita baca menjadi berkah dalam hidup kita, bukan sekadar bacaan yang lewat di lisan. Artikel ini akan mengupas tuntas doa setelah membaca Al Quran, mulai dari bacaannya yang masyhur, makna mendalam di setiap kalimatnya, hingga adab dan keutamaan yang melingkupinya.
Bacaan Doa Lengkap Setelah Membaca Al Quran
Ada sebuah doa yang sangat populer dan sering diamalkan oleh kaum muslimin setelah selesai membaca Al Quran. Doa ini mencakup permohonan yang sangat komprehensif, merangkum semua harapan seorang hamba terhadap Al Quran. Berikut adalah bacaan lengkapnya dalam teks Arab, transliterasi Latin untuk kemudahan, dan terjemahan dalam Bahasa Indonesia.
Teks Arab
اَللّهُمَّ ارْحَمْنِيْ بِالْقُرْآنِ، وَاجْعَلْهُ لِيْ إِمَامًا وَنُوْرًا وَهُدًى وَرَحْمَةً. اَللّهُمَّ ذَكِّرْنِيْ مِنْهُ مَا نَسِيْتُ، وَعَلِّمْنِيْ مِنْهُ مَا جَهِلْتُ، وَارْزُقْنِيْ تِلَاوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ، وَاجْعَلْهُ لِيْ حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
Transliterasi Latin
"Allahummarhamni bil qur'an. Waj'alhu lii imaaman wa nuuran wa hudan wa rohmah. Allahumma dzakkirni minhu maa nasiitu, wa 'allimni minhu maa jahiltu, warzuqnii tilaawatahu aanaa-al laili wa athroofan nahaar, waj'alhu lii hujjatan yaa robbal 'aalamiin."
Terjemahan Bahasa Indonesia
"Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al Quran. Jadikanlah ia bagiku sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat. Ya Allah, ingatkanlah aku atas apa yang terlupakan darinya, ajarkanlah aku atas apa yang belum aku ketahui darinya, berikanlah aku rezeki untuk membacanya di waktu malam dan di ujung siang. Dan jadikanlah ia sebagai pembela bagiku, wahai Tuhan semesta alam."
Makna Mendalam Setiap Kalimat Doa
Doa ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan untaian permohonan yang sarat makna. Mari kita selami lebih dalam setiap penggalan kalimatnya untuk memahami betapa indahnya harapan yang kita panjatkan kepada Allah.
1. "Allahummarhamni bil qur'an" (Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al Quran)
Kalimat pembuka ini adalah inti dari segalanya. Kita tidak meminta rahmat karena amal kita, melainkan memohon rahmat Allah melalui wasilah (perantara) Al Quran. Ini adalah pengakuan bahwa Al Quran itu sendiri adalah manifestasi terbesar dari rahmat Allah. Dengan membacanya, kita berharap tercurah kasih sayang-Nya. Rahmat di sini memiliki makna yang sangat luas: ampunan atas dosa, ketenangan dalam hati, kemudahan dalam urusan, keberkahan dalam hidup, dan keselamatan di akhirat. Kita seolah berkata, "Ya Allah, karena aku telah berusaha mendekat kepada-Mu melalui Kalam-Mu, maka limpahkanlah kasih sayang-Mu kepadaku."
2. "Waj'alhu lii imaaman wa nuuran wa hudan wa rohmah" (Jadikanlah ia bagiku sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat)
Bagian ini merinci empat permohonan fundamental tentang bagaimana kita ingin Al Quran berfungsi dalam hidup kita:
- Imaaman (Sebagai Pemimpin): Kita memohon agar Al Quran menjadi imam atau pemimpin dalam hidup kita. Artinya, segala keputusan, tindakan, dan standar moral kita merujuk kepadanya. Bukan hawa nafsu, bukan tren sosial, bukan pula pendapat manusia yang menjadi pemimpin, melainkan Al Quran. Ia menjadi kompas yang mengarahkan setiap langkah kita menuju keridhaan-Nya.
- Nuuran (Sebagai Cahaya): Di tengah kegelapan kebodohan, keraguan, dan kesesatan, kita memohon agar Al Quran menjadi cahaya yang menerangi jalan. Ia menerangi hati dari kegelapan syirik dan maksiat, menerangi akal dari kebingungan, dan menerangi kehidupan dari keputusasaan. Dengan cahaya Al Quran, kita bisa membedakan mana yang hak dan mana yang batil.
- Hudan (Sebagai Petunjuk): Al Quran adalah hudan lil muttaqin (petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa). Kita memohon agar petunjuk itu tidak hanya kita baca, tetapi benar-benar meresap dan menjadi panduan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Ia adalah buku manual dari Sang Pencipta yang menunjukkan cara terbaik untuk menjalani hidup di dunia dan meraih kebahagiaan abadi.
- Rohmah (Sebagai Rahmat): Pengulangan kata rahmat di sini menekankan betapa pentingnya aspek ini. Kehadiran Al Quran dalam hidup seorang mukmin adalah rahmat. Membacanya adalah rahmat, memahaminya adalah rahmat, dan mengamalkannya adalah puncak dari rahmat itu sendiri. Ia menjadi penyejuk hati yang gersang dan penyembuh bagi jiwa yang terluka.
3. "Allahumma dzakkirni minhu maa nasiitu" (Ya Allah, ingatkanlah aku atas apa yang terlupakan darinya)
Ini adalah pengakuan atas kelemahan kita sebagai manusia. Sifat dasar manusia adalah pelupa (nasiitu). Kita mungkin sudah pernah membaca sebuah ayat, menghafalnya, bahkan memahami tafsirnya, namun seiring berjalannya waktu, ingatan itu bisa memudar. Dengan doa ini, kita memohon kepada Allah, Sang Pemilik Ilmu, untuk senantiasa mengingatkan kita kembali akan ayat-ayat-Nya di saat kita membutuhkannya, baik itu sebagai pengingat saat hendak berbuat dosa, sebagai solusi saat menghadapi masalah, atau sebagai dalil saat berdakwah.
4. "Wa 'allimni minhu maa jahiltu" (Dan ajarkanlah aku atas apa yang belum aku ketahui darinya)
Al Quran adalah samudra ilmu yang tak bertepi. Sebanyak apapun kita belajar, pasti akan selalu ada hal baru yang belum kita ketahui. Kalimat ini adalah manifestasi dari semangat thalabul 'ilmi (mencari ilmu) yang tak pernah padam. Kita memohon kepada Allah untuk membukakan pintu pemahaman, menyingkapkan hikmah-hikmah tersembunyi di balik ayat-ayat-Nya, dan memberi kita ilmu yang bermanfaat dari apa yang kita baca. Ini adalah doa agar proses membaca Al Quran tidak menjadi kegiatan mekanis, tetapi sebuah perjalanan intelektual dan spiritual yang terus berkembang.
5. "Warzuqnii tilaawatahu aanaa-al laili wa athroofan nahaar" (Dan berikanlah aku rezeki untuk membacanya di waktu malam dan di ujung siang)
Permohonan ini sangat indah. Kita meminta kemampuan untuk membaca Al Quran sebagai sebuah "rezeki". Ini menyadarkan kita bahwa bisa berinteraksi dengan Al Quran—memiliki waktu luang, kesehatan, kemauan, dan kemampuan lisan—adalah sebuah rezeki agung dari Allah yang patut disyukuri. Ungkapan "di waktu malam dan di ujung siang" (aanaa-al laili wa athroofan nahaar) menunjukkan keinginan untuk senantiasa berdampingan dengan Al Quran, menjadikannya sahabat di setiap waktu, baik di keheningan malam yang syahdu maupun di kesibukan siang hari. Ini adalah doa untuk istiqamah.
6. "Waj'alhu lii hujjatan yaa robbal 'aalamiin" (Dan jadikanlah ia sebagai pembela bagiku, wahai Tuhan semesta alam)
Ini adalah puncak dari semua permohonan. Pada Hari Kiamat, Al Quran akan menjadi salah satu dari dua hal: hujjatun laka au 'alaika (pembela bagimu atau penuntut atasmu). Jika kita membaca, memahami, dan mengamalkannya, ia akan datang sebagai syafaat (pemberi pertolongan) dan pembela di hadapan Allah. Namun, jika kita membacanya tetapi melalaikan isinya, ia justru akan menjadi saksi yang memberatkan kita. Dengan doa ini, kita memohon dengan sangat agar Al Quran yang kita baca dengan susah payah di dunia ini menjadi argumen yang meringankan, menjadi teman yang membela, dan menjadi penolong yang menyelamatkan kita di hari di mana tidak ada pembela lain selain izin-Nya. Doa ditutup dengan seruan "Yaa Robbal 'Aalamiin" (Wahai Tuhan Semesta Alam), sebuah pengakuan total atas kekuasaan dan kasih sayang Allah yang meliputi seluruh makhluk.
Pentingnya Adab dalam Berinteraksi dengan Al Quran
Memanjatkan doa setelah baca Al Quran adalah bagian dari adab. Adab atau etika dalam berinteraksi dengan Al Quran adalah cerminan dari pengagungan kita terhadap Kalamullah. Adab ini tidak hanya berlaku saat berdoa, tetapi mencakup keseluruhan proses, dari sebelum, selama, hingga sesudah membaca.
Adab Sebelum Membaca Al Quran
- Bersuci: Berwudhu sebelum menyentuh dan membaca mushaf adalah bentuk penghormatan pertama. Kebersihan fisik adalah simbol dari niat kita untuk membersihkan hati saat akan berdialog dengan Allah.
- Niat yang Ikhlas: Mengikhlaskan niat semata-mata karena Allah. Bukan untuk pamer, bukan untuk mencari pujian, tetapi murni untuk beribadah dan mencari ridha-Nya.
- Memilih Tempat yang Bersih dan Tenang: Carilah tempat yang layak, suci, dan jauh dari kebisingan agar kita bisa fokus dan khusyuk dalam membaca dan merenungkan ayat-ayat-Nya.
- Menghadap Kiblat: Meskipun bukan kewajiban, menghadap kiblat adalah sunnah yang dianjurkan karena menumbuhkan perasaan sedang menghadap langsung kepada Allah.
- Membaca Ta'awudz dan Basmalah: Memulai dengan memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan (A'udzu billahi minasy syaithanir rajim) dan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (Bismillahirrahmanirrahim).
Adab Selama Membaca Al Quran
- Membaca dengan Tartil: Membaca dengan perlahan, jelas, dan sesuai kaidah tajwid. Sebagaimana firman Allah, "...dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan (tartil)." (QS. Al-Muzzammil: 4). Ini membantu lisan untuk tidak tergelincir dan hati untuk lebih mudah memahami.
- Memperindah Suara: Berusaha membaca dengan suara yang bagus semampunya, karena ini adalah bagian dari mengagungkan Al Quran. Namun, hindari sikap riya' atau berlebihan yang justru mengurangi kekhusyukan.
- Tadabbur (Merenungkan Makna): Tidak hanya membaca teksnya, tetapi berusaha untuk memahami dan merenungkan kandungan maknanya. Jika menemukan ayat tentang surga, hati ikut berharap. Jika bertemu ayat tentang neraka, hati merasa takut. Jika membaca ayat perintah, ada keinginan untuk melaksanakannya.
- Menjaga Kekhusyukan: Hindari berbicara, tertawa, atau melakukan hal-hal yang tidak perlu selama membaca. Jaga fokus dan koneksi hati dengan apa yang sedang dibaca.
- Sujud Tilawah: Ketika melewati ayat-ayat sajdah, disunnahkan untuk melakukan sujud tilawah sebagai bentuk ketundukan dan pengagungan kepada kebesaran Allah.
Adab Setelah Membaca Al Quran
- Menutup dengan Kalimat Agung: Mengakhiri bacaan dengan mengucapkan "Shadaqallahul 'Azhim" (Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya yang agung).
- Memanjatkan Doa: Inilah puncaknya, yaitu memanjatkan doa setelah baca Al Quran seperti yang telah dibahas, dengan penuh harap dan kerendahan hati.
- Mencium Mushaf: Sebagian ulama membolehkan mencium mushaf sebagai bentuk cinta dan penghormatan, meskipun ini bukan amalan yang dicontohkan secara langsung oleh Rasulullah, tetapi dianggap sebagai perbuatan baik selama tidak diyakini sebagai ibadah wajib.
- Berniat untuk Mengamalkan: Adab terpenting adalah menumbuhkan tekad di dalam hati untuk mengamalkan apa yang baru saja dibaca dalam kehidupan sehari-hari.
Keutamaan Membaca Al Quran dan Berdoa Setelahnya
Kombinasi antara tilawah yang khusyuk dan doa yang tulus akan mendatangkan berbagai keutamaan dan fadhilah yang luar biasa. Ibadah ini tidak hanya memberikan pahala, tetapi juga mentransformasi kehidupan seorang muslim secara holistik.
Rasulullah SAW bersabda, "Bacalah Al Quran, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya." (HR. Muslim)
Hadis ini menegaskan salah satu keutamaan terbesar. Di hari yang penuh kesulitan, Al Quran akan menjadi penolong. Doa yang kita panjatkan setelah membaca, khususnya permohonan agar Al Quran menjadi hujjah (pembela), adalah ikhtiar kita untuk meraih syafaat tersebut.
Keutamaan lainnya meliputi:
- Sumber Ketenangan Jiwa: Allah berfirman, "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28). Dan zikir terbaik adalah membaca Al Quran. Doa setelahnya memperkuat ketenangan ini, menyerahkan segala urusan kepada-Nya.
- Pahala yang Berlipat Ganda: Setiap huruf Al Quran diganjar dengan sepuluh kebaikan. Membacanya secara rutin adalah investasi pahala yang tak ternilai. Mengakhirinya dengan doa adalah cara kita memohon agar pahala itu diterima dan diberkahi oleh Allah.
- Meningkatkan Derajat di Sisi Allah: Semakin sering seseorang berinteraksi dengan Al Quran, semakin tinggi derajatnya di sisi Allah. Ia menjadi bagian dari Ahlullah wa Khassatuhu (Keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya).
- Menjadi Pribadi yang Lebih Baik: Doa yang kita panjatkan—meminta Al Quran menjadi imam, cahaya, dan petunjuk—secara tidak langsung membentuk pola pikir kita. Kita terus-menerus diingatkan untuk menjadikan Al Quran sebagai standar hidup, yang pada akhirnya akan membentuk akhlak dan kepribadian yang mulia.
- Waktu Mustajab untuk Berdoa: Momen setelah menyelesaikan sebuah ibadah besar, seperti membaca Al Quran, adalah salah satu waktu di mana doa lebih mungkin untuk diijabah. Hati sedang dalam kondisi paling lunak dan paling dekat dengan Allah. Maka, manfaatkanlah momen ini untuk memanjatkan tidak hanya doa khatam Quran, tetapi juga hajat-hajat pribadi lainnya.
Menjadikan Al Quran Sahabat Sejati
Membaca Al Quran dan berdoa sesudahnya bukanlah sekadar ritual musiman, seperti saat bulan Ramadhan saja. Ia seharusnya menjadi kebiasaan harian, sebuah kebutuhan spiritual sebagaimana tubuh membutuhkan makanan. Al Quran adalah surat cinta dari Allah kepada hamba-Nya. Bagaimana mungkin kita mengabaikan surat dari Dzat yang paling kita cintai dan paling mencintai kita?
Jadikanlah doa setelah membaca Al Quran sebagai jembatan yang menghubungkan antara aktivitas membaca dengan aktivitas mengamalkan. Doa tersebut adalah komitmen kita untuk tidak hanya menjadi pembaca, tetapi juga menjadi pelaku Al Quran. Ia adalah pengingat konstan bahwa tujuan akhir dari tilawah adalah transformasi diri menuju pribadi yang lebih bertakwa.
Mulailah dari yang sedikit namun konsisten. Satu halaman sehari, bahkan beberapa ayat sehari, jika dilakukan dengan istiqamah dan diakhiri dengan doa yang tulus, akan memberikan dampak yang luar biasa dalam hidup Anda. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita rezeki untuk dapat membaca Al Quran, memahaminya, dan menjadikannya pembela bagi kita di hari akhir. Aamiin Ya Rabbal 'Alamiin.