Malam adalah selimut ketenangan, waktu di mana alam semesta beristirahat dan jiwa-jiwa mencari kedamaian. Namun, bagi seorang mukmin, keheningan malam menyimpan sebuah rahasia agung, sebuah pintu langit yang terbuka lebar bagi mereka yang bersedia menukarkan tidurnya untuk bermunajat kepada Sang Pencipta. Inilah waktu mustajab, waktu di mana sholat tahajud dan witir menjadi jembatan penghubung antara hamba dengan Rabb-nya. Setelah menyelesaikan rangkaian ibadah yang khusyuk ini, lisan dan hati seorang hamba akan menumpahkan segala harap dan pujian melalui doa.
Doa setelah sholat tahajud dan witir bukanlah sekadar rangkaian kata. Ia adalah sebuah pengakuan total akan kebesaran Allah, sebuah deklarasi kelemahan diri, dan permohonan yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam. Artikel ini akan mengupas tuntas doa agung yang diajarkan oleh Rasulullah, menyelami setiap bait maknanya, serta membahas keutamaan, tata cara, dan tips agar kita dapat istiqomah mendirikan ibadah malam yang mulia ini.
Ilustrasi suasana malam yang tenang untuk sholat tahajud.
Keutamaan Sholat Tahajud dan Witir
Sebelum kita menyelami lautan makna dalam doa setelahnya, penting untuk memahami kedudukan sholat tahajud dan witir itu sendiri. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an, menyeru hamba-Nya untuk bangun di malam hari.
"Dan pada sebagian malam, lakukanlah sholat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al-Isra': 79)
Ayat ini secara eksplisit menyebutkan bahwa tahajud adalah jalan untuk mencapai "maqamam mahmuda" atau tempat yang terpuji. Para ulama menafsirkan ini sebagai kedudukan mulia di dunia dan akhirat, termasuk syafaat agung yang akan diberikan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam di hari kiamat. Bagi umatnya, ini adalah janji kemuliaan, pengangkatan derajat, dan kedekatan dengan Allah.
Sholat tahajud adalah kebiasaan orang-orang saleh terdahulu, sebuah tradisi spiritual yang diwariskan dari generasi ke generasi sebagai tanda kesungguhan iman. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Hendaklah kalian melaksanakan sholat malam karena sholat malam itu adalah kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian, ia sebagai cara mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, penghapus kesalahan, dan pencegah dari perbuatan dosa." (HR. Tirmidzi)
Hadits ini merangkum tiga pilar keutamaan tahajud: koneksi spiritual (mendekatkan diri kepada Allah), pembersihan diri (penghapus kesalahan), dan benteng pertahanan (pencegah dari dosa). Ia bukan hanya ritual, tetapi sebuah proses transformasi diri yang komprehensif. Sementara itu, sholat witir berfungsi sebagai penutup yang sempurna bagi ibadah malam. Witir, yang berarti ganjil, adalah penegas keesaan Allah. Rasulullah tidak pernah meninggalkannya, baik saat mukim maupun saat bepergian, menunjukkan betapa pentingnya sholat ini. Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah itu witir (ganjil) dan menyukai yang ganjil." (HR. Bukhari dan Muslim). Sholat witir menjadi segel bagi amalan malam kita, memastikan hari kita ditutup dengan ibadah yang paling dicintai-Nya.
Doa Agung Setelah Sholat Tahajud dan Witir
Setelah hati dipenuhi kekhusyukan melalui sholat, inilah saatnya lisan bergetar memanjatkan doa yang diajarkan langsung oleh Rasulullah. Doa ini diriwayatkan dalam hadits shahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, yang mencatat doa yang dibaca Nabi ketika beliau bangun untuk sholat tahajud. Berikut adalah bacaan doa tersebut secara lengkap, dipecah menjadi beberapa bagian agar lebih mudah dipahami dan dihayati.
Bagian 1: Pengakuan atas Kekuasaan dan Kepemilikan Mutlak Allah
اَللّٰهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ
Allāhumma lakal ḥamdu anta qayyimus-samāwāti wal-arḍi wa man fīhinn, wa lakal ḥamdu anta nūrus-samāwāti wal-arḍi wa man fīhinn.
"Ya Allah, bagi-Mu segala puji, Engkaulah penegak langit dan bumi serta segala isinya. Bagi-Mu segala puji, Engkaulah cahaya langit dan bumi serta segala isinya."
Penghayatan Makna: Doa ini dibuka dengan pujian tertinggi, "Lakal ḥamdu" (Bagi-Mu segala puji). Ini bukan sekadar ucapan terima kasih, melainkan sebuah pengakuan bahwa hanya Allah yang berhak atas segala bentuk pujian yang sempurna. Kita mengakui bahwa setiap kebaikan, keindahan, dan keteraturan di alam semesta ini berasal dari-Nya.
Frasa "Anta qayyimus-samāwāti wal-arḍi" (Engkaulah penegak langit dan bumi) adalah deklarasi bahwa Allah-lah yang mengurus, memelihara, dan menjaga eksistensi seluruh alam semesta. Langit yang terbentang tanpa tiang, bumi yang terhampar sebagai tempat tinggal, dan peredaran benda-benda langit, semuanya berjalan atas kehendak dan pengaturan-Nya. Saat mengucapkan ini di keheningan malam, kita merenungkan betapa kecilnya diri kita di hadapan kosmos yang agung, dan betapa agungnya Sang Pencipta yang mengaturnya.
Selanjutnya, "Anta nūrus-samāwāti wal-arḍi" (Engkaulah cahaya langit dan bumi). Allah adalah sumber segala cahaya, baik cahaya fisik seperti matahari dan bulan, maupun cahaya petunjuk (hidayah) yang menerangi hati manusia dari kegelapan kebodohan, kesesatan, dan kekufuran. Dengan mengakui Allah sebagai An-Nur (Sang Cahaya), kita memohon agar hati dan hidup kita disinari oleh cahaya-Nya, agar kita mampu membedakan yang hak dan yang batil.
Bagian 2: Pengakuan atas Hakikat Kebenaran Allah
وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ
Wa lakal ḥamdu anta malikus-samāwāti wal-arḍi wa man fīhinn, wa lakal ḥamdu antal-ḥaqq, wa wa‘dukal-ḥaqq, wa liqā’uka ḥaqq, wa qauluka ḥaqq, wal-jannatu ḥaqq, wan-nāru ḥaqq, wan-nabiyyūna ḥaqq, wa muḥammadun ṣallallāhu ‘alaihi wa sallama ḥaqq, was-sā‘atu ḥaqq.
"Bagi-Mu segala puji, Engkaulah penguasa langit dan bumi serta segala isinya. Bagi-Mu segala puji, Engkaulah Al-Haqq (Yang Maha Benar), janji-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar, firman-Mu benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu benar, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu benar, dan hari kiamat itu benar."
Penghayatan Makna: Bagian ini adalah penegasan pilar-pilar keimanan (rukun iman). Setelah mengakui kekuasaan-Nya, kita kini mengikrarkan kebenaran mutlak yang datang dari-Nya. "Antal-ḥaqq" (Engkaulah Yang Maha Benar) adalah pondasinya. Allah adalah satu-satunya hakikat sejati, sementara selain-Nya adalah fana dan nisbi.
Dari kebenaran Zat-Nya, mengalirlah kebenaran lainnya:
- "Wa wa‘dukal-ḥaqq" (Janji-Mu benar): Kita meyakini sepenuh hati bahwa setiap janji Allah, baik berupa pahala bagi yang taat maupun azab bagi yang ingkar, pasti akan ditepati.
- "Wa liqā’uka ḥaqq" (Pertemuan dengan-Mu benar): Ini adalah keyakinan akan hari kebangkitan, hari di mana kita akan berdiri di hadapan-Nya untuk mempertanggungjawabkan segala amal.
- "Wal-jannatu ḥaqq, wan-nāru ḥaqq" (Surga itu benar, neraka itu benar): Kita mengimani keberadaan balasan akhir, tempat kenikmatan abadi dan tempat siksaan abadi. Ini menjadi motivasi untuk beramal dan rem untuk menjauhi maksiat.
- "Wan-nabiyyūna ḥaqq, wa muḥammadun... ḥaqq" (Para nabi itu benar, dan Muhammad itu benar): Pengakuan atas seluruh rantai kenabian, yang puncaknya adalah risalah Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa kebenaran terakhir.
- "Was-sā‘atu ḥaqq" (Dan hari kiamat itu benar): Penegasan kembali keyakinan akan akhir dari kehidupan dunia dan dimulainya kehidupan akhirat.
Mengucapkan kalimat-kalimat ini di tengah malam adalah cara me-recharge iman kita, mengingatkan kembali pada fondasi keyakinan yang seringkali terlupakan dalam kesibukan duniawi.
Bagian 3: Penyerahan Diri dan Permohonan Ampunan Total
اَللّٰهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ، وَبِكَ اٰمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْلِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ، وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ، وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ
Allāhumma laka aslamtu, wa bika ā peering, wa ‘alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wa bika khāṣamtu, wa ilaika ḥākamtu, faghfirlī mā qaddamtu wa mā akhkhartu, wa mā asrartu wa mā a‘lantu, wa mā anta a‘lamu bihī minnī.
"Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku kembali, dengan pertolongan-Mu aku berdebat (melawan musuh), kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang aku rahasiakan dan yang aku tampakkan, dan dosa-dosa yang Engkau lebih mengetahuinya daripadaku."
Penghayatan Makna: Ini adalah puncak dari munajat seorang hamba. Setelah memuji dan mengakui, kini saatnya menyerahkan diri sepenuhnya. "Laka aslamtu" (Kepada-Mu aku berserah diri) adalah esensi dari Islam itu sendiri. Kita melepaskan ego, kehendak, dan kekuatan kita, lalu memasrahkan semuanya ke dalam genggaman kekuasaan Allah.
"Wa bika ā peering" (Kepada-Mu aku beriman) adalah penegasan kembali iman yang menjadi dasar penyerahan diri. "Wa ‘alaika tawakkaltu" (Kepada-Mu aku bertawakal) adalah buah dari iman, yaitu menyandarkan segala urusan dan hasil hanya kepada Allah setelah berusaha maksimal. Di sepertiga malam, saat semua pintu dunia tertutup, kita menyadari bahwa satu-satunya sandaran yang tidak pernah goyah adalah Allah.
Kemudian, permohonan ampunan (istighfar) yang sangat komprehensif. Kita memohon ampun untuk dosa:
- "Mā qaddamtu wa mā akhkhartu" (Yang telah lalu dan yang akan datang): Mencakup seluruh rentang waktu hidup kita.
- "Mā asrartu wa mā a‘lantu" (Yang aku rahasiakan dan yang aku tampakkan): Mencakup dosa yang tersembunyi di dalam hati dan yang terlihat dalam perbuatan.
- "Wa mā anta a‘lamu bihī minnī" (Dan apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripadaku): Ini adalah pengakuan tertinggi akan keterbatasan diri. Kita memohon ampun bahkan untuk dosa-dosa yang kita lupakan atau tidak kita sadari, karena tidak ada satupun yang luput dari ilmu Allah.
Bagian 4: Penutup dengan Penegasan Sifat Allah
اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لَا اِلٰهَ اِلَّا اَنْتَ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ
Antal-muqaddimu wa antal-mu’akhkhir, lā ilāha illā anta, wa lā ḥawla wa lā quwwata illā billāh.
"Engkaulah yang mendahulukan dan Engkaulah yang mengakhirkan. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah."
Penghayatan Makna: Doa ditutup dengan penegasan kembali tauhid dan kepasrahan. "Antal-muqaddimu wa antal-mu’akhkhir" (Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan) adalah keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi sesuai takdir dan ketetapan-Nya. Siapa yang Allah kehendaki untuk maju, maka ia akan maju. Siapa yang Allah kehendaki untuk tertinggal, maka ia akan tertinggal. Ini mengajarkan kita untuk ridha terhadap takdir-Nya.
Kalimat tauhid "Lā ilāha illā anta" (Tiada Tuhan selain Engkau) menjadi segel dari seluruh pengakuan sebelumnya. Inilah inti dari seluruh ajaran Islam.
Dan diakhiri dengan kalimat hawqalah, "Lā ḥawla wa lā quwwata illā billāh" (Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Ini adalah kalimat kepasrahan total. Setelah berdoa dan berusaha, kita mengakui bahwa daya untuk berubah menjadi lebih baik, kekuatan untuk menjalankan ketaatan, dan kemampuan untuk menjauhi maksiat, semuanya murni berasal dari pertolongan Allah. Kita tidak memiliki daya apa-apa tanpa-Nya. Ini adalah puncak kerendahan hati seorang hamba di hadapan Rabb-nya.
Tata Cara Pelaksanaan Sholat Tahajud dan Witir
Untuk bisa sampai pada momen memanjatkan doa yang khusyuk, tentu harus diawali dengan pelaksanaan sholat yang benar. Berikut adalah panduan ringkas tata cara sholat tahajud dan witir.
1. Niat dan Persiapan
Niat terbaik untuk sholat tahajud adalah saat sebelum tidur. Berniatlah dalam hati, "Ya Allah, jika Engkau izinkan, aku berniat bangun di sepertiga malam nanti untuk melaksanakan sholat tahajud karena-Mu." Niat ini akan menjadi pengingat dan penolong, bahkan dicatat sebagai pahala meskipun kita tidak terbangun. Saat terbangun, segeralah berwudhu dengan sempurna untuk menyegarkan fisik dan menyucikan diri.
2. Jumlah Rakaat Sholat Tahajud
Sholat tahajud dilaksanakan minimal dua rakaat dan tidak ada batasan maksimal. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa melaksanakannya sebanyak delapan rakaat ditambah tiga rakaat witir, sehingga total sebelas rakaat. Namun, melaksanakannya dua rakaat secara rutin dan istiqomah jauh lebih baik daripada banyak rakaat namun hanya sesekali.
Lafaz niat sholat tahajud dua rakaat:
اُصَلِّى سُنَّةً التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tahajjudi rak'ataini mustaqbilal qiblati lillāhi ta'ālā.
"Aku niat sholat sunnah tahajud dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala."
3. Pelaksanaan Sholat Tahajud
Pelaksanaannya sama seperti sholat sunnah lainnya, dilakukan dua rakaat salam, dua rakaat salam. Dianjurkan untuk membaca surat-surat yang panjang jika hafal dan mampu, karena semakin lama berdiri dalam sholat malam adalah salah satu amalan yang sangat dicintai Allah. Namun jika tidak, membaca surat-surat pendek setelah Al-Fatihah pun sudah sangat baik. Kuncinya adalah kekhusyukan (tuma'ninah) dalam setiap gerakan.
4. Pelaksanaan Sholat Witir
Sholat witir adalah penutup sholat malam. Jumlah rakaatnya ganjil, bisa satu, tiga, lima, atau seterusnya. Cara yang paling umum adalah tiga rakaat, yang bisa dilakukan dengan dua cara:
- Dua rakaat lalu salam, kemudian ditambah satu rakaat salam. Ini cara yang paling utama.
- Tiga rakaat langsung dengan satu kali tasyahud akhir. Mirip sholat maghrib, namun tanpa tasyahud awal.
Lafaz niat sholat witir tiga rakaat:
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal witri tsalātsa raka'ātin mustaqbilal qiblati lillāhi ta'ālā.
"Aku niat sholat sunnah witir tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala."
5. Waktu Terbaik Pelaksanaan
Waktu sholat tahajud terbentang setelah sholat isya hingga terbit fajar. Namun, waktu yang paling utama (afdhal) adalah di sepertiga malam terakhir, yaitu sekitar pukul 01.00 dini hari hingga menjelang waktu subuh. Pada waktu inilah Allah turun ke langit dunia dan berfirman:
"Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, akan Aku beri. Siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, akan Aku ampuni." (HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah 'golden time' bagi seorang hamba untuk menumpahkan segala keluh kesah dan harapannya.
Kiat Agar Istiqomah Bangun Malam
Mengetahui keutamaan dan tata caranya adalah satu hal, namun melaksanakannya secara rutin adalah tantangan tersendiri. Istiqomah dalam ibadah malam membutuhkan perjuangan melawan kantuk dan kemalasan. Berikut beberapa kiat yang bisa membantu:
- Tidur Lebih Awal. Ini adalah kunci utama. Hindari begadang untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Ikuti sunnah Nabi untuk tidur setelah sholat Isya agar tubuh mendapatkan istirahat yang cukup.
- Pasang Niat yang Kuat Sebelum Tidur. Seperti yang telah disebutkan, niat adalah penggerak utama. Jadikan tahajud sebagai sebuah 'janji temu' spesial dengan Allah yang tidak ingin Anda lewatkan.
- Berwudhu Sebelum Tidur. Tidur dalam keadaan suci akan membuat tidur lebih berkualitas dan dijaga oleh malaikat, sehingga lebih mudah untuk bangun.
- Hindari Makan Terlalu Kenyang. Perut yang terlalu penuh akan membuat tubuh terasa berat dan malas untuk bangun. Makanlah secukupnya saat makan malam.
- Jauhi Maksiat di Siang Hari. Seorang ulama pernah berkata, "Janganlah engkau bermaksiat kepada-Nya di siang hari, niscaya Dia akan membangunkanmu untuk bertemu dengan-Nya di malam hari." Dosa dan maksiat dapat menjadi penghalang berat yang membelenggu kita dari nikmatnya ibadah malam.
- Minta Bantuan Alarm dan Keluarga. Manfaatkan teknologi dengan memasang beberapa alarm. Jika memungkinkan, saling mengingatkan dengan pasangan atau anggota keluarga untuk bangun bersama.
- Mulailah dari yang Sedikit. Jangan langsung menargetkan sebelas rakaat. Mulailah dengan dua rakaat tahajud dan satu rakaat witir. Lakukan secara konsisten. Jika sudah menjadi kebiasaan, baru tingkatkan jumlahnya secara bertahap. Konsistensi lebih dicintai Allah daripada kuantitas yang sporadis.
Dzikir Tambahan Setelah Witir
Selain doa utama di atas, setelah selesai sholat witir dan sebelum beranjak, disunnahkan untuk membaca dzikir berikut ini. Rasulullah biasa membacanya sebanyak tiga kali, dan pada kali ketiga beliau mengeraskan dan memanjangkan suaranya.
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
Subḥānal malikil quddūs.
"Maha Suci Raja Yang Maha Suci." (Dibaca 3x)
Dzikir ini adalah bentuk pengagungan tambahan kepada Allah, Raja yang memiliki kesucian absolut, bebas dari segala aib dan kekurangan. Mengucapkannya menjadi penutup yang indah bagi rangkaian ibadah malam kita.
Rahasia Mustajabnya Doa di Waktu Tahajud
Mengapa doa yang dipanjatkan setelah sholat tahajud memiliki peluang besar untuk dikabulkan? Ada beberapa rahasia spiritual di baliknya:
- Waktu Turunnya Rahmat Allah. Seperti disebutkan dalam hadits, ini adalah waktu di mana Allah 'turun' ke langit dunia, sebuah kiasan yang menunjukkan betapa dekatnya rahmat, ampunan, dan perhatian Allah kepada hamba-Nya di waktu tersebut.
- Kondisi Hati yang Paling Tulus. Di saat orang lain terlelap, seseorang yang bangun untuk tahajud menunjukkan tingkat pengorbanan dan ketulusan (ikhlas) yang tinggi. Ibadah yang dilakukan jauh dari pandangan manusia cenderung lebih murni, dan kemurnian inilah yang menjadi kunci terkabulnya doa.
- Suasana yang Mendukung Kekhusyukan. Keheningan malam membantu pikiran menjadi lebih fokus dan hati lebih mudah terkoneksi dengan Allah. Tanpa distraksi duniawi, munajat terasa lebih intim dan mendalam.
- Didahului oleh Amal Saleh. Doa yang dipanjatkan setelah melakukan ibadah (sholat) memiliki keutamaan lebih. Kita seolah-olah 'ber-tawassul' atau menjadikan amal saleh kita sebagai perantara agar doa kita lebih didengar oleh Allah.
Oleh karena itu, manfaatkanlah waktu emas ini bukan hanya untuk membaca doa yang dihafal, tetapi juga untuk mencurahkan segala isi hati. Bicaralah kepada Allah dengan bahasa kita sendiri. Sampaikan segala resah, pinta segala hajat, dan adukan segala masalah. Allah Maha Mendengar, dan Dia mencintai hamba-Nya yang merengek dan meminta kepada-Nya di saat-saat istimewa seperti ini.
Sholat tahajud, witir, dan doa setelahnya adalah paket ibadah malam yang komplit. Ia adalah sumber kekuatan spiritual, oase di tengah gurun kehidupan, dan tangga untuk naik menuju derajat yang lebih tinggi di sisi Allah. Ia adalah bukti cinta, sebuah pengorbanan yang dibalas dengan anugerah tak terhingga. Semoga kita semua dimampukan oleh Allah untuk menjadi ahli tahajud yang istiqomah, yang senantiasa basah lidahnya dengan dzikir dan doa di keheningan malam.