Doa Takbir ke 4 Shalat Jenazah: Bacaan Lengkap dan Maknanya

Untaian doa sebagai penghormatan terakhir.

Shalat jenazah adalah salah satu kewajiban kolektif (fardhu kifayah) bagi umat Islam terhadap saudaranya yang telah meninggal dunia. Pelaksanaannya merupakan bentuk penghormatan terakhir, permohonan ampunan, serta wujud kepedulian dan solidaritas sesama muslim. Berbeda dari shalat lainnya, shalat jenazah tidak memiliki gerakan rukuk, sujud, i'tidal, maupun tasyahud. Rukun utamanya adalah niat dan empat kali takbir yang masing-masing diikuti dengan bacaan doa-doa khusus.

Takbir keempat memegang peranan krusial sebagai penutup rangkaian doa sebelum salam. Pada momen inilah, jemaah memanjatkan permohonan pamungkas, baik untuk si mayit maupun untuk diri mereka sendiri. Memahami bacaan doa setelah takbir ke 4 beserta maknanya secara mendalam akan menyempurnakan ibadah kita dan menghadirkan kekhusyukan saat mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhirnya.

Struktur dan Rukun Shalat Jenazah

Sebelum kita menyelami lebih dalam doa pada takbir keempat, penting untuk mengingat kembali struktur shalat jenazah secara keseluruhan. Shalat ini terdiri dari beberapa rukun yang wajib dipenuhi agar ibadah menjadi sah. Rukun-rukun tersebut adalah:

  1. Niat: Menghadirkan niat di dalam hati untuk melaksanakan shalat jenazah atas mayit tertentu (laki-laki, perempuan, atau anak-anak) dengan empat kali takbir karena Allah Ta'ala.
  2. Berdiri bagi yang Mampu: Shalat ini dilaksanakan dalam posisi berdiri, dari awal hingga akhir, bagi siapa saja yang tidak memiliki uzur syar'i.
  3. Empat Kali Takbir: Mengucapkan "Allahu Akbar" sebanyak empat kali, termasuk takbiratul ihram di awal.
  4. Membaca Al-Fatihah: Dibaca setelah takbir pertama.
  5. Membaca Shalawat Nabi: Dibaca setelah takbir kedua, minimal shalawat yang dibaca saat tasyahud akhir.
  6. Mendoakan Jenazah: Dibaca setelah takbir ketiga, dengan doa yang spesifik untuk si mayit.
  7. Membaca Doa Setelah Takbir Keempat: Ini adalah fokus utama pembahasan kita, di mana doa dipanjatkan sebelum salam.
  8. Salam: Mengucapkan salam ke kanan sebagai penutup shalat.

Setiap takbir menjadi penanda transisi dari satu doa ke doa berikutnya, membangun sebuah alur permohonan yang sistematis dan penuh makna. Dimulai dengan pujian kepada Allah (Al-Fatihah), dilanjutkan dengan sanjungan kepada Rasulullah SAW (shalawat), lalu doa inti untuk ampunan dan rahmat bagi si mayit, dan diakhiri dengan doa penutup yang melengkapi harapan bagi almarhum/almarhumah serta menjadi pengingat bagi yang masih hidup.

Doa Setelah Takbir Keempat untuk Jenazah Dewasa

Setelah takbir ketiga di mana doa utama untuk jenazah dipanjatkan, imam dan makmum kemudian melakukan takbir keempat. Setelah takbir ini, terdapat beberapa pilihan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW melalui berbagai riwayat hadis. Doa ini memiliki keunikan karena tidak hanya berfokus pada si mayit, tetapi juga mencakup permohonan bagi orang-orang yang masih hidup. Hal ini menunjukkan betapa Islam memandang kematian bukan sebagai akhir, melainkan sebagai sebuah transisi yang memberi pelajaran berharga bagi yang ditinggalkan.

Bacaan Utama untuk Jenazah Laki-laki

Doa yang paling umum dan sering dibacakan setelah takbir keempat untuk jenazah laki-laki adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ، وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

Allahumma laa tahrimnaa ajrohu, wa laa taftinnaa ba'dahu, waghfirlanaa wa lahu.

Artinya: "Ya Allah, janganlah Engkau haramkan kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia."

Tadabbur dan Makna Mendalam

Mari kita bedah setiap kalimat dari doa yang ringkas namun padat makna ini:

Bacaan Utama untuk Jenazah Perempuan

Untuk jenazah perempuan, bacaan doanya sama persis, hanya saja kata ganti (dhamir) diubah dari -hu (untuk dia laki-laki) menjadi -ha (untuk dia perempuan).

اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا، وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهَا، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهَا

Allahumma laa tahrimnaa ajrohaa, wa laa taftinnaa ba'dahaa, waghfirlanaa wa lahaa.

Artinya: "Ya Allah, janganlah Engkau haramkan kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia."

Perubahan dhamir ini adalah kaidah dasar dalam bahasa Arab yang menunjukkan penghormatan dan ketelitian dalam berdoa, memastikan bahwa doa yang kita panjatkan tertuju secara spesifik kepada jenazah yang sedang dishalatkan.

Variasi Doa Lain Setelah Takbir Keempat

Selain doa di atas, beberapa ulama mengajarkan untuk membaca kembali doa yang dibaca setelah takbir ketiga. Artinya, setelah takbir keempat, kita bisa mengulang doa utama untuk jenazah. Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa inti dari shalat jenazah adalah mendoakan si mayit sebanyak-banyaknya. Jadi, setelah takbir keempat dan sebelum salam, ada jeda singkat yang bisa dimanfaatkan untuk memanjatkan doa lagi.

Contohnya, membaca kembali doa berikut setelah takbir keempat:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ

Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'afihi wa'fu 'anhu wa akrim nuzulahu wa wassi' mudkhalahu waghsilhu bil ma'i wats tsalji wal barad, wa naqqihi minal khathaya kama naqqaitats tsaubal abyadha minad danas, wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi, wa adkhilhul jannata wa a'idzhu min 'adzabil qabri wa 'adzabin naar.

Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia, maafkanlah dia, muliakanlah tempatnya, luaskanlah tempat masuknya, mandikanlah dia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah dia dari segala kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan pakaian putih dari kotoran. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, dan pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah dia ke dalam surga dan lindungilah dia dari siksa kubur dan siksa neraka."

Membaca doa ini kembali setelah takbir keempat adalah sebuah amalan yang baik (fadilah) karena memperbanyak permohonan ampunan dan rahmat bagi si mayit. Sebagian ulama bahkan menganjurkan untuk menggabungkan keduanya: membaca doa utama takbir keempat (Allahumma la tahrimna...) terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan doa di atas jika waktunya memungkinkan sebelum imam mengucapkan salam.

Doa untuk Jenazah Anak-anak

Bagaimana jika jenazah yang dishalatkan adalah anak kecil yang belum baligh? Doa yang dipanjatkan tentu berbeda, karena anak kecil dianggap suci dan belum memiliki catatan dosa. Oleh karena itu, doa untuk mereka tidak berfokus pada permohonan ampunan, melainkan permohonan agar mereka menjadi tabungan pahala, syafaat, dan pemberat timbangan kebaikan bagi kedua orang tuanya di akhirat kelak.

Doa untuk Jenazah Anak Laki-laki

Setelah takbir keempat, dan juga bisa dibaca setelah takbir ketiga, doanya adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطًا وَذُخْرًا لِوَالِدَيْهِ، وَشَفِيعًا مُجَابًا. اللَّهُمَّ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِينَهُمَا، وَأَعْظِمْ بِهِ أُجُورَهُمَا، وَأَلْحِقْهُ بِصَالِحِ الْمُؤْمِنِينَ، وَاجْعَلْهُ فِي كَفَالَةِ إِبْرَاهِيمَ، وَقِهِ بِرَحْمَتِكَ عَذَابَ الْجَحِيمِ

Allahummaj'alhu farathan wa dzukhran liwalidaihi, wa syafi'an mujaban. Allahumma tsaqqil bihi mawazinahuma, wa a'zhim bihi ujurahuma, wa alhiqhu bishalihil mu'minin, waj'alhu fi kafalati ibrahim, wa qihi birahmatika 'adzabal jahim.

Artinya: "Ya Allah, jadikanlah dia sebagai simpanan pendahuluan dan tabungan bagi kedua orang tuanya, dan sebagai pemberi syafaat yang dikabulkan. Ya Allah, beratkanlah timbangan kebaikan kedua orang tuanya dengannya, dan besarkanlah pahala keduanya. Kumpulkanlah dia bersama orang-orang beriman yang saleh, dan jadikanlah dia dalam pemeliharaan Nabi Ibrahim, serta lindungilah dia dengan rahmat-Mu dari siksa neraka Jahim."

Doa untuk Jenazah Anak Perempuan

Sama seperti sebelumnya, untuk jenazah anak perempuan, kata gantinya diubah menjadi muannats (feminin).

اللَّهُمَّ اجْعَلْهَا فَرَطًا وَذُخْرًا لِوَالِدَيْهَا، وَشَفِيعًا مُجَابًا. اللَّهُمَّ ثَقِّلْ بِهَا مَوَازِينَهُمَا، وَأَعْظِمْ بِهَا أُجُورَهُمَا، وَأَلْحِقْهَا بِصَالِحِ الْمُؤْمِنِينَ، وَاجْعَلْهَا فِي كَفَالَةِ إِبْرَاهِيمَ، وَقِهَا بِرَحْمَتِكَ عَذَابَ الْجَحِيمِ

Allahummaj'alha farathan wa dzukhran liwalidaiha, wa syafi'an mujaban. Allahumma tsaqqil biha mawazinahuma, wa a'zhim biha ujurahuma, wa alhiqha bishalihil mu'minin, waj'alha fi kafalati ibrahim, wa qiha birahmatika 'adzabal jahim.

Artinya: "Ya Allah, jadikanlah dia sebagai simpanan pendahuluan dan tabungan bagi kedua orang tuanya, dan sebagai pemberi syafaat yang dikabulkan. Ya Allah, beratkanlah timbangan kebaikan kedua orang tuanya dengannya, dan besarkanlah pahala keduanya. Kumpulkanlah dia bersama orang-orang beriman yang saleh, dan jadikanlah dia dalam pemeliharaan Nabi Ibrahim, serta lindungilah dia dengan rahmat-Mu dari siksa neraka Jahim."

Doa ini mengandung penghiburan yang luar biasa bagi orang tua yang kehilangan anaknya. Kematian seorang anak bukanlah kehilangan sia-sia, melainkan sebuah investasi akhirat. Anak tersebut akan menjadi "tabungan" yang akan menyambut dan memberikan syafaat kepada orang tuanya di hari kiamat. Ini adalah cara Islam memuliakan setiap jiwa dan memberikan perspektif penuh harapan bahkan di tengah duka yang paling mendalam sekalipun.

Pandangan Fikih Mengenai Doa Setelah Takbir Keempat

Para ulama dari empat mazhab besar (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali) umumnya sepakat mengenai adanya doa setelah takbir keempat sebelum salam. Namun, ada sedikit perbedaan dalam penekanan dan lafal yang diutamakan.

Perbedaan ini bersifat variatif (tanawwu') dan tidak fundamental. Semuanya setuju bahwa inti dari shalat jenazah adalah mendoakan si mayit. Oleh karena itu, mengikuti bacaan yang diajarkan oleh imam adalah pilihan yang paling bijak. Jika imam diam sejenak setelah takbir keempat, itu adalah kesempatan bagi makmum untuk memanjatkan doa "Allahumma la tahrimna ajrahu..." atau doa kebaikan lainnya.

Posisi Diam Sejenak: Momen Emas untuk Berdoa

Setelah takbir keempat, biasanya imam akan diam sejenak sebelum mengucapkan salam. Jeda ini bukanlah kekosongan tanpa makna. Inilah waktu yang diberikan kepada seluruh jemaah untuk merampungkan doa mereka. Manfaatkanlah momen ini dengan sebaik-baiknya. Bacalah doa dengan tuma'ninah (tenang), resapi setiap katanya, dan hadirkan hati sepenuhnya. Jangan terburu-buru ingin segera salam.

Di saat inilah kita benar-benar berdiri di hadapan Allah, sebagai perantara yang memohonkan ampunan untuk saudara kita. Kesungguhan dan keikhlasan kita dalam berdoa pada momen ini sangatlah berharga. Bahkan, kita bisa menambahkan doa pribadi dalam bahasa kita sendiri secara lirih, memohon kebaikan spesifik untuk almarhum/almarhumah, serta memohon kesabaran dan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Kesalahan yang Sering Terjadi

Dalam pelaksanaan shalat jenazah, terutama pada bagian takbir keempat, ada beberapa kesalahan umum yang perlu dihindari:

  1. Tergesa-gesa Mengucapkan Salam: Sebagian makmum terkadang langsung bersiap untuk salam begitu imam selesai bertakbir, tanpa memberikan jeda untuk berdoa. Ingatlah bahwa ada sunnah untuk berdoa di antara takbir keempat dan salam.
  2. Tidak Tahu Apa yang Harus Dibaca: Karena kurangnya pemahaman, ada yang hanya diam saja tanpa membaca doa apapun. Menghafal doa yang ringkas seperti "Allahumma la tahrimna ajrahu..." sangat dianjurkan agar kita bisa mengisi jeda tersebut dengan ibadah.
  3. Salah Menggunakan Kata Ganti (Dhamir): Tertukar antara -hu (untuk laki-laki) dan -ha (untuk perempuan). Meskipun tidak membatalkan shalat, ketelitian dalam hal ini menunjukkan keseriusan dan pemahaman kita dalam berdoa.
  4. Mengobrol atau Tidak Fokus: Shalat jenazah adalah momen yang khidmat. Menjaga kekhusyukan dari awal hingga akhir adalah adab yang utama. Kehilangan fokus, terutama menjelang akhir shalat, dapat mengurangi pahala dan keberkahan ibadah.

Kesimpulan: Sebuah Doa Harapan dan Pengingat

Doa setelah takbir keempat dalam shalat jenazah adalah manifestasi indah dari ajaran Islam yang penuh rahmat. Ia bukan sekadar ritual penutup, melainkan sebuah untaian harapan dan pengingat yang mendalam. Melalui doa "Allahumma la tahrimna ajrahu...", kita memohon agar jerih payah kita dalam mengurus jenazah diterima sebagai pahala, agar kita dilindungi dari perpecahan dan ujian pasca kepergiannya, dan yang terpenting, kita memohon ampunan bagi almarhum/almarhumah sekaligus bagi diri kita sendiri.

Doa ini mengajarkan kita tentang keseimbangan: mendoakan yang telah pergi sambil menjaga yang masih hidup. Ia menjadi pengingat (tazkirah) bahwa kematian adalah nasihat terbaik. Saat kita mengangkat tangan untuk takbir terakhir dan memanjatkan doa pamungkas ini, kita sedang menunaikan hak saudara kita, sekaligus mempersiapkan diri untuk hari di mana kita akan berada di posisi yang sama, berharap ada saudara-saudara lain yang tulus mendoakan kita dengan doa yang serupa.

Maka, marilah kita pelajari, hafalkan, dan pahami makna doa ini. Agar setiap kali kita berdiri dalam shaf shalat jenazah, lisan kita tidak hanya bergerak, tetapi hati kita turut serta, memohon dengan penuh keikhlasan, mengantarkan saudara kita dengan untaian doa terbaik sebagai bekal perjalanannya menuju keabadian.

🏠 Kembali ke Homepage