I. Pengenalan Ayam Petelur Lohman: Sejarah dan Keunggulan Genetik
Ayam petelur Lohmann Brown merupakan salah satu strain komersial unggulan yang mendominasi industri peternakan telur global. Dikenal karena efisiensi konversi pakan yang superior dan tingkat produksi telur yang sangat tinggi, strain ini adalah hasil dari program pemuliaan genetik intensif yang dikembangkan di Jerman oleh Lohmann Tierzucht.
Strain Lohmann Brown, yang sering disebut sebagai "hybrid" atau ayam komersial silang, bukanlah ras murni, melainkan hasil persilangan yang dirancang untuk mengoptimalkan sifat-sifat produktif. Fokus utama pemuliaan ini adalah pada daya tahan, masa puncak produksi yang panjang, dan kemampuan adaptasi terhadap berbagai sistem pemeliharaan, mulai dari kandang baterai tradisional hingga sistem pemeliharaan bebas (free-range).
1.1. Asal Usul dan Perkembangan Lohmann Tierzucht
Perusahaan Lohmann Tierzucht telah menjadi pemimpin dunia dalam genetika unggas sejak pertengahan abad ke-20. Mereka menerapkan ilmu pengetahuan modern, termasuk teknik pemuliaan berbasis data dan seleksi genetik, untuk menciptakan strain yang spesifik memenuhi kebutuhan pasar. Lohmann Brown dikembangkan dari persilangan kompleks yang melibatkan ras Rhode Island Red dan Plymouth Rock, atau keturunannya, untuk mendapatkan kombinasi gen yang menghasilkan telur berwarna coklat (Brown) yang diminati pasar Asia dan Eropa.
1.2. Keunggulan Genetik Lohmann Brown
Keunggulan utama Lohmann Brown terletak pada heterosis atau vigor hibrida. Persilangan ini menghasilkan ayam yang lebih kuat, lebih tahan terhadap perubahan lingkungan, dan memiliki kinerja yang melebihi rata-rata kedua induknya. Sifat-sifat genetik kunci yang dioptimalkan meliputi:
- Produktivitas Telur Tinggi: Mampu menghasilkan lebih dari 320 telur per siklus bertelur (sekitar 72 minggu).
- Rasio Konversi Pakan (FCR) Efisien: Membutuhkan jumlah pakan yang relatif kecil untuk menghasilkan satu kilogram telur.
- Kualitas Cangkang Prima: Cangkang telur yang kuat, penting untuk mengurangi kerugian akibat pecah selama pengumpulan dan transportasi.
- Temperamen Tenang: Memungkinkan pengelolaan yang lebih mudah dalam kelompok besar.
Ilustrasi profil fisik ayam Lohmann Brown yang kuat dan fokus pada produksi telur coklat berkualitas.
II. Karakteristik Fisik dan Standar Produksi
Memahami karakteristik fisik dan standar produksi Lohmann Brown sangat penting untuk menetapkan target kinerja dan mengidentifikasi potensi masalah kesehatan sejak dini. Ayam Lohmann dewasa memiliki ciri khas warna bulu coklat kemerahan, dengan beberapa variasi warna putih pada bulu ekor atau sayap, dan kaki serta paruh yang berwarna kuning cerah.
2.1. Standar Berat Badan dan Pertumbuhan
Pengendalian berat badan (Body Weight Control) adalah aspek krusial dalam pemeliharaan Lohmann Brown, terutama selama fase pertumbuhan. Berat badan yang tidak ideal (terlalu kurus atau terlalu gemuk) dapat menyebabkan keterlambatan atau penurunan produksi telur. Peternak harus secara rutin menimbang sampel ayam untuk memastikan pertumbuhan sesuai dengan kurva standar breed.
| Fase Usia | Berat Badan Target (Rata-rata) | Keterangan Kritis |
|---|---|---|
| 1 Hari (DOC) | 40 gram | Titik awal yang menentukan |
| 6 Minggu (Brooder) | 450 – 500 gram | Fase pertumbuhan kerangka |
| 17 Minggu (Grower Akhir) | 1250 – 1350 gram | Persiapan transisi ke kandang layer |
| 25 Minggu (Puncak) | 1700 – 1850 gram | Mulai stabilisasi produksi |
2.2. Parameter Kinerja Produksi Telur
Lohmann Brown dikenal karena persistensi produksi, yang berarti mereka mampu mempertahankan tingkat produksi tinggi untuk jangka waktu yang lama. Berikut adalah target produksi standar yang harus dicapai dalam manajemen intensif:
- Usia Mulai Bertelur (Point of Lay): Umumnya dimulai pada usia 18-19 minggu.
- Puncak Produksi (Peak Production): Tercapai pada usia 24-28 minggu, dengan tingkat produksi mencapai 94% hingga 96%.
- Total Produksi Kumulatif: Hingga usia 72 minggu, diharapkan setiap ekor ayam menghasilkan antara 320 hingga 340 telur.
- Berat Telur Rata-rata: Telur dimulai kecil dan berangsur membesar. Rata-rata berat telur selama siklus produksi adalah 62-64 gram. Kontrol pakan dan nutrisi, khususnya asupan metionin, sangat penting untuk mengatur ukuran telur.
- Mortalitas: Tingkat kematian kumulatif harus dijaga di bawah 5% hingga akhir periode produksi.
Kualitas telur, termasuk warna kulit coklat merata dan kekuatan cangkang (shell thickness), menjadi indikator keberhasilan manajemen pakan. Masalah pada cangkang, seperti tekstur kasar atau tipis, seringkali mengindikasikan defisiensi kalsium, fosfor, atau Vitamin D3, atau masalah manajemen stres panas.
III. Manajemen Pemeliharaan Inti Lohman Brown
Manajemen yang ketat adalah kunci untuk memanfaatkan potensi genetik penuh Lohmann Brown. Siklus hidup dibagi menjadi tiga fase kritis: Fase Brooding (Starter), Fase Grower (Pembesaran), dan Fase Layer (Produksi).
3.1. Fase Brooding (0 – 6 Minggu)
Fase ini adalah fondasi bagi kesehatan dan produktivitas di masa depan. Fokus utama adalah pada pengembangan sistem kekebalan tubuh, kerangka tulang, dan memastikan asupan pakan serta air yang optimal.
- Suhu dan Ventilasi: Suhu awal harus dijaga ketat pada 32-33°C pada hari pertama, lalu diturunkan perlahan 2-3°C setiap minggu. Ventilasi wajib ada untuk menghilangkan amonia dan karbon dioksida tanpa menyebabkan ayam kedinginan.
- Pakan Starter: Pakan harus mudah diakses dan sangat bernutrisi (protein tinggi, 20-22%). Konsumsi pakan harus diawasi ketat; jika konsumsi terlalu rendah, pertumbuhan kerangka akan terhambat, yang berakibat fatal pada kapasitas organ produksi telur.
- Penerangan: Biasanya menggunakan program penerangan 23 jam cahaya dan 1 jam gelap selama 7 hari pertama untuk mendorong konsumsi pakan. Setelah itu, durasi cahaya dikurangi secara bertahap hingga mencapai 8-10 jam per hari, yang dipertahankan selama fase grower.
3.2. Fase Grower (7 – 17 Minggu)
Tujuan utama fase grower adalah mencapai berat badan target dan mengembangkan keseragaman kawanan (flock uniformity). Keseragaman yang tinggi (di atas 85%) sangat penting; kawanan yang tidak seragam akan mencapai puncak produksi pada waktu yang berbeda, menurunkan efisiensi puncak produksi keseluruhan.
- Pengendalian Berat Badan: Penimbangan sampel mingguan sangat vital. Jika ayam tertinggal dari kurva standar, intervensi nutrisi harus segera dilakukan. Pemberian pakan seringkali dibatasi secara terukur (skip a day feeding atau controlled feeding) untuk mencegah kelebihan berat badan sebelum periode produksi, yang dapat menyebabkan deposisi lemak berlebih di perut dan masalah prolaps saat bertelur.
- Stimulasi Tulang Medullary: Menjelang akhir fase ini (sekitar 16-17 minggu), ayam memerlukan peningkatan kalsium (sekitar 2.0%) dari pakan pre-layer untuk membangun cadangan kalsium dalam tulang medullary, yang akan digunakan saat pembentukan cangkang telur.
3.3. Fase Layer (18 – 72 Minggu)
Fase ini adalah saat investasi mulai membuahkan hasil. Manajemen harus berfokus pada pemeliharaan produksi puncak, kualitas cangkang, dan efisiensi pakan.
- Program Pencahayaan Layer: Stimulasi cahaya adalah pemicu utama produksi telur. Durasi cahaya dinaikkan secara bertahap (sekitar 15-16 jam per hari) segera setelah mencapai 5% produksi telur. Durasi ini tidak boleh dikurangi selama fase layer, karena akan menghentikan produksi telur.
- Manajemen Pakan Layer: Pakan harus disesuaikan berdasarkan usia dan tingkat produksi (Layer 1, Layer 2, Layer 3). Asupan kalsium (sekitar 3.8-4.2%) harus tinggi. Penting untuk memberikan sebagian kalsium dalam bentuk partikel kasar (coarse limestone) sehingga tersedia untuk pembentukan cangkang di malam hari.
- Pengawasan Lingkungan: Kontrol amonia, debu, dan suhu. Suhu ideal adalah 18-24°C. Suhu di atas 28°C menyebabkan stres panas, yang secara langsung mengurangi asupan pakan, menurunkan ukuran telur, dan melemahkan cangkang.
IV. Strategi Nutrisi Spesifik untuk Lohman Brown
Nutrisi adalah faktor tunggal terbesar yang mempengaruhi kinerja Lohmann Brown (sekitar 70% dari biaya operasional). Program pakan harus dirancang presisi untuk memenuhi kebutuhan Energi Metabolis (ME), Protein Kasar (CP), Asam Amino, dan mineral pada setiap tahap pertumbuhan dan produksi.
4.1. Kebutuhan Energi dan Protein
Keseimbangan antara energi dan protein adalah vital. Ayam Lohmann Brown yang memiliki FCR sangat baik memerlukan kepadatan nutrisi yang tepat. Jika pakan kurang padat, ayam harus makan lebih banyak, yang dapat menyebabkan limbah pakan dan peningkatan biaya.
| Fase | Protein Kasar (CP) % | Energi Metabolis (ME) Kcal/kg | Asupan Kalsium (%) | Keterangan |
|---|---|---|---|---|
| Starter (0-6 Mgg) | 20.0 – 22.0 | 2850 – 2950 | 0.8 – 1.0 | Mendukung pertumbuhan kerangka dan organ. |
| Grower (7-17 Mgg) | 16.0 – 18.0 | 2700 – 2800 | 0.8 – 1.0 | Fokus pada berat badan target, batasi asupan lemak. |
| Pre-Layer (17-19 Mgg) | 15.0 – 16.0 | 2750 – 2850 | 2.0 – 2.5 | Membangun cadangan kalsium tulang medullary. |
| Peak Layer (20-40 Mgg) | 17.0 – 18.0 | 2800 – 2900 | 3.8 – 4.2 | Mempertahankan produksi tertinggi dan ukuran telur optimal. |
| Late Layer (40-72 Mgg) | 15.5 – 16.5 | 2750 – 2850 | 4.0 – 4.5 | Fokus pada kualitas cangkang yang cenderung menurun. |
4.2. Peran Kalsium dan Fosfor
Kalsium adalah elemen terpenting dalam pakan layer. Ayam yang memproduksi telur coklat besar memerlukan kalsium yang sangat tinggi. Sekitar 60% kalsium yang dibutuhkan ayam layer digunakan pada malam hari (pembentukan cangkang). Jika kalsium larut terlalu cepat, ayam akan mengambil dari tulang, menyebabkan osteoporosis pada kawanan tua.
- Kalsium Partikel Kasar: Minimal 50% dari total kalsium harus diberikan dalam bentuk partikel batu kapur (limestone) atau kerang yang ukurannya 2-4 mm. Partikel ini akan bertahan di gizzard (ampela) dan dilepaskan perlahan semalaman.
- Fosfor Tersedia: Fosfor (Available P) sekitar 0.30-0.35% dibutuhkan. Keseimbangan rasio Ca:P adalah krusial. Ketidakseimbangan dapat menghambat penyerapan keduanya.
4.3. Manajemen Air Minum
Air seringkali diabaikan, padahal 70% tubuh ayam adalah air, dan telur terdiri dari 65% air. Ayam Lohmann yang sedang berproduksi tinggi dapat minum hingga dua kali lipat dari asupan pakan mereka. Kualitas air (pH netral, bebas dari kontaminan bakteri dan mineral berlebih) sangat mempengaruhi penyerapan nutrisi dan kesehatan usus.
V. Kesehatan, Biosekuriti, dan Program Vaksinasi
Mengingat padatnya populasi dan nilai investasi yang tinggi pada Lohmann Brown, protokol biosekuriti yang ketat dan program kesehatan preventif yang terstruktur adalah keharusan mutlak. Lohmann Brown, seperti semua strain komersial, rentan terhadap penyakit menular jika biosekuriti lemah.
5.1. Protokol Biosekuriti Dasar
Biosekuriti adalah serangkaian langkah untuk mencegah masuknya agen penyakit ke dalam peternakan dan penyebarannya di antara kawanan.
- Isolasi: Batasi akses orang luar. Sediakan area mandi dan ganti pakaian khusus (change room) untuk staf.
- Sanitasi Kendaraan: Semua kendaraan yang masuk area peternakan harus disemprot disinfektan.
- Pengendalian Hama: Program ketat untuk mengendalikan tikus, serangga, dan burung liar yang dapat membawa penyakit (misalnya, kutu merah dapat menularkan penyakit, dan tikus menyebarkan Salmonella).
- Sistem All-in, All-out: Idealnya, peternakan harus mengelola satu kelompok usia Lohmann dalam satu kandang, dan mengosongkan serta mendisinfeksi kandang secara menyeluruh sebelum kelompok baru masuk.
Tiga pilar utama protokol biosekuriti yang wajib diterapkan dalam peternakan Lohmann Brown.
5.2. Program Vaksinasi Esensial
Program vaksinasi harus disesuaikan dengan profil penyakit di area geografis peternakan. Namun, ada vaksinasi inti yang wajib diberikan kepada Lohmann Brown:
- Marek’s Disease: Diberikan in ovo atau pada DOC (Day Old Chick). Penting untuk mencegah penyakit yang menyerang sistem saraf.
- Gumboro (IBD): Diberikan pada fase starter (1-4 minggu) untuk melindungi kantung Fabricius dan sistem kekebalan.
- Newcastle Disease (ND) dan Infectious Bronchitis (IB): Kombinasi wajib, diberikan secara berulang (hidup dan inaktif) selama fase grower untuk memastikan kekebalan yang kuat selama periode layer.
- Avian Influenza (AI): Tergantung regulasi dan risiko daerah, seringkali diberikan sebagai vaksin inaktif.
- Salmonella: Vaksinasi terhadap Salmonella enteritidis penting, terutama pada peternakan yang produknya diekspor atau yang memiliki standar keamanan pangan yang sangat tinggi.
5.3. Penyakit Utama yang Mengancam Lohmann
Walaupun Lohmann Brown memiliki daya tahan yang baik, mereka rentan terhadap beberapa penyakit jika manajemen buruk:
- Mycoplasma (CRD): Menimbulkan masalah pernapasan kronis. Dipicu oleh stres lingkungan atau suhu yang tidak stabil.
- Coccidiosis: Penyakit usus yang disebabkan oleh parasit. Dapat dikontrol dengan koksidiostat dalam pakan starter/grower dan manajemen litter yang kering.
- Egg Drop Syndrome (EDS): Menyebabkan penurunan produksi yang tiba-tiba dan masalah kualitas cangkang. Vaksinasi preventif sangat dianjurkan.
- Stres Panas: Bukan penyakit infeksi, tetapi merupakan penyebab non-infeksi terbesar kerugian produksi, mengurangi ukuran telur, dan kualitas cangkang secara drastis.
VI. Analisis Ekonomi dan Efisiensi Bisnis Lohman Brown
Keberhasilan finansial peternakan Lohmann Brown diukur bukan hanya dari jumlah telur yang dihasilkan, tetapi dari efisiensi yang dicapai. Lohmann Brown dipilih secara global karena menawarkan rasio konversi pakan dan biaya operasional yang kompetitif.
6.1. Rasio Konversi Pakan (FCR)
FCR (Feed Conversion Ratio) adalah metrik terpenting. Ini mengukur berapa kilogram pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram massa telur. Untuk Lohmann Brown yang dikelola dengan baik, target FCR adalah sekitar 2.05 hingga 2.15 (kg pakan/kg telur) sepanjang siklus produksi. FCR yang buruk (di atas 2.30) menunjukkan pemborosan pakan atau adanya masalah kesehatan yang belum terdiagnosis.
Sebagai contoh, jika ayam rata-rata mengonsumsi 110 gram pakan per hari, dan menghasilkan telur 60 gram, maka FCR harian adalah (0.110 kg / 0.060 kg) = 1.83. Namun, FCR kumulatif akan lebih tinggi karena termasuk hari-hari non-produksi dan biaya pemeliharaan sebelum bertelur.
6.2. Manajemen Biaya Pakan dan Harga Jual
Karena pakan menyumbang lebih dari 70% total biaya produksi, variasi kecil dalam harga pakan dapat sangat mempengaruhi margin keuntungan. Strategi pengadaan pakan (membeli bahan baku dan meracik sendiri vs. membeli pakan pabrikan) harus dianalisis secara rutin. Selain itu, berat telur harus dipertahankan sesuai permintaan pasar (biasanya telur medium ke besar) karena harga jual per kilogram telur lebih menguntungkan daripada telur kecil.
Lohmann Brown memiliki keunggulan dalam telur berwarna coklat yang seringkali memiliki harga jual premium di banyak pasar dibandingkan telur putih. Namun, cangkang coklat membutuhkan lebih banyak pigmen dan energi, sehingga membutuhkan manajemen nutrisi yang lebih teliti daripada ayam petelur putih.
6.3. Depresiasi dan Masa Produktif
Ayam Lohmann Brown memiliki masa produktif optimal hingga usia 72-80 minggu. Meskipun ayam dapat terus bertelur setelah usia ini, produksi mereka menurun drastis, FCR memburuk, dan kualitas cangkang menurun. Keputusan untuk mengganti kawanan (depopulasi dan repopulasi) harus didasarkan pada analisis titik impas (Break-Even Point) FCR, bukan hanya pada tingkat produksi.
Peternak modern harus menggunakan perangkat lunak manajemen untuk melacak metrik harian seperti:
- Produksi Harian (%)
- Massa Telur Harian (gram/ayam)
- Konsumsi Pakan (gram/ayam/hari)
- Kualitas Cangkang (persentase telur retak)
- Mortalitas Kumulatif
VII. Tantangan Modern dan Adaptasi Sistem Pemeliharaan
Peternakan Lohmann Brown terus beradaptasi terhadap perubahan regulasi kesejahteraan hewan dan tuntutan konsumen yang menginginkan produk dari sistem pemeliharaan yang lebih manusiawi (animal welfare).
7.1. Transisi dari Kandang Baterai ke Sistem Alternatif
Di banyak negara maju, kandang baterai konvensional telah dilarang. Lohmann Brown telah menunjukkan adaptabilitas yang baik terhadap sistem pemeliharaan yang diperkaya (Enriched Cages), sistem bebas kandang (Cage-Free atau Aviary), dan sistem padang rumput (Free-Range).
- Aviary (Kandang Tingkat): Sistem ini memanfaatkan ruang vertikal. Lohmann Brown cenderung mudah dilatih untuk menggunakan sarang bertelur komunal dan menggunakan berbagai tingkat kandang. Manajemen kotoran dan ventilasi menjadi sangat kritis dalam sistem ini.
- Free-Range: Memberikan akses ke padang rumput. Tantangannya adalah melindungi ayam dari predator, mengontrol asupan pakan (yang dapat bervariasi karena konsumsi rumput), dan memastikan sanitasi telur yang tetap terjaga. Meskipun FCR mungkin sedikit lebih tinggi, harga jual telur Free-Range jauh lebih premium.
7.2. Manajemen Stres Panas
Stres panas adalah tantangan utama di wilayah tropis dan subtropis. Lohmann Brown yang memiliki bulu coklat (menyerap panas lebih banyak) lebih rentan dibandingkan ayam petelur putih.
Strategi mitigasi stres panas meliputi:
- Ventilasi Evaporatif: Penggunaan sistem pendingin berbasis penguapan (cooling pads) pada kandang tertutup (Closed House).
- Perubahan Pola Pemberian Pakan: Pemberian pakan pada waktu yang lebih dingin (pagi buta atau sore hari) untuk meminimalkan kenaikan panas tubuh yang disebabkan oleh proses pencernaan (Heat Increment of Feeding).
- Nutrisi Tambahan: Suplementasi elektrolit (KCl, NaCl) dan vitamin C dalam air minum untuk membantu menjaga keseimbangan cairan dan mengurangi dampak stres fisiologis.
7.3. Optimalisasi Kualitas Cangkang di Akhir Periode
Seiring bertambahnya usia, Lohmann Brown menghasilkan telur yang lebih besar, tetapi kemampuan mereka untuk menyimpan kalsium cangkang menurun. Hal ini mengakibatkan peningkatan persentase telur retak (crack eggs) setelah usia 60 minggu.
Untuk mengatasi ini, peternak harus:
- Meningkatkan ukuran partikel kalsium dalam pakan late-layer.
- Memastikan asupan Vitamin D3 yang optimal untuk penyerapan kalsium.
- Menggunakan aditif pakan spesifik, seperti metabolit Vitamin D3 (25-OH D3), yang terbukti meningkatkan kualitas cangkang pada ayam tua.
VIII. Pentingnya Manajemen Data dan Presisi
Dalam skala komersial modern, peternakan Lohmann Brown harus beralih dari manajemen tradisional ke manajemen berbasis data yang presisi. Setiap hari, peternakan harus menghasilkan data kritis yang digunakan untuk membuat keputusan yang tepat waktu.
8.1. Pemantauan Keseragaman (Uniformity)
Keseragaman adalah ukuran seberapa dekat berat badan individu ayam dengan rata-rata kawanan. Dalam fase grower, jika keseragaman turun di bawah 80%, itu sinyal bahwa beberapa ayam tidak mendapatkan pakan yang cukup. Tindakan korektif, seperti pemisahan kawanan menjadi kelompok berukuran (grading) atau penyesuaian program pakan, harus segera dilakukan.
8.2. Analisis Tren Produksi
Penurunan produksi harus segera diidentifikasi. Penurunan 1-2% bisa jadi normal, tetapi penurunan tiba-tiba (3% atau lebih dalam beberapa hari) sering menunjukkan masalah serius, baik itu infeksi virus (seperti IB atau EDS), perubahan kualitas pakan, atau stres parah.
Sistem kandang tertutup (Closed House) memungkinkan pengumpulan data otomatis mengenai suhu, kelembaban, asupan air, dan konsumsi pakan. Integrasi data ini sangat penting untuk Lohmann Brown, yang sensitif terhadap perubahan lingkungan. Misalnya, peningkatan konsumsi air yang drastis tanpa peningkatan suhu dapat menjadi indikasi awal masalah ginjal atau infeksi koksidiosis.
8.3. Siklus Pencahayaan yang Diprogram
Pengaturan cahaya harus menggunakan timer yang presisi. Kesalahan dalam program pencahayaan (misalnya, penurunan durasi cahaya secara tidak sengaja) dapat menyebabkan ayam berhenti bertelur dalam waktu beberapa hari, dan sulit untuk memicu produksi kembali. Lohmann Brown merespon stimulasi cahaya melalui kelenjar hipofisis yang menghasilkan hormon ovulasi; oleh karena itu, program cahaya harus konsisten dan bertahap.
Peternak harus memastikan bahwa intensitas cahaya minimal 5-10 lux pada tingkat pakan dan seragam di seluruh kandang. Intensitas yang terlalu rendah tidak efektif untuk menstimulasi produksi telur.
IX. Kesimpulan: Mengoptimalkan Potensi Lohman Brown
Ayam petelur Lohmann Brown adalah pilihan unggul bagi peternak modern karena kapasitas genetiknya yang luar biasa untuk produksi telur yang efisien dan berkualitas tinggi. Namun, memanfaatkan potensi ini membutuhkan lebih dari sekadar genetik yang baik; ia menuntut manajemen yang teliti, presisi nutrisi yang tinggi, dan protokol biosekuriti yang tidak dapat dikompromikan.
Dari fase brooding yang kritis untuk pengembangan kerangka hingga manajemen pakan yang kompleks di fase layer akhir untuk menjaga kualitas cangkang, setiap langkah dalam siklus hidup Lohmann Brown harus dilakukan dengan standar yang ketat. Dengan fokus pada FCR optimal, pengendalian berat badan, dan adaptasi terhadap kebutuhan lingkungan (terutama dalam menghadapi stres panas), peternak dapat memastikan bahwa investasi pada strain Lohmann Brown ini memberikan hasil maksimal, mempertahankan profitabilitas dan kualitas produk di pasar yang kompetitif.