Panduan Terlengkap Niat Shalat Dhuha 2 Rakaat dan Keutamaannya
Shalat Dhuha adalah salah satu shalat sunnah yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Dikerjakan pada waktu pagi hari setelah matahari terbit hingga menjelang waktu zuhur, shalat ini dikenal sebagai amalan pembuka pintu rezeki dan penggugur dosa. Banyak umat Islam yang bersemangat melaksanakannya, namun terkadang masih ada keraguan mengenai lafal niat yang benar, terutama untuk shalat Dhuha yang paling ringan, yaitu sebanyak 2 rakaat. Artikel ini akan membahas secara mendalam dan menyeluruh tentang niat dhuha 2 rakaat, beserta tata cara, doa, waktu, dan keutamaannya yang luar biasa.
Memahami niat adalah kunci utama dalam setiap ibadah. Niat membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, dan membedakan antara kebiasaan dengan ibadah yang bernilai pahala. Oleh karena itu, meluruskan dan memahami niat shalat Dhuha adalah langkah pertama yang paling fundamental sebelum kita melangkah lebih jauh ke dalam keindahan dan keberkahan shalat ini.
Lafal Niat Shalat Dhuha 2 Rakaat yang Sahih
Niat sesungguhnya bersemayam di dalam hati. Apa yang terlintas dalam benak dan hati seseorang saat hendak memulai shalat, itulah niatnya. Namun, para ulama menganjurkan untuk melafalkan niat (talaffuzh binniyah) guna membantu memantapkan hati dan mengonsentrasikan pikiran. Berikut adalah lafal niat shalat Dhuha 2 rakaat yang umum digunakan:
Ushalli sunnatadh-dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya: "Aku niat shalat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Membedah Makna Lafal Niat Dhuha 2 Rakaat
Untuk memahami lebih dalam, mari kita bedah setiap kata dalam lafal niat tersebut:
- أُصَلِّى (Ushalli): Kata ini berarti "Aku berniat shalat" atau "Aku shalat". Ini adalah penegasan dari perbuatan yang akan kita lakukan. Kata ini mengawali niat untuk hampir semua shalat, menunjukkan sebuah kesengajaan dan kesadaran penuh untuk beribadah.
- سُنَّةَ (Sunnata): Berarti "sunnah". Kata ini menegaskan status hukum dari shalat yang akan dikerjakan, yaitu shalat sunnah, bukan shalat fardhu. Ini penting untuk membedakannya dari shalat wajib lima waktu.
- الضُّحَى (Adh-Dhuhā): Merujuk pada nama spesifik dari shalat tersebut, yaitu shalat Dhuha. Ini adalah bagian yang membedakan shalat ini dari shalat sunnah lainnya seperti Tahajud, Rawatib, atau Tahiyatul Masjid.
- رَكْعَتَيْنِ (Rak‘ataini): Berarti "dua rakaat". Ini adalah penegasan jumlah rakaat yang akan kita kerjakan. Jika Anda berniat mengerjakan 4 rakaat, maka lafalnya akan disesuaikan (misalnya, arba'a raka'atin). Namun, fokus kita di sini adalah pada niat dhuha 2 rakaat.
- لِلّٰهِ تَعَالَى (Lillāhi ta‘ālā): Ini adalah bagian terpenting dari niat, yang berarti "karena Allah Ta'ala". Kalimat ini menegaskan keikhlasan, bahwa ibadah yang kita lakukan semata-mata ditujukan untuk mencari ridha Allah, bukan karena tujuan duniawi, pujian manusia, atau hal-hal lainnya. Inilah ruh dari setiap amal.
Dengan memahami setiap komponen dari niat, kita tidak hanya sekadar mengucapkan kalimat, tetapi juga meresapi makna dan tujuan dari ibadah yang akan kita laksanakan. Hati menjadi lebih mantap, dan pikiran menjadi lebih fokus dalam menghadap Sang Pencipta.
Kapan Waktu Terbaik Melaksanakan Shalat Dhuha?
Mengetahui waktu pelaksanaan shalat Dhuha sama pentingnya dengan mengetahui niatnya. Waktu Dhuha adalah rentang waktu yang cukup panjang, memberikan kemudahan bagi kita untuk melaksanakannya di tengah kesibukan.
Waktu Awal Shalat Dhuha
Waktu shalat Dhuha dimulai sekitar 15 hingga 20 menit setelah matahari terbit secara sempurna (syuruq). Waktu ini sering diistilahkan sebagai saat matahari naik setinggi satu tombak. Mengapa harus menunggu? Hal ini untuk menghindari waktu terlarang untuk shalat, yaitu tepat saat matahari terbit, tepat saat matahari di tengah (istiwa'), dan tepat saat matahari terbenam.
Waktu Akhir Shalat Dhuha
Batas akhir waktu shalat Dhuha adalah sesaat sebelum matahari bergeser ke arah barat, atau sekitar 10-15 menit sebelum masuk waktu shalat Zuhur. Waktu ini dikenal sebagai waktu istiwa', di mana matahari berada tepat di atas kepala dan bayangan benda menjadi sangat pendek atau bahkan tidak ada. Ini juga merupakan waktu yang terlarang untuk shalat.
Waktu Paling Utama (Afdhal)
Meskipun rentang waktunya panjang, ada waktu yang dianggap paling utama atau afdhal untuk melaksanakan shalat Dhuha. Waktu terbaik ini adalah ketika matahari mulai terasa panas dan padang pasir mulai terasa membakar. Ini biasanya terjadi pada pertengahan waktu Dhuha, atau sekitar pukul 9 atau 10 pagi.
Rasulullah SAW bersabda: "Shalatnya orang-orang yang kembali bertaubat (awwabin) adalah pada waktu anak-anak unta mulai kepanasan." (HR. Muslim)
Hadis ini mengisyaratkan bahwa waktu terbaik adalah saat hari mulai siang dan panas matahari semakin terasa. Pada waktu ini, banyak orang sedang sibuk dengan aktivitas duniawi mereka. Meluangkan waktu untuk shalat Dhuha di saat seperti ini menunjukkan prioritas dan ketaatan yang lebih tinggi kepada Allah SWT.
Ringkasan Waktu Shalat Dhuha
- Awal Waktu: Sekitar pukul 06.30 pagi (tergantung lokasi geografis).
- Waktu Terbaik (Afdhal): Sekitar pukul 09.00 - 10.00 pagi.
- Akhir Waktu: Sekitar pukul 11.30 siang (sebelum masuk waktu Zuhur).
Untuk waktu yang lebih akurat, disarankan untuk merujuk pada jadwal shalat di daerah Anda masing-masing.
Tata Cara Shalat Dhuha 2 Rakaat Langkah Demi Langkah
Pelaksanaan shalat Dhuha 2 rakaat pada dasarnya sama seperti shalat sunnah lainnya. Yang membedakan hanyalah niat, waktu pelaksanaan, dan beberapa anjuran surah yang dibaca. Berikut adalah panduan lengkapnya:
-
Berniat di dalam Hati
Langkah pertama dan utama adalah menghadirkan niat di dalam hati untuk melaksanakan shalat sunnah Dhuha 2 rakaat karena Allah Ta'ala. Anda bisa melafalkannya seperti yang telah dijelaskan di atas untuk membantu konsentrasi. -
Takbiratul Ihram
Mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga (bagi laki-laki) atau dada (bagi perempuan) sambil mengucapkan "Allāhu Akbar". Pandangan mata tertuju ke tempat sujud. -
Membaca Doa Iftitah
Setelah takbiratul ihram dan bersedekap, disunnahkan untuk membaca doa iftitah. Ada beberapa versi doa iftitah, salah satu yang paling umum adalah:كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللّٰهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا...Kabīran wal-hamdu lillāhi kathīran, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā...
-
Membaca Surat Al-Fatihah
Membaca surat Al-Fatihah secara lengkap dan tartil, karena ini merupakan rukun shalat yang wajib dipenuhi. -
Membaca Surat Pendek (Rakaat Pertama)
Setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat pendek dari Al-Qur'an. Untuk shalat Dhuha, sangat dianjurkan (meski tidak wajib) untuk membaca Surat Asy-Syams pada rakaat pertama. -
Ruku' dengan Tuma'ninah
Mengangkat tangan untuk takbir, kemudian membungkukkan badan untuk ruku'. Punggung dan kepala lurus sejajar. Baca tasbih ruku' minimal tiga kali:سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِSubhāna rabbiyal ‘azhīmi wa bihamdih.
-
I'tidal dengan Tuma'ninah
Bangun dari ruku' sambil mengangkat kedua tangan dan membaca:سَمِعَ اللّٰهُ لِمَنْ حَمِدَهُSami‘allāhu liman hamidah.
Setelah berdiri tegak, lanjutkan dengan membaca:رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الْاَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُRabbanā lakal hamdu mil’as-samāwāti wa mil-al ardhi wa mil’a mā syi’ta min syai’in ba‘du.
-
Sujud Pertama
Turun untuk sujud sambil bertakbir. Pastikan tujuh anggota sujud (dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki) menempel pada alas shalat. Baca tasbih sujud minimal tiga kali:سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِSubhāna rabbiyal a‘lā wa bihamdih.
-
Duduk di Antara Dua Sujud
Bangun dari sujud untuk duduk iftirasy sambil membaca doa:رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْRabbighfir lī, warhamnī, wajburnī, warfa‘nī, warzuqnī, wahdinī, wa ‘āfinī, wa‘fu ‘annī.
-
Sujud Kedua
Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama, dengan bacaan yang sama. -
Berdiri untuk Rakaat Kedua
Bangun dari sujud kedua untuk berdiri, langsung memulai rakaat kedua dengan membaca Al-Fatihah. -
Membaca Surat Pendek (Rakaat Kedua)
Setelah Al-Fatihah, sangat dianjurkan untuk membaca Surat Ad-Dhuha. Pasangan surah Asy-Syams dan Ad-Dhuha sangat serasi karena keduanya berbicara tentang cahaya dan petunjuk di waktu pagi. -
Menyelesaikan Rakaat Kedua
Lanjutkan gerakan shalat seperti pada rakaat pertama (Ruku', I'tidal, Sujud, Duduk di antara dua sujud, Sujud kedua). -
Tasyahud Akhir
Setelah sujud kedua di rakaat terakhir, lakukan duduk tawarruk dan membaca bacaan tasyahud akhir secara lengkap, termasuk shalawat Ibrahimiyah. -
Salam
Mengakhiri shalat dengan menoleh ke kanan sambil mengucapkan "Assalāmu‘alaikum wa rahmatullāh", kemudian menoleh ke kiri dengan ucapan yang sama.
Doa Mustajab Setelah Shalat Dhuha
Setelah menyelesaikan shalat Dhuha, sangat dianjurkan untuk tidak langsung beranjak pergi. Luangkan waktu sejenak untuk berzikir dan memanjatkan doa. Ada sebuah doa khusus yang ma'tsur (populer) dibaca setelah shalat Dhuha. Doa ini berisi pengakuan atas keagungan Allah dan permohonan rezeki yang halal dan berkah.
Allāhumma innad-dhuhā’a dhuhā’uka, wal-bahā’a bahā’uka, wal-jamāla jamāluka, wal-quwwata quwwatuka, wal-qudrata qudratuka, wal-‘ishmata ‘ishmatuka. Allāhumma in kāna rizqī fis-samā’i fa anzilhu, wa in kāna fil-ardhi fa akhrijhu, wa in kāna mu‘assaran fa yassirhu, wa in kāna harāman fa thahhirhu, wa in kāna ba‘īdan fa qarribhu, bi haqqi dhuhā’ika wa bahā’ika wa jamālika wa quwwatika wa qudratika, ātinī mā ātaita ‘ibādakash-shālihīn.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar maka mudahkanlah, apabila haram maka sucikanlah, apabila jauh maka dekatkanlah, dengan kebenaran Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh."
Doa ini sangat indah. Dimulai dengan pujian dan pengakuan bahwa segala kebaikan dan kekuatan bersumber dari Allah, kemudian dilanjutkan dengan permohonan yang mencakup segala aspek rezeki. Berdoa dengan doa ini menunjukkan adab seorang hamba yang memuji Tuhannya sebelum meminta.
Keutamaan dan Manfaat Luar Biasa Shalat Dhuha
Shalat Dhuha bukan sekadar shalat sunnah biasa. Ia menyimpan berbagai keutamaan agung yang dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Memahami keutamaan ini dapat menjadi motivasi kuat untuk istiqamah dalam menjalankannya.1. Sedekah untuk Seluruh Sendi Tubuh
Setiap pagi, kita memiliki kewajiban untuk bersedekah atas 360 sendi yang ada di tubuh kita sebagai bentuk syukur. Shalat Dhuha 2 rakaat dapat mencukupi semua kewajiban sedekah tersebut.
Dari Abu Dzar, Nabi SAW bersabda, "Pada pagi hari, setiap sendi dari anggota badan kalian wajib bersedekah. Setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan Allahu akbar) adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang dari kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat dicukupi dengan dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha." (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan betapa agungnya nilai shalat Dhuha. Dengan dua rakaat yang ringan, kita telah menunaikan hak syukur atas nikmat tubuh yang tak ternilai harganya.
2. Dicukupi Kebutuhannya Sepanjang Hari
Allah SWT menjanjikan kecukupan bagi hamba-Nya yang mengawali hari dengan shalat Dhuha. Kecukupan di sini bisa berarti kecukupan rezeki, perlindungan dari bahaya, kelancaran urusan, atau ketenangan hati.
Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah Ta’ala berfirman: "Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu." (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi).
Meskipun hadis ini menyebutkan empat rakaat, para ulama menjelaskan bahwa memulainya dengan dua rakaat sudah termasuk dalam keutamaan ini dan merupakan langkah awal yang baik.
3. Diampuni Dosa-dosanya
Shalat Dhuha menjadi salah satu wasilah (perantara) untuk mendapatkan ampunan dari Allah SWT, sekalipun dosa yang dimiliki sebanyak buih di lautan.
Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang menjaga shalat Dhuha, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Ini adalah kabar gembira yang luar biasa. Dengan amalan yang relatif singkat, kita berkesempatan mendapatkan pengampunan dosa yang begitu besar dari Allah Yang Maha Pengampun.
4. Dibangunkan Rumah di Surga
Bagi mereka yang istiqamah dan konsisten dalam menjalankan shalat Dhuha (terutama hingga 12 rakaat menurut sebagian riwayat), Allah menjanjikan sebuah istana di surga.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa shalat Dhuha dua belas rakaat, Allah akan membangunkan untuknya sebuah istana dari emas di surga." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Keutamaan ini menjadi motivasi untuk tidak hanya puas dengan 2 rakaat, tetapi berusaha untuk menambah jumlah rakaatnya seiring berjalannya waktu dan meningkatnya keimanan.
5. Wasiat Khusus dari Rasulullah SAW
Shalat Dhuha adalah salah satu dari tiga amalan yang tidak pernah ditinggalkan dan diwasiatkan secara khusus oleh Rasulullah SAW kepada sahabat Abu Hurairah. Ini menunjukkan betapa pentingnya amalan ini.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, "Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang tidak pernah aku tinggalkan hingga aku mati: puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha, dan shalat witir sebelum tidur." (HR. Bukhari dan Muslim).
Wasiat dari seorang kekasih tentu akan dijaga dengan sepenuh hati. Demikianlah kita sebagai umatnya, selayaknya menjaga wasiat mulia ini dalam kehidupan sehari-hari.
Shalat Dhuha 2 rakaat adalah sebuah permulaan yang indah. Ia adalah amalan yang ringan namun sarat akan makna dan keutamaan. Dengan memahami niatnya, tata caranya, serta keagungan di baliknya, semoga kita semua dimudahkan oleh Allah SWT untuk bisa istiqamah dalam menjalankannya, menjadikannya sebagai pembuka hari yang penuh berkah, rezeki, dan ampunan. Aamiin.