Panduan Tahtim dan Tahlil Lengkap

Ilustrasi Tasbih Sebuah gambar SVG yang melambangkan tasbih, alat untuk berdzikir, yang sangat relevan dengan kegiatan tahlilan.

Tahlil merupakan sebuah ritual pembacaan serangkaian ayat Al-Qur'an, dzikir, tasbih, tahmid, dan doa-doa yang memiliki akar kuat dalam tradisi Islam di Nusantara. Praktik ini umumnya dilaksanakan sebagai wujud doa dan pengiriman pahala bagi arwah orang-orang yang telah meninggal dunia, sekaligus menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rangkaian bacaan ini bukan sekadar seremonial, melainkan kumpulan wirid yang sarat makna, mengingatkan kita pada keesaan Allah, keagungan-Nya, serta pentingnya memohon ampunan dan rahmat.

Artikel ini akan menguraikan secara rinci dan lengkap susunan bacaan tahlil, mulai dari pembukaan hingga doa penutup, yang diakhiri dengan bacaan tahtim. Setiap bagian akan disajikan dalam format tulisan Arab, transliterasi Latin untuk mempermudah pelafalan, serta terjemahan dalam bahasa Indonesia agar maknanya dapat dipahami dan diresapi secara mendalam. Tujuannya adalah untuk memberikan panduan yang komprehensif bagi siapa saja yang ingin melaksanakan atau memahami amalan mulia ini.

Pengantar dan Hadiah Al-Fatihah

Setiap amalan baik diawali dengan niat yang tulus. Dalam majelis tahlil, niat utamanya adalah untuk berdzikir kepada Allah dan menghadiahkan pahala bacaan kepada para Nabi, sahabat, ulama, dan khususnya kepada arwah yang dituju. Proses ini disebut "tawassul" atau menjadikan amal saleh sebagai perantara agar doa lebih mudah diijabah oleh Allah SWT. Pembacaan Al-Fatihah di awal menjadi kunci pembuka, karena surat ini adalah induk dari Al-Qur'an (Ummul Kitab).

1. Pengantar Al-Fatihah (Tawassul)

إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Ilaa hadratin-nabiyyil mustafaa muhammadin sallallaahu 'alaihi wa sallam, wa aalihii wa shahbihii syai'un lillaahi lahumul-faatihah.

"Kepada junjungan Nabi terpilih, Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Sesuatu yang baik karena Allah, bagi mereka, Al-Fatihah."

Kalimat pembuka ini adalah bentuk adab atau tata krama dalam berdoa. Kita memulainya dengan mengirimkan doa dan hadiah pahala kepada sosok yang paling mulia, yaitu Rasulullah SAW. Ini adalah pengakuan atas jasa dan kedudukan beliau. Dengan menyebut nama beliau, kita berharap keberkahan menyertai majelis ini.

2. Membaca Surat Al-Fatihah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ.

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Al-hamdu lillaahi rabbil-'aalamiin. Ar-rahmaanir-rahiim. Maaliki yaumid-diin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash-shiraathal-mustaqiim. Shiraathal-ladziina an'amta 'alaihim ghairil-maghdhuubi 'alaihim waladh-dhaalliin. Aamiin.

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Kabulkanlah."

Al-Fatihah adalah doa yang paling agung. Di dalamnya terkandung pujian kepada Allah (tahmid), pengakuan atas kekuasaan-Nya, pernyataan tauhid dalam ibadah dan permohonan (isti'anah), serta permintaan petunjuk ke jalan yang benar. Membacanya adalah inti dari setiap ibadah shalat dan doa, menjadikannya pembuka yang sempurna dalam majelis dzikir.

Rangkaian Surat-Surat Pendek dan Dzikir

Setelah Al-Fatihah, rangkaian dilanjutkan dengan membaca beberapa surat pendek yang memiliki keutamaan besar. Surat Al-Ikhlas, misalnya, setara dengan sepertiga Al-Qur'an karena kandungannya yang murni tentang keesaan Allah. Pembacaan surat-surat ini diselingi dengan dzikir tahlil dan takbir, menciptakan ritme spiritual yang menenangkan hati dan mengagungkan asma Allah.

3. Membaca Surat Al-Ikhlas (3 kali)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ. اَللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدٌ.

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Qul huwallaahu ahad. Allaahush-shamad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad.

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

Dibaca sebanyak tiga kali, Surat Al-Ikhlas adalah deklarasi murni tentang tauhid. Ia menolak segala bentuk penyekutuan terhadap Allah. Dengan membacanya, kita meneguhkan kembali keyakinan fundamental dalam Islam bahwa Allah itu Esa, tempat bergantung, dan tidak serupa dengan makhluk-Nya. Keutamaannya yang besar menjadikannya bacaan penting untuk mengirimkan pahala.

4. Tahlil dan Takbir

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.

"Tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar."

Kalimat ini adalah jeda spiritual yang menggabungkan dua dzikir paling agung. "Laa ilaaha illallaah" (Tahlil) adalah penegasan tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, fondasi dari seluruh akidah Islam. "Allahu Akbar" (Takbir) adalah pengakuan atas kebesaran Allah yang tiada tandingannya. Penggabungan keduanya memperkuat pengagungan kepada Sang Pencipta.

5. Membaca Surat Al-Falaq

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ.

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Qul a'uudzu birabbil-falaq. Min syarri maa khalaq. Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab. Wa min syarrin-naffaatsaati fil-'uqad. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki."

Surat Al-Falaq adalah doa permohonan perlindungan (isti'adzah) kepada Allah dari segala bentuk kejahatan yang terlihat maupun tersembunyi. Dengan membacanya, kita memohon agar Allah melindungi kita dan arwah yang kita doakan dari segala marabahaya, baik yang berasal dari makhluk, kegelapan malam, sihir, maupun kedengkian manusia. Ini adalah bentuk penyerahan diri total kepada penjagaan Allah.

6. Tahlil dan Takbir

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.

"Tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar."

7. Membaca Surat An-Nas

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Qul a'uudzu birabbin-naas. Malikin-naas. Ilaahin-naas. Min syarril-waswaasil-khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin-naas. Minal-jinnati wan-naas.

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia."

Bersama Surat Al-Falaq, Surat An-Nas dikenal sebagai Al-Mu'awwidzatain (dua surat perlindungan). Surat ini secara spesifik memohon perlindungan dari kejahatan internal, yaitu bisikan setan yang menggoda dan menyesatkan manusia. Dengan menyebut tiga sifat Allah (Rabb, Malik, Ilah), kita memohon perlindungan yang sempurna dari godaan yang dapat merusak iman dan amal, baik bagi yang hidup maupun sebagai doa bagi almarhum.

Pembacaan Ayat-Ayat Al-Qur'an Pilihan

Bagian selanjutnya dari tahlil melibatkan pembacaan ayat-ayat pilihan dari Surat Al-Baqarah. Ayat-ayat ini memiliki keutamaan yang luar biasa, mulai dari penegasan keimanan kepada yang gaib, deskripsi kekuasaan Allah yang mutlak melalui Ayat Kursi, hingga pernyataan kepasrahan dan permohonan ampunan di akhir surat.

8. Surat Al-Fatihah dan Awal Surat Al-Baqarah (Ayat 1-5)

Diawali dengan membaca Surat Al-Fatihah sekali lagi, kemudian dilanjutkan dengan:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. الۤمّۤ. ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيْهِ, هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَا اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْاَخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ. اُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَاُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ.

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Alif Laam Miim. Dzaalikal-kitaabu laa raiba fiih, hudal lil-muttaqiin. Alladziina yu'minuuna bil-ghaibi wa yuqiimuunash-shalaata wa mimmaa razaqnaahum yunfiquun. Walladziina yu'minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila min qablika wa bil-aakhirati hum yuuqinuun. Ulaa'ika 'alaa hudam mir rabbihim wa ulaa'ika humul-muflihuun.

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung."

Ayat-ayat ini mendefinisikan ciri-ciri orang yang bertakwa (muttaqin). Iman kepada yang gaib, mendirikan shalat, berinfak, dan meyakini hari akhir adalah pilar-pilar keimanan. Dengan membacanya, kita berdoa agar kita dan almarhum digolongkan sebagai orang-orang bertakwa yang mendapat petunjuk dan keberuntungan dari Allah SWT.

9. Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah Ayat 255)

وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ. اللهُ لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ, لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ, لَهُ مَا فِى السَّمَاوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ, مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ اِلَّا بِاِذْنِهِ, يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ, وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ اِلَّا بِمَا شَاءَ, وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ, وَلَا يَؤُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.

Wa ilaahukum ilaahuw waahid, laa ilaaha illaa huwar-rahmaanur-rahiim. Allaahu laa ilaaha illaa huwal-hayyul-qayyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, man dzal-ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi'idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardh, wa laa ya'uuduhuu hifzhuhumaa wa huwal-'aliyyul-'azhiim.

"Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

Ayat Kursi adalah ayat yang paling agung dalam Al-Qur'an. Isinya menjelaskan secara komprehensif tentang keesaan, kehidupan, kekekalan, kekuasaan, ilmu, dan kebesaran Allah SWT. Membacanya memiliki fadhilah yang luar biasa, termasuk perlindungan dari setan dan sebagai sebab masuk surga. Dalam konteks tahlil, ayat ini menjadi penegasan tertinggi akan keagungan Tuhan yang kita sembah dan kita harapkan rahmat-Nya.

10. Akhir Surat Al-Baqarah (Ayat 284-286)

لِلهِ مَا فِى السَّمَاوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ, وَاِنْ تُبْدُوْا مَا فِى اَنْفُسِكُمْ اَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللهُ, فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ, وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اَمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُوْنَ, كُلٌّ اَمَنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ, لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ, وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا, لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ, رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا اِنْ نَسِيْنَا اَوْ اَخْطَأْنَا, رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا, رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ, وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا, اَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.

Lillaahi maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, wa in tubduu maa fii anfusikum au tukhfuuhu yuhaasibkum bihillaah, fayaghfiru limay yasyaa'u wa yu'adzdzibu may yasyaa', wallaahu 'alaa kulli syai'in qadiir. Aamanar-rasuulu bimaa unzila ilaihi mir rabbihii wal-mu'minuun, kullun aamana billaahi wa malaa'ikatihii wa kutubihii wa rusulih, laa nufarriqu baina ahadim mir rusulih, wa qaaluu sami'naa wa atha'naa ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal-mashiir. Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus'ahaa, lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maktasabat, rabbanaa laa tu'aakhidznaa in nasiinaa au akhtha'naa, rabbanaa wa laa tahmil 'alainaa ishran kamaa hamaltahuu 'alal-ladziina min qablinaa, rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bih, wa'fu 'annaa waghfir lanaa warhamnaa, anta maulaanaa fanshurnaa 'alal-qaumil-kaafiriin.

"Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): 'Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya', dan mereka mengatakan: 'Kami dengar dan kami taat'. (Mereka berdoa): 'Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali'. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir'."

Dua ayat terakhir Al-Baqarah ini merupakan anugerah besar bagi umat Islam. Ayat ini berisi ikrar keimanan yang total, pernyataan kepatuhan, dan yang terpenting, serangkaian doa yang sangat indah. Doa ini memohon keringanan, ampunan atas kelalaian, dan rahmat dari Allah. Membacanya adalah bentuk kepasrahan dan permohonan ampun yang tulus, baik untuk diri sendiri maupun untuk almarhum.

Dzikir Inti: Istighfar, Tahlil, dan Shalawat

Inilah puncak dari majelis tahlil, di mana lisan dibasahi dengan dzikir-dzikir utama. Istighfar untuk memohon ampunan, Tahlil yang menjadi ruh dari kegiatan ini, serta Shalawat sebagai bentuk cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Bagian ini seringkali dibaca dengan jumlah tertentu, menunjukkan kesungguhan dalam berdzikir.

11. Istighfar (3 kali)

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ

Astaghfirullaahal-'azhiim.

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."

Istighfar adalah gerbang menuju rahmat Allah. Dengan mengakui dosa dan kelemahan diri, kita membuka pintu ampunan. Mengulanginya sebanyak tiga kali atau lebih adalah wujud kerendahan hati dan keseriusan dalam bertaubat, memohon agar dosa-dosa kita dan dosa almarhum diampuni oleh Allah SWT.

12. Dzikir Keutamaan Tahlil

أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Afdhaludz-dzikri fa'lam annahu laa ilaaha illallaah.

"Sebaik-baik dzikir, ketahuilah, adalah kalimat 'Laa ilaaha illallaah'."

13. Tahlil (Biasanya 100 atau 165 kali)

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Laa ilaaha illallaah.

"Tiada Tuhan selain Allah."

Inilah inti dari seluruh rangkaian, di mana nama kegiatan "Tahlil" berasal. Kalimat tauhid ini adalah kunci surga, dzikir yang paling utama, dan pernyataan yang membedakan seorang mukmin. Mengucapkannya berulang-ulang adalah proses membersihkan hati dari segala bentuk kemusyrikan, mengisinya dengan kecintaan dan pengagungan hanya kepada Allah. Getaran dzikir ini diharapkan dapat melapangkan kubur almarhum dan meninggikan derajatnya.

14. Tahlil dengan Sifat Allah

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Laa ilaaha illallaah, Muhammadur rasuulullaah, sallallaahu 'alaihi wa sallam.

"Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah, semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepadanya."

Setelah mengulang kalimat tauhid, bacaan disempurnakan dengan syahadat rasul. Ini adalah dua kalimat syahadat yang menjadi pondasi keislaman seseorang. Mengucapkannya adalah memperbarui ikrar iman kita secara lengkap, mengakui keesaan Allah dan kerasulan Muhammad SAW.

15. Shalawat (2 kali)

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

Allaahumma salli 'alaa Muhammad, allaahumma salli 'alaihi wa sallim.

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad, Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepadanya."

16. Shalawat Nabi yang Lebih Lengkap

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allaahumma salli 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad.

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."

Bershalawat adalah perintah Allah dalam Al-Qur'an. Ini adalah bentuk penghormatan, cinta, dan doa kita untuk Rasulullah SAW. Sebagai balasannya, Allah akan melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Dalam majelis tahlil, shalawat menjadi perantara agar doa-doa kita lebih mudah diterima, karena kita menyertakan nama kekasih-Nya.

17. Tasbih

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ

Subhaanallaahi wa bihamdih, subhaanallaahil-'azhiim.

"Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung."

Tasbih adalah kalimat untuk mensucikan Allah dari segala sifat kekurangan. Ini adalah pengakuan bahwa Allah sempurna dan terlepas dari segala hal yang tidak pantas bagi-Nya. Dzikir ini sangat dicintai oleh Allah dan ringan di lisan namun berat di timbangan amal.

Doa Penutup Tahlil

Setelah serangkaian dzikir, majelis ditutup dengan doa yang panjang dan komprehensif. Doa ini merangkum semua permohonan, mulai dari pujian kepada Allah, shalawat kepada Nabi, hingga permohonan ampunan dan rahmat secara spesifik bagi arwah yang dituju serta seluruh kaum muslimin.

18. Doa Tahlil Lengkap

Diawali dengan Al-Fatihah, lalu membaca doa berikut:

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ وَاَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً إِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِلَى جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ خُصُوْصًا إِلَى سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلَانِيِّ. ثُمَّ إِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا إِلَى آبَائِنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا إِلَى مَنِ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ وَلِأَجْلِهِ. اَللَّهُمَّ اغْfِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللَّهُمَّ أَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ. رَبَّنَا أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةُ.

A'uudzubillaahi minasy-syaithaanir-rajiim. Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Al-hamdu lillaahi rabbil-'aalamiin, hamdasy-syaakiriin, hamdan-naa'imiin, hamday yuwaafii ni'amahuu wa yukaafi'u maziidah. Yaa rabbanaa lakal-hamdu kamaa yambaghii li jalaali wajhikal-kariimi wa 'azhiimi sulthaanik. Allaahumma salli wa sallim 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad. Allaahumma taqabbal wa aushil tsawaaba maa qara'naahu minal-qur'aanil-'azhiim, wa maa hallalnaa wa maa sabbahnaa wa mastaghfarnaa wa maa sallainaa 'alaa sayyidinaa muhammadin sallallaahu 'alaihi wa sallam, hadiyyatan waasilatan wa rahmatan naazilatan wa barakatan syaamilatan ilaa hadhrati habiibinaa wa syafii'inaa wa qurrati a'yuninaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin sallallaahu 'alaihi wa sallam, wa ilaa jamii'i ikhwaanihii minal-anbiyaa'i wal-mursaliin wal-auliyaa'i wasy-syuhadaa'i wash-shaalihiin wash-shahaabati wat-taabi'iin wal-'ulamaa'il-'aamiliin wal-mushannifiinal-mukhlishiin wa jamii'il-mujaahidiina fii sabiilillaahi rabbil-'aalamiin, wal-malaa'ikatil-muqarrabiin, khusuushan ilaa sayyidinaasy-syaikh 'abdil-qaadiril-jailani. Tsumma ilaa jamii'i ahlil-qubuur minal-muslimiina wal-muslimaati wal-mu'miniina wal-mu'minaati mim masyaariqil-ardhi ilaa maghaaribihaa barrihaa wa bahrihaa, khusuushan ilaa aabaa'inaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatinaa, wa nakhussu khusuushan ilaa manijtama'naa haahunaa bisababihii wa li'ajlih. Allaahummaghfir lahum warhamhum wa 'aafihim wa'fu 'anhum. Allaahumma anzilir-rahmata wal-maghfirata 'alaa ahlil-qubuuri min ahli laa ilaaha illallaah muhammadur rasuulullaah. Rabbanaa arinal-haqqa haqqaw warzuqnat-tibaa'ah, wa arinal-baathila baathilaw warzuqnaj-tinaabah. Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanatan wa fil-aakhirati hasanatan wa qinaa 'adzaaban-naar. Subhaana rabbika rabbil-'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal-mursaliin, wal-hamdu lillaahi rabbil-'aalamiin. Al-Faatihah.

"Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Sebagaimana pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang diberi nikmat, pujian yang sepadan dengan nikmat-Nya dan mencukupi tambahan-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya. Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala Al-Qur'an yang kami baca, tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami, dan shalawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW sebagai hadiah yang tersambung, rahmat yang turun, dan berkah yang menyebar. Kepada junjungan kami, kekasih kami, pemberi syafaat kami, dan penyejuk mata kami, sayyidina wa maulana Muhammad SAW, kepada seluruh saudaranya dari para nabi dan rasul, para wali, syuhada, orang saleh, sahabat, tabi'in, ulama yang mengamalkan ilmunya, para penulis yang ikhlas, semua pejuang di jalan Allah Tuhan semesta alam, dan para malaikat yang dekat (dengan Allah), khususnya kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Kemudian kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat dari timur hingga barat, di darat dan di laut, khususnya kepada bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, kakek-nenek kami, dan lebih khusus lagi kepada arwah yang karena sebabnya kami berkumpul di sini. Ya Allah, ampunilah mereka, rahmatilah mereka, sejahterakanlah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur yang termasuk ahli 'Laa ilaaha illallaah, Muhammadur rasuulullaah'. Ya Tuhan kami, tunjukkanlah kepada kami kebenaran sebagai kebenaran dan berilah kami kemampuan untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami kebatilan sebagai kebatilan dan berilah kami kemampuan untuk menjauhinya. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Al-Fatihah."

Penutup dengan Tahtim

Tahtim adalah bacaan pujian dan doa yang dibaca setelah selesai tahlil sebagai penutup yang sempurna. Bacaan ini berisi pujian-pujian agung dan permohonan dengan menyebut sifat-sifat Allah yang mulia. Tahtim menjadi penyempurna dari seluruh rangkaian dzikir dan doa yang telah dipanjatkan.

Bacaan Tahtim

يَا لَطِيْفًا بِخَلْقِهِ، يَا عَلِيْمًا بِخَلْقِهِ، يَا خَبِيْرًا بِخَلْقِهِ، اُلْطُفْ بِنَا يَا لَطِيْفُ، يَا عَلِيْمُ، يَا خَبِيْرُ (3x)

Yaa lathiifan bikhalqih, yaa 'aliiman bikhalqih, yaa khabiiran bikhalqih, ulthuf binaa yaa lathiif, yaa 'aliim, yaa khabiir. (3x)

"Wahai Yang Maha Lembut terhadap makhluk-Nya, wahai Yang Maha Mengetahui terhadap makhluk-Nya, wahai Yang Maha Teliti terhadap makhluk-Nya, berlemah lembutlah kepada kami, wahai Yang Maha Lembut, wahai Yang Maha Mengetahui, wahai Yang Maha Teliti." (dibaca 3 kali)


يَا لَطِيْفًا لَمْ يَزَلْ، اُلْطُفْ بِنَا فِيْمَا نَزَلَ، إِنَّكَ لَطِيْفٌ لَمْ تَزَلْ، اُلْطُفْ بِنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ (3x)

Yaa lathiifan lam yazal, ulthuf binaa fiimaa nazal, innaka lathiifun lam tazal, ulthuf binaa wal-muslimiin. (3x)

"Wahai Dzat yang selalu Maha Lembut, berlemah lembutlah kepada kami dalam segala hal yang turun (menimpa kami). Sesungguhnya Engkau Dzat yang selalu Maha Lembut, berlemah lembutlah kepada kami dan seluruh kaum muslimin." (dibaca 3 kali)


جَزَى اللهُ عَنَّا سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا هُوَ أَهْلُهُ

Jazallaahu 'annaa sayyidanaa muhammadan shallallaahu 'alaihi wa sallama maa huwa ahluh.

"Semoga Allah memberikan balasan kebaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, dengan balasan yang layak baginya."

🏠 Kembali ke Homepage