Ilustrasi kaligrafi melingkar sebagai simbol keutuhan dan spiritualitas dalam berdoa dan bertawasul.

Panduan Tawasul Lengkap NU

Tawasul merupakan salah satu amaliah yang mengakar kuat di kalangan warga Nahdliyin (NU). Secara bahasa, tawasul berarti mengambil perantara atau sarana (wasilah) untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam praktiknya, tawasul adalah berdoa kepada Allah dengan menyebut nama orang-orang saleh, para nabi, atau amalan baik, dengan keyakinan penuh bahwa hanya Allah-lah yang mengabulkan doa. Praktik tawasul lengkap NU bukanlah meminta kepada selain Allah, melainkan menjadikan kemuliaan para kekasih-Nya sebagai sarana agar doa kita lebih didengar dan diijabah.

Amalan ini didasarkan pada dalil-dalil dari Al-Qur'an dan Hadis serta ijtihad para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 35: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri (wasilah) kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan." Para ulama menafsirkan bahwa 'wasilah' dalam ayat ini bisa berupa amal saleh maupun pribadi-pribadi mulia yang dicintai Allah.

Berikut ini adalah panduan urutan dan bacaan tawasul lengkap NU yang biasa diamalkan dalam berbagai majelis zikir, tahlil, atau saat memiliki hajat khusus. Urutan ini bisa bervariasi di beberapa daerah, namun esensinya tetap sama, yaitu mengirimkan doa dan hadiah pahala bacaan kepada para kekasih Allah, lalu memohon kepada Allah untuk hajat pribadi.


Tahap 1: Bacaan Pembuka (Muqaddimah)

Sebelum memulai rangkaian hadiah Fatihah, dianjurkan untuk mengawalinya dengan bacaan istighfar, syahadat, dan shalawat. Ini bertujuan untuk membersihkan diri dari dosa, memperbarui ikrar tauhid, serta memohonkan rahmat bagi junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, sebagai pembuka pintu rahmat Allah.

1. Istighfar dan Taubat

Membaca istighfar sebanyak tiga kali dengan penuh penghayatan.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ

Astaghfirullāhal-‘azhīm.

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."

2. Syahadat

Memperbarui kesaksian iman kita kepada Allah dan Rasul-Nya.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Asyhadu an lā ilāha illallāh, wa asyhadu anna Muhammadar rasūlullāh.

"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."

3. Shalawat Nabi

Membaca shalawat sebagai bentuk cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allāhumma shalli ‘alā sayyidinā Muhammadin wa ‘alā āli sayyidinā Muhammad.

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad."


Tahap 2: Mengirim Hadiah Al-Fatihah

Ini adalah inti dari prosesi tawasul. Kita membaca "Ilaa hadrotin..." yang berarti "Ke hadirat...", sebagai bentuk pengkhususan hadiah pahala bacaan Al-Fatihah kepada ruh-ruh yang mulia. Setiap kali satu tujuan disebutkan, dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah satu kali.

1. Kepada Nabi Muhammad SAW

Tujuan pertama dan utama adalah junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.

إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ وَأَهْلِ بَيْتِهِ الْكِرَامِ، شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ...

Ilā hadratin-nabiyyil-musthafā Muhammadin shallallāhu ‘alaihi wa sallama wa ‘alā ālihī wa ash-hābihī wa azwājihī wa dzurriyyātihī wa ahli baitihil-kirām, syai’un lillāhi lahumul-fātihah...

"Ke hadirat Nabi terpilih, Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga, sahabat, istri, keturunan, dan ahli baitnya yang mulia. Sesuatu karena Allah bagi mereka, Al-Fatihah..." (Dilanjutkan membaca Al-Fatihah 1x)

2. Kepada Para Nabi, Rasul, dan Malaikat

Selanjutnya, kepada para nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad, para malaikat muqarrabin, serta para nabi yang mendampingi (khususnya Khidir AS).

ثُمَّ إِلَى حَضْرَةِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ، خُصُوْصًا سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلَانِيِّ، شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ...

Tsumma ilā hadrati ikhwānihī minal-anbiyā’i wal-mursalīn, wal-auliyā’i wasy-syuhadā’i wash-shālihīn, wash-shahābati wat-tābi‘īn, wal-‘ulamā’il-‘āmilīn, wal-mushannifīnal-mukhlishīn, wa jamī‘il-malā’ikatil-muqarrabīn, khushūshan sayyidināsy-syaikh ‘Abdul Qādir al-Jailānī, syai’un lillāhi lahumul-fātihah...

"Kemudian kepada arwah para saudaranya dari kalangan para nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, para sahabat dan tabi'in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas, dan seluruh malaikat yang dekat dengan Allah, khususnya Tuan kami Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Sesuatu karena Allah bagi mereka, Al-Fatihah..." (Dilanjutkan membaca Al-Fatihah 1x)

3. Kepada Para Wali, Ulama, dan Leluhur di Nusantara

Bagian ini sangat khas dalam praktik tawasul lengkap NU, yaitu menyebut para penyebar Islam di tanah Jawa (Wali Songo) dan para pendiri Nahdlatul Ulama.

ثُمَّ إِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادَنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا إِلَى مَنْ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ وَلِأَجْلِهِ، شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ...

Tsumma ilā jamī‘i ahlil-qubūr minal-muslimīna wal-muslimāt, wal-mu’minīna wal-mu’mināt, min masyāriqil-ardhi ilā maghāribihā, barrihā wa bahrihā, khushūshan ābā’anā wa ummahātinā wa ajdādanā wa jaddātinā, wa nakhushshu khushūshan ilā man ijtama‘nā hāhunā bisababihī wa li’ajlihī, syai’un lillāhi lahumul-fātihah...

"Kemudian kepada semua ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat dari Timur ke Barat, di darat maupun di laut, khususnya bapak-bapak kami dan ibu-ibu kami, kakek-kakek kami dan nenek-nenek kami, dan kami khususkan lagi kepada orang yang menjadi sebab kami berkumpul di sini. Sesuatu karena Allah bagi mereka, Al-Fatihah..." (Dilanjutkan membaca Al-Fatihah 1x)

4. Kepada Orang Tua dan Leluhur Pribadi

Ini adalah bagian yang sangat personal, di mana kita secara khusus mendoakan orang tua, kakek-nenek, dan seluruh garis keturunan kita yang telah wafat.

خُصُوْصًا إِلَى رُوْحِ أَبِيْ (....) بِنْ (...) وَأُمِّيْ (....) بِنْتِ (...) وَلِجَمِيْعِ أَجْدَادِيْ وَجَدَّاتِيْ وَأَقْرِبَائِيْ وَمَشَايِخِيْ وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيَّ، شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ...

Khushūshon ilā rūhi abī (sebut nama ayah) bin (sebut nama kakek dari ayah) wa ummī (sebut nama ibu) binti (sebut nama kakek dari ibu) wa li jamī’i ajdādī wa jaddātī wa aqribā’ī wa masyāyikhī wa liman lahu haqqun ‘alayya, syai’un lillāhi lahumul-fātihah...

"Khususnya kepada ruh ayahku (....) bin (....) dan ibuku (....) binti (....), dan kepada seluruh kakek-nenekku, kerabatku, guru-guruku, dan siapa saja yang memiliki hak atasku. Sesuatu karena Allah bagi mereka, Al-Fatihah..." (Dilanjutkan membaca Al-Fatihah 1x)

5. Untuk Diri Sendiri dan Hajat yang Diinginkan

Terakhir, Al-Fatihah ditujukan untuk diri sendiri, memohon ampunan, keselamatan, dan terwujudnya segala hajat yang baik di dunia dan akhirat.

وَعَلَى نَفْسِيْ وَلِقَضَاءِ حَاجَاتِيْ وَتَيْسِيْرِ أُمُوْرِيْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، الْفَاتِحَةُ...

Wa ‘alā nafsī wa liqadhā’i hājātī wa taisīri umūrī fid-dīni wad-dunyā wal-ākhirah, al-fātihah...

"Dan untuk diriku sendiri, untuk terkabulnya hajat-hajatku, dan dimudahkannya urusan-urusanku dalam agama, dunia, dan akhirat. Al-Fatihah..." (Dilanjutkan membaca Al-Fatihah 1x)


Tahap 3: Bacaan Zikir Inti

Setelah menyelesaikan rangkaian hadiah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca beberapa surat pendek, tahlil, dan shalawat. Jumlah bacaan bisa disesuaikan, namun berikut adalah anjuran yang umum diamalkan.

1. Surat Al-Ikhlas (3 atau 11 kali)

Surat ini menegaskan keesaan Allah SWT. Membacanya tiga kali setara dengan mengkhatamkan Al-Qur'an.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ.

Bismillāhir-rahmānir-rahīm. Qul huwallāhu ahad. Allāhus-shamad. Lam yalid wa lam yūlad. Wa lam yakul lahū kufuwan ahad.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.'"

2. Tahlil Singkat (Laa ilaaha illallah)

Mengulang kalimat tauhid, fondasi utama iman Islam.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Lā ilāha illallāh.

"Tiada Tuhan selain Allah."

3. Surat Al-Falaq (1 kali)

Memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan makhluk.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.

Bismillāhir-rahmānir-rahīm. Qul a‘ūdzu birabbil-falaq. Min syarri mā khalaq. Wa min syarri ghāsiqin idzā waqab. Wa min syarrin-naffātsāti fil-‘uqad. Wa min syarri hāsidin idzā hasad.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.'"

4. Surat An-Nas (1 kali)

Memohon perlindungan dari bisikan jahat jin dan manusia.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.

Bismillāhir-rahmānir-rahīm. Qul a‘ūdzu birabbin-nās. Malikin-nās. Ilāhin-nās. Min syarril-waswāsil-khannās. Alladzī yuwaswisu fī shudūrin-nās. Minal-jinnati wan-nās.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.'"

5. Bacaan Tahlil Lengkap dan Tasbih

Setelah surat-surat pendek, dilanjutkan dengan rangkaian zikir tahlil yang lebih panjang, yang merupakan ciri khas dari amaliah NU.

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. كَلِمَةُ حَقٍّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَبِهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الْآمِنِيْنَ.

Lā ilāha illallāh Muhammadur rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Kalimatu haqqin ‘alaihā nahyā wa ‘alaihā namūtu wa bihā nub‘atsu insyā Allāhu minal-āminīn.

"Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah. Kalimat yang benar, dengannya kami hidup, dengannya kami mati, dan dengannya kami akan dibangkitkan, insya Allah, termasuk golongan orang-orang yang aman."

Kemudian dilanjutkan dengan bacaan Tahlil (لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ) sebanyak 33 kali, 100 kali, atau lebih sesuai kemampuan.


Tahap 4: Doa Penutup Tawasul

Sebagai penutup dari rangkaian tawasul lengkap NU, panjatkanlah doa kepada Allah SWT. Doa ini berisi permohonan agar Allah menerima semua bacaan kita, menyampaikan pahalanya kepada para arwah yang telah kita sebutkan, dan yang terpenting, mengabulkan hajat-hajat kita berkat kemuliaan wasilah yang telah kita sebut.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ وَأَوْصِلْ ثَوَابَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً إِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِلَى جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ.

ثُمَّ إِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا خُصُوْصًا إِلَى آبَائِنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اللَّهُمَّ أَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةُ...

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji sebagaimana layak bagi keluhuran Zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya.

Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala Al-Qur'an yang kami baca, tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami, dan shalawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai hadiah yang sampai, rahmat yang turun, dan berkah yang menyebar. (Sampaikanlah pula) kepada para nabi dan rasul, para wali, syuhada, orang saleh, sahabat, tabi'in, ulama, pengarang yang ikhlas, para pejuang di jalan Allah, dan para malaikat yang dekat (dengan-Mu).

Kemudian kepada seluruh ahli kubur muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat dari timur hingga barat, khususnya kepada bapak dan ibu kami, kakek dan nenek kami.

Ya Allah, ampunilah mereka, rahmatilah mereka, selamatkanlah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur dari golongan orang yang mengucapkan 'Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah'.

Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa, dari apa yang mereka sifatkan. Dan salam sejahtera bagi para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Al-Fatihah..."


Memahami Hakikat Tawasul

Penting untuk selalu mengingat bahwa tawasul adalah sebuah metode berdoa, bukan tujuan itu sendiri. Keyakinan kita harus tetap lurus bahwa hanya Allah SWT yang memiliki kuasa untuk mengabulkan segala permohonan. Para nabi, wali, dan orang-orang saleh yang kita sebut dalam tawasul adalah hamba-hamba Allah yang mulia. Kita bertawasul dengan mereka karena meyakini bahwa Allah mencintai mereka, dan kita berharap doa kita "terangkat" bersama kemuliaan mereka di sisi Allah.

Amalan tawasul lengkap NU ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur. Di dalamnya terdapat penghormatan kepada para pendahulu (salafus shalih), cinta kepada ahlul bait dan para wali, serta bakti kepada orang tua dan guru. Dengan bertawasul, kita menyambungkan sanad spiritual kita kepada mata rantai keilmuan dan kesalehan yang bersambung hingga kepada Rasulullah SAW. Semoga Allah SWT menerima amalan kita dan mengabulkan segala hajat baik kita semua. Amin.

🏠 Kembali ke Homepage