Bacaan Tahlil Lengkap NU Latin
Tahlil merupakan rangkaian zikir, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, dan doa yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT serta mengirimkan pahala bacaan kepada para arwah. Berikut adalah panduan lengkap bacaan tahlil dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU), disajikan dengan tulisan Latin agar mudah diikuti oleh siapa saja.
Memahami Makna dan Tujuan Tahlil
Sebelum memulai rangkaian bacaan, penting untuk memahami esensi dari kegiatan tahlil itu sendiri. Tahlil, yang secara harfiah berarti mengucapkan kalimat "Laa ilaaha illallah", adalah inti dari akidah Islam. Kalimat ini menegaskan keesaan Allah SWT, menafikan segala bentuk sesembahan selain-Nya, dan menetapkan bahwa hanya Allah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Dalam konteks amaliah, Tahlilan menjadi sebuah majelis zikir yang kaya akan nilai-nilai spiritual.
Tujuannya multifaset. Pertama, sebagai sarana ibadah personal untuk meningkatkan ketakwaan dan mengingat Allah (zikrullah). Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat kepadamu." Majelis tahlil adalah manifestasi nyata dari perintah ini. Kedua, sebagai bentuk silaturahmi, mempererat hubungan antar sesama Muslim dalam sebuah komunitas. Ketiga, dan yang paling sering menjadi niat utama, adalah untuk mendoakan orang-orang yang telah meninggal dunia. Umat Muslim, khususnya dalam tradisi Ahlussunnah wal Jama'ah, meyakini bahwa pahala dari bacaan Al-Qur'an, zikir, dan doa dapat "dihadiahkan" kepada arwah kaum Muslimin, sebagai bentuk bakti dan kasih sayang kepada mereka yang telah mendahului.
Rangkaian bacaan dalam tahlil disusun secara sistematis oleh para ulama, dimulai dengan pengiriman doa (hadiah Al-Fatihah), dilanjutkan dengan surat-surat pendek pilihan, ayat-ayat Al-Qur'an yang memiliki keutamaan khusus seperti Ayat Kursi, zikir-zikir inti seperti istighfar, tasbih, dan shalawat, lalu ditutup dengan doa arwah yang komprehensif. Setiap bagian memiliki makna dan fadhilah (keutamaan) tersendiri yang jika direnungi akan menambah kekhusyukan dalam beribadah.
Urutan Lengkap Bacaan Tahlil
Berikut adalah susunan bacaan tahlil yang lazim diamalkan, disajikan langkah demi langkah beserta tulisan Latin dan terjemahannya untuk mempermudah pemahaman dan pengamalan.
1. Pengantar Al-Fatihah (Tawassul)
Pembacaan tahlil diawali dengan "tawassul" atau mengirimkan doa melalui perantara kemuliaan Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, para ulama, dan kaum muslimin secara umum. Ini adalah bentuk adab dalam berdoa, mengakui sanad keilmuan dan keberkahan yang bersambung hingga kepada Nabi Muhammad SAW. Hadiah bacaan Al-Fatihah ditujukan kepada mereka sebagai bentuk penghormatan dan permohonan agar keberkahan mereka turut menyertai majelis ini.
Setelah pengantar ini, semua yang hadir membaca Surat Al-Fatihah secara bersama-sama. Kemudian, dilanjutkan dengan menghadiahkan Al-Fatihah kepada para sahabat, para ulama, dan arwah yang secara spesifik diniatkan.
Pada bagian ini, setelah membaca niat umum, jamaah akan membaca Surat Al-Fatihah sekali lagi. Niat dan fokus pada bagian ini adalah kunci, karena di sinilah kita secara eksplisit menyebutkan nama almarhum atau almarhumah yang menjadi tujuan utama dari majelis tahlil.
2. Membaca Surat Al-Fatihah
Surat Al-Fatihah adalah Ummul Qur'an, induk dari Al-Qur'an. Setiap rakaat shalat tidak sah tanpanya. Dalam majelis tahlil, surat ini menjadi pembuka gerbang rahmat dan keberkahan. Membacanya adalah bentuk pujian tertinggi kepada Allah, pengakuan atas kekuasaan-Nya, permohonan pertolongan, dan permintaan akan jalan yang lurus. Setiap ayatnya mengandung samudra makna yang mendalam.
3. Membaca Surat Al-Ikhlas (3 kali)
Surat Al-Ikhlas adalah penegasan murni tentang keesaan Allah (Tauhid). Rasulullah SAW bersabda bahwa membaca surat ini setara dengan membaca sepertiga Al-Qur'an. Kemurnian maknanya yang fokus pada sifat-sifat Allah yang Maha Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya, menjadikannya bacaan yang sangat agung. Mengulanginya sebanyak tiga kali dalam tahlil menegaskan kembali pilar utama keimanan kita dan memberikan pahala yang besar.
4. Tahlil dan Takbir
Setelah membaca surat Al-Ikhlas, dilanjutkan dengan zikir tahlil dan takbir. Ini adalah jeda zikir yang mengagungkan Allah sebelum melanjutkan ke surat berikutnya. Kalimat "Laa ilaaha illallah" adalah penegasan iman, sedangkan "Allahu Akbar" adalah pengakuan atas kebesaran Allah yang tiada tandingannya.
5. Membaca Surat Al-Falaq
Surat Al-Falaq adalah salah satu dari dua surat perlindungan (Al-Mu'awwidzatain). Surat ini berisi permohonan perlindungan kepada Allah, Tuhan yang menguasai waktu subuh, dari segala jenis kejahatan. Ini mencakup kejahatan makhluk-Nya, kejahatan malam yang gelap, kejahatan sihir, dan kejahatan orang yang dengki. Membacanya dalam majelis tahlil adalah permohonan keselamatan bagi yang hidup dan juga harapan agar arwah yang didoakan terlindung dari segala hal yang buruk di alam barzakh.
6. Tahlil dan Takbir
Sama seperti sebelumnya, jeda zikir ini kembali diucapkan untuk memantapkan keagungan Allah di dalam hati.
7. Membaca Surat An-Nas
Surat An-Nas adalah pasangan dari Surat Al-Falaq. Jika Al-Falaq meminta perlindungan dari kejahatan eksternal, maka An-Nas secara spesifik meminta perlindungan dari kejahatan internal, yaitu bisikan jahat (waswas) yang datang dari setan, baik dari golongan jin maupun manusia. Bisikan ini adalah musuh terbesar yang dapat merusak iman dan amal seseorang. Membacanya adalah ikhtiar untuk menjaga kesucian hati dan niat, baik bagi yang membaca maupun sebagai doa bagi almarhum.
8. Tahlil dan Takbir
Pengulangan zikir ini memperkuat kesadaran akan keesaan dan kebesaran Allah SWT dalam setiap napas zikir kita.
9. Membaca Awal Surat Al-Baqarah (Ayat 1-5)
Ayat-ayat awal dari Surat Al-Baqarah ini menjelaskan ciri-ciri orang yang bertakwa. Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezeki, beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan, dan yakin akan adanya akhirat. Membaca ayat-ayat ini adalah doa agar kita dan almarhum yang didoakan termasuk ke dalam golongan orang-orang bertakwa yang mendapatkan petunjuk dan keberuntungan dari Allah SWT.
10. Membaca Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah: 255)
Ayat Kursi adalah ayat teragung dalam Al-Qur'an. Isinya menjelaskan tentang kebesaran, kekuasaan, dan ilmu Allah yang meliputi langit dan bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya, dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Membaca Ayat Kursi memiliki fadhilah yang luar biasa, di antaranya adalah sebagai pelindung dari gangguan setan dan sebagai sebab masuk surga jika dibaca setelah shalat fardhu. Dalam tahlil, ayat ini dibaca untuk memohon perlindungan dan rahmat agung dari Allah SWT.
11. Membaca Akhir Surat Al-Baqarah (Ayat 284-286)
Ayat-ayat penutup Surat Al-Baqarah ini memiliki keutamaan yang besar. Diriwayatkan bahwa barang siapa membacanya di malam hari, maka itu akan mencukupinya. Ayat-ayat ini berisi tentang kepemilikan mutlak Allah atas segala sesuatu, penegasan iman para rasul dan kaum mukminin, serta doa yang diajarkan Allah kepada hamba-Nya. Doa ini adalah permohonan ampun, permintaan untuk tidak dibebani di luar batas kemampuan, dan permohonan pertolongan atas kaum kafir. Ini adalah doa yang sangat indah dan penuh kerendahan hati.
12. Rangkaian Zikir: Istighfar, Tahlil, dan Shalawat
Setelah selesai membaca ayat-ayat Al-Qur'an pilihan, majelis dilanjutkan dengan zikir-zikir inti yang menjadi ruh dari tahlilan. Dimulai dengan istighfar untuk memohon ampunan, dilanjutkan dengan tahlil yang meneguhkan keimanan, dan diakhiri dengan shalawat sebagai bentuk cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.
Astaghfirullaahal 'azhiim.
Istighfar adalah gerbang pertama pembersihan diri. Sebelum memuji dan memohon, kita mengakui segala dosa dan kekurangan di hadapan Allah. Ini adalah adab seorang hamba yang menyadari betapa banyaknya kesalahan yang telah diperbuat.
Afdholudz dzikri fa'lam annahuu...
Laa ilaaha illallaah.
Ini adalah puncak dari zikir dalam majelis tahlil. Mengucapkan "Laa ilaaha illallaah" secara berulang-ulang adalah upaya untuk meresapkan makna tauhid ke dalam lubuk hati yang paling dalam. Setiap ucapan adalah penegasan kembali komitmen kita sebagai hamba-Nya. Jumlah 160 kali adalah anjuran, namun dapat disesuaikan dengan kondisi dan waktu yang tersedia.
Laa ilaaha illallaahu muhammadur rosuulullaah.
Allaahumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad, allaahumma sholli 'alaihi wa sallim.
Setelah mengesakan Allah, kita bershalawat kepada Rasul-Nya. Ini adalah kesatuan yang tak terpisahkan dalam syahadat. Shalawat adalah bentuk terima kasih kita kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah Islam, dan juga merupakan perintah langsung dari Allah. Berkah shalawat sangat besar, salah satunya adalah sebagai wasilah terkabulnya doa.
Subhaanallaahi wa bihamdih, subhaanallaahil 'azhiim. (Dibaca beberapa kali)
Tasbih adalah zikir yang menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan. Dengan mengucapkannya, kita mengakui kesempurnaan mutlak milik Allah SWT.
13. Doa Penutup Tahlil (Doa Arwah)
Ini adalah bagian akhir dan yang paling dinantikan. Setelah rangkaian zikir dan pembacaan Al-Qur'an, kita memanjatkan doa secara spesifik. Doa ini berisi permohonan agar pahala dari seluruh bacaan yang telah dilantunkan disampaikan kepada arwah yang dituju, serta permohonan ampunan, rahmat, dan keselamatan bagi mereka di alam kubur hingga hari kiamat.
Allaahumma taqobbal wa aushil tsawaaba maa qoro'naahu minal qur'aanil 'azhiim, wa maa hallalnaa wa maa sabbahnaa wa mastaghfarnaa wa maa shollainaa 'alaa sayyidinaa muhammadin shollallaahu 'alaihi wa sallam, hadiyyatan waashilatan wa rohmatan naazilatan wa barokatan syaamilatan ilaa hadhorooti habiibinaa wa syafii'inaa wa qurroti a'yuninaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin shollallaahu 'alaihi wa sallam.
Wa ilaa jamii'i ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wal auliyaa-i wasy syuhadaa-i wash shoolihiin, wash shohaabati wat taabi'iin, wal 'ulamaa-il 'aamiliin, wal mushonnifiinal mukhlishiin, wa jamii'il mujaahidiina fii sabiilillaahi robbil 'aalamiin, wal malaa-ikatil muqorrobiin.
Tsumma ilaa jamii'i ahlil qubuur minal muslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, min masyaariqil ardhi ilaa maghooribihaa barrihaa wa bahrihaa, khushuushon ilaa arwaahi aabaa-inaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatinaa, wa khushuushon ilaa ruuhi (sebutkan nama almarhum/almarhumah) ...
Allaahummaghfir lahum warhamhum wa 'aafihim wa'fu 'anhum. Allaahumma anzilir rohmata wal maghfirota 'alaa ahlil qubuuri min ahli laa ilaaha illallaahu muhammadur rosuulullaah.
Robbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar. Subhaana robbika robbil 'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal mursaliin, wal hamdulillaahi robbil 'aalamiin. Al-Faatihah.
Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala bacaan Al-Qur'an kami, zikir tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami, dan shalawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai hadiah yang tersambung, rahmat yang turun, dan keberkahan yang menyeluruh, kepada junjungan kami, kekasih kami, pemberi syafaat kami, dan penyejuk mata kami, tuan kami Muhammad SAW.
Dan kepada seluruh saudaranya dari para nabi dan rasul, para wali, syuhada, orang-orang saleh, sahabat, tabi'in, ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas, seluruh pejuang di jalan Allah Tuhan semesta alam, dan para malaikat yang dekat dengan-Mu.
Kemudian kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat dari Timur hingga Barat, baik di darat maupun di laut, khususnya kepada arwah bapak dan ibu kami, kakek dan nenek kami, dan khususnya kepada arwah (sebutkan nama almarhum/almarhumah)...
Ya Allah, ampunilah mereka, rahmatilah mereka, sejahterakanlah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur dari golongan orang-orang yang mengucapkan 'Laa ilaaha illallaah, Muhammadur rasulullah'.
Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa dari apa yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Al-Fatihah."
14. Penutup dengan Al-Fatihah
Majelis tahlil ditutup sebagaimana ia dibuka, yaitu dengan membaca Surat Al-Fatihah. Ini melambangkan bahwa segala sesuatu dimulai dengan nama Allah dan diakhiri dengan pujian kepada-Nya. Al-Fatihah penutup ini menjadi segel bagi seluruh rangkaian doa dan zikir yang telah dipanjatkan, berharap agar semuanya diterima di sisi Allah SWT.
Penutup
Demikianlah panduan lengkap bacaan tahlil sesuai tradisi yang diamalkan oleh warga Nahdliyin. Lebih dari sekadar ritual, tahlilan adalah medium spiritual yang kuat untuk menyambungkan hati yang hidup dengan mereka yang telah tiada melalui untaian doa. Ia adalah pengingat akan kematian, sarana untuk terus berbakti kepada orang tua dan kerabat yang telah wafat, sekaligus majelis ilmu dan zikir yang mempertebal keimanan. Semoga panduan ini bermanfaat dan dapat menjadi sarana untuk melestarikan amaliah baik para ulama salafus shalih.