Bacaan Tahlil Lengkap NU Latin

Tahlil merupakan rangkaian zikir, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, dan doa yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT serta mengirimkan pahala bacaan kepada para arwah. Berikut adalah panduan lengkap bacaan tahlil dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU), disajikan dengan tulisan Latin agar mudah diikuti oleh siapa saja.

Memahami Makna dan Tujuan Tahlil

Sebelum memulai rangkaian bacaan, penting untuk memahami esensi dari kegiatan tahlil itu sendiri. Tahlil, yang secara harfiah berarti mengucapkan kalimat "Laa ilaaha illallah", adalah inti dari akidah Islam. Kalimat ini menegaskan keesaan Allah SWT, menafikan segala bentuk sesembahan selain-Nya, dan menetapkan bahwa hanya Allah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Dalam konteks amaliah, Tahlilan menjadi sebuah majelis zikir yang kaya akan nilai-nilai spiritual.

Tujuannya multifaset. Pertama, sebagai sarana ibadah personal untuk meningkatkan ketakwaan dan mengingat Allah (zikrullah). Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat kepadamu." Majelis tahlil adalah manifestasi nyata dari perintah ini. Kedua, sebagai bentuk silaturahmi, mempererat hubungan antar sesama Muslim dalam sebuah komunitas. Ketiga, dan yang paling sering menjadi niat utama, adalah untuk mendoakan orang-orang yang telah meninggal dunia. Umat Muslim, khususnya dalam tradisi Ahlussunnah wal Jama'ah, meyakini bahwa pahala dari bacaan Al-Qur'an, zikir, dan doa dapat "dihadiahkan" kepada arwah kaum Muslimin, sebagai bentuk bakti dan kasih sayang kepada mereka yang telah mendahului.

Rangkaian bacaan dalam tahlil disusun secara sistematis oleh para ulama, dimulai dengan pengiriman doa (hadiah Al-Fatihah), dilanjutkan dengan surat-surat pendek pilihan, ayat-ayat Al-Qur'an yang memiliki keutamaan khusus seperti Ayat Kursi, zikir-zikir inti seperti istighfar, tasbih, dan shalawat, lalu ditutup dengan doa arwah yang komprehensif. Setiap bagian memiliki makna dan fadhilah (keutamaan) tersendiri yang jika direnungi akan menambah kekhusyukan dalam beribadah.

Urutan Lengkap Bacaan Tahlil

Berikut adalah susunan bacaan tahlil yang lazim diamalkan, disajikan langkah demi langkah beserta tulisan Latin dan terjemahannya untuk mempermudah pemahaman dan pengamalan.

1. Pengantar Al-Fatihah (Tawassul)

Pembacaan tahlil diawali dengan "tawassul" atau mengirimkan doa melalui perantara kemuliaan Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, para ulama, dan kaum muslimin secara umum. Ini adalah bentuk adab dalam berdoa, mengakui sanad keilmuan dan keberkahan yang bersambung hingga kepada Nabi Muhammad SAW. Hadiah bacaan Al-Fatihah ditujukan kepada mereka sebagai bentuk penghormatan dan permohonan agar keberkahan mereka turut menyertai majelis ini.

Ilaa hadrotin nabiyyil musthofaa, Muhammadin shollallohu 'alaihi wa sallam, wa aalihii wa azwaajihii wa aulaadihii wa dzurriyyaatihii, syai-un lillaahi lahumul faatihah.
Artinya: "Kepada junjungan Nabi terpilih, Muhammad SAW, beserta keluarga, istri-istri, anak-anak, dan seluruh keturunannya. Sesuatu dari Allah untuk mereka, Al-Fatihah."

Setelah pengantar ini, semua yang hadir membaca Surat Al-Fatihah secara bersama-sama. Kemudian, dilanjutkan dengan menghadiahkan Al-Fatihah kepada para sahabat, para ulama, dan arwah yang secara spesifik diniatkan.

Tsumma ilaa hadroti ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wal auliyaa-i wasy syuhadaa-i wash shoolihiin, wash shohaabati wat taabi'iin, wal 'ulamaa-il 'aamiliin, wal mushonnifiinal mukhlishiin, wa jamii'il malaa-ikatil muqorrobiin, khushuushon sayyidinaa syaikh 'Abdul Qoodir Al-Jailaani, syai-un lillaahi lahumul faatihah.
Artinya: "Kemudian, kepada para saudaranya dari golongan para nabi dan rasul, para wali, orang-orang yang mati syahid, orang-orang saleh, para sahabat dan tabi'in, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas, dan seluruh malaikat yang dekat (dengan Allah), khususnya kepada tuan kami, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Sesuatu dari Allah untuk mereka, Al-Fatihah."
Tsumma ilaa jamii'i ahlil qubuur, minal muslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, min masyaariqil ardhi ilaa maghooribihaa, barrihaa wa bahrihaa, khushuushon aabaa-anaa wa ummahaatinaa, wa ajdaadanaa wa jaddaatinaa, wa masyaayikhanaa wa masyaayikho masyaayikhinaa, wa limanijtama'naa haahunaa bisababih, khushuushon ilaa ruuhi (...) bin (...), syai-un lillaahi lahumul faatihah.
Artinya: "Kemudian, kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin laki-laki dan perempuan, kaum mukminin laki-laki dan perempuan, dari timur hingga ke barat, baik di darat maupun di laut, khususnya kepada bapak-bapak dan ibu-ibu kami, kakek-kakek dan nenek-nenek kami, guru-guru kami dan guru dari guru-guru kami, dan kepada siapa kami berkumpul di sini karenanya, khususnya kepada arwah (...) bin (...), (sebutkan nama almarhum/almarhumah). Sesuatu dari Allah untuk mereka, Al-Fatihah."

Pada bagian ini, setelah membaca niat umum, jamaah akan membaca Surat Al-Fatihah sekali lagi. Niat dan fokus pada bagian ini adalah kunci, karena di sinilah kita secara eksplisit menyebutkan nama almarhum atau almarhumah yang menjadi tujuan utama dari majelis tahlil.

2. Membaca Surat Al-Fatihah

Surat Al-Fatihah adalah Ummul Qur'an, induk dari Al-Qur'an. Setiap rakaat shalat tidak sah tanpanya. Dalam majelis tahlil, surat ini menjadi pembuka gerbang rahmat dan keberkahan. Membacanya adalah bentuk pujian tertinggi kepada Allah, pengakuan atas kekuasaan-Nya, permohonan pertolongan, dan permintaan akan jalan yang lurus. Setiap ayatnya mengandung samudra makna yang mendalam.

Bismillaahir rohmaanir rohiim. Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin. Arrohmaanir rohiim. Maaliki yaumid diin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash shiroothol mustaqiim. Shiroothol ladziina an'amta 'alaihim, ghoiril maghdhuubi 'alaihim waladh dhoolliin. Aamiin.
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Amin."

3. Membaca Surat Al-Ikhlas (3 kali)

Surat Al-Ikhlas adalah penegasan murni tentang keesaan Allah (Tauhid). Rasulullah SAW bersabda bahwa membaca surat ini setara dengan membaca sepertiga Al-Qur'an. Kemurnian maknanya yang fokus pada sifat-sifat Allah yang Maha Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya, menjadikannya bacaan yang sangat agung. Mengulanginya sebanyak tiga kali dalam tahlil menegaskan kembali pilar utama keimanan kita dan memberikan pahala yang besar.

Bismillaahir rohmaanir rohiim. Qul huwallaahu ahad. Allaahush shomad. Lam yalid wa lam yuulad. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad. (Dibaca 3 kali)
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia'."

4. Tahlil dan Takbir

Setelah membaca surat Al-Ikhlas, dilanjutkan dengan zikir tahlil dan takbir. Ini adalah jeda zikir yang mengagungkan Allah sebelum melanjutkan ke surat berikutnya. Kalimat "Laa ilaaha illallah" adalah penegasan iman, sedangkan "Allahu Akbar" adalah pengakuan atas kebesaran Allah yang tiada tandingannya.

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.
Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."

5. Membaca Surat Al-Falaq

Surat Al-Falaq adalah salah satu dari dua surat perlindungan (Al-Mu'awwidzatain). Surat ini berisi permohonan perlindungan kepada Allah, Tuhan yang menguasai waktu subuh, dari segala jenis kejahatan. Ini mencakup kejahatan makhluk-Nya, kejahatan malam yang gelap, kejahatan sihir, dan kejahatan orang yang dengki. Membacanya dalam majelis tahlil adalah permohonan keselamatan bagi yang hidup dan juga harapan agar arwah yang didoakan terlindung dari segala hal yang buruk di alam barzakh.

Bismillaahir rohmaanir rohiim. Qul a'uudzu birobbil falaq. Min syarri maa kholaq. Wa min syarri ghoosiqin idzaa waqob. Wa min syarrin naffaatsaati fil 'uqod. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki'."

6. Tahlil dan Takbir

Sama seperti sebelumnya, jeda zikir ini kembali diucapkan untuk memantapkan keagungan Allah di dalam hati.

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.
Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."

7. Membaca Surat An-Nas

Surat An-Nas adalah pasangan dari Surat Al-Falaq. Jika Al-Falaq meminta perlindungan dari kejahatan eksternal, maka An-Nas secara spesifik meminta perlindungan dari kejahatan internal, yaitu bisikan jahat (waswas) yang datang dari setan, baik dari golongan jin maupun manusia. Bisikan ini adalah musuh terbesar yang dapat merusak iman dan amal seseorang. Membacanya adalah ikhtiar untuk menjaga kesucian hati dan niat, baik bagi yang membaca maupun sebagai doa bagi almarhum.

Bismillaahir rohmaanir rohiim. Qul a'uudzu birobbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khonnaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wan naas.
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia'."

8. Tahlil dan Takbir

Pengulangan zikir ini memperkuat kesadaran akan keesaan dan kebesaran Allah SWT dalam setiap napas zikir kita.

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.
Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."

9. Membaca Awal Surat Al-Baqarah (Ayat 1-5)

Ayat-ayat awal dari Surat Al-Baqarah ini menjelaskan ciri-ciri orang yang bertakwa. Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezeki, beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan, dan yakin akan adanya akhirat. Membaca ayat-ayat ini adalah doa agar kita dan almarhum yang didoakan termasuk ke dalam golongan orang-orang bertakwa yang mendapatkan petunjuk dan keberuntungan dari Allah SWT.

Bismillaahir rohmaanir rohiim. Alif laam miim. Dzaalikal kitaabu laa roiba fiih, hudal lil muttaqiin. Alladziina yu'minuuna bil ghoibi wa yuqiimuunash sholaata wa mimmaa rozaqnaahum yunfiquun. Walladziina yu'minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila min qoblik, wa bil aakhiroti hum yuuqinuun. Ulaa-ika 'alaa hudam mir robbihim wa ulaa-ika humul muflihuun.
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung."

10. Membaca Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah: 255)

Ayat Kursi adalah ayat teragung dalam Al-Qur'an. Isinya menjelaskan tentang kebesaran, kekuasaan, dan ilmu Allah yang meliputi langit dan bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya, dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Membaca Ayat Kursi memiliki fadhilah yang luar biasa, di antaranya adalah sebagai pelindung dari gangguan setan dan sebagai sebab masuk surga jika dibaca setelah shalat fardhu. Dalam tahlil, ayat ini dibaca untuk memohon perlindungan dan rahmat agung dari Allah SWT.

Wa ilaahukum ilaahuw waahid, laa ilaaha illaa huwar rohmaanur rohiim. Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw walaa naum, lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh, man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi-idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai-im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya-uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.
Artinya: "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

11. Membaca Akhir Surat Al-Baqarah (Ayat 284-286)

Ayat-ayat penutup Surat Al-Baqarah ini memiliki keutamaan yang besar. Diriwayatkan bahwa barang siapa membacanya di malam hari, maka itu akan mencukupinya. Ayat-ayat ini berisi tentang kepemilikan mutlak Allah atas segala sesuatu, penegasan iman para rasul dan kaum mukminin, serta doa yang diajarkan Allah kepada hamba-Nya. Doa ini adalah permohonan ampun, permintaan untuk tidak dibebani di luar batas kemampuan, dan permohonan pertolongan atas kaum kafir. Ini adalah doa yang sangat indah dan penuh kerendahan hati.

Lillaahi maa fis samaawaati wa maa fil ardh. Wa in tubduu maa fii anfusikum au tukhfuuhu yuhaasibkum bihillaah. Fa yaghfiru limay yasyaa-u wa yu'adzdzibu may yasyaa'. Wallaahu 'alaa kulli syai-in qodiir. Aamanar rosuulu bimaa unzila ilaihi mir robbihii wal mu'minuun. Kullun aamana billaahi wa malaa-ikatihii wa kutubihii wa rusulih. Laa nufarriqu baina ahadim mir rusulih. Wa qooluu sami'naa wa atho'naa, ghufroonaka robbanaa wa ilaikal mashiir. Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus'ahaa. Lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maktasabat. Robbanaa laa tu-aakhidznaa in nasiinaa au akhtho'naa. Robbanaa wa laa tahmil 'alainaa ishrong kamaa hamaltahuu 'alal ladziina min qoblinia. Robbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thooqota lanaa bih. Wa'fu 'annaa, waghfir lanaa, warhamnaa, anta maulaanaa fanshurnaa 'alal qoumil kaafiriin.
Artinya: "Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): 'Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya', dan mereka mengatakan: 'Kami dengar dan kami taat'. (Mereka berdoa): 'Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali'. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir'."

12. Rangkaian Zikir: Istighfar, Tahlil, dan Shalawat

Setelah selesai membaca ayat-ayat Al-Qur'an pilihan, majelis dilanjutkan dengan zikir-zikir inti yang menjadi ruh dari tahlilan. Dimulai dengan istighfar untuk memohon ampunan, dilanjutkan dengan tahlil yang meneguhkan keimanan, dan diakhiri dengan shalawat sebagai bentuk cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

(Istighfar 3 kali)
Astaghfirullaahal 'azhiim.
Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung."

Istighfar adalah gerbang pertama pembersihan diri. Sebelum memuji dan memohon, kita mengakui segala dosa dan kekurangan di hadapan Allah. Ini adalah adab seorang hamba yang menyadari betapa banyaknya kesalahan yang telah diperbuat.

(Tahlil Pendek 160 kali atau sesuai kemampuan)
Afdholudz dzikri fa'lam annahuu...
Laa ilaaha illallaah.
Artinya: "Ketahuilah, zikir yang paling utama adalah... Tiada Tuhan selain Allah."

Ini adalah puncak dari zikir dalam majelis tahlil. Mengucapkan "Laa ilaaha illallaah" secara berulang-ulang adalah upaya untuk meresapkan makna tauhid ke dalam lubuk hati yang paling dalam. Setiap ucapan adalah penegasan kembali komitmen kita sebagai hamba-Nya. Jumlah 160 kali adalah anjuran, namun dapat disesuaikan dengan kondisi dan waktu yang tersedia.

(Kalimat Syahadat)
Laa ilaaha illallaahu muhammadur rosuulullaah.
Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah."
(Shalawat 2 kali)
Allaahumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad, allaahumma sholli 'alaihi wa sallim.
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan atasnya."

Setelah mengesakan Allah, kita bershalawat kepada Rasul-Nya. Ini adalah kesatuan yang tak terpisahkan dalam syahadat. Shalawat adalah bentuk terima kasih kita kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah Islam, dan juga merupakan perintah langsung dari Allah. Berkah shalawat sangat besar, salah satunya adalah sebagai wasilah terkabulnya doa.

(Tasbih)
Subhaanallaahi wa bihamdih, subhaanallaahil 'azhiim. (Dibaca beberapa kali)
Artinya: "Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung."

Tasbih adalah zikir yang menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan. Dengan mengucapkannya, kita mengakui kesempurnaan mutlak milik Allah SWT.

13. Doa Penutup Tahlil (Doa Arwah)

Ini adalah bagian akhir dan yang paling dinantikan. Setelah rangkaian zikir dan pembacaan Al-Qur'an, kita memanjatkan doa secara spesifik. Doa ini berisi permohonan agar pahala dari seluruh bacaan yang telah dilantunkan disampaikan kepada arwah yang dituju, serta permohonan ampunan, rahmat, dan keselamatan bagi mereka di alam kubur hingga hari kiamat.

A'uudzu billaahi minasy syaithoonir rojiim. Bismillaahir rohmaanir rohiim. Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin. Hamdan syaakiriin, hamdan naa'imiin, hamday yuwaafii ni'amahuu wa yukaafi-u maziidah. Yaa robbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghii li jalaali wajhika wa 'azhiimi sulthoonik. Allaahumma sholli wa sallim 'alaa sayyidinaa muhammad, wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad.

Allaahumma taqobbal wa aushil tsawaaba maa qoro'naahu minal qur'aanil 'azhiim, wa maa hallalnaa wa maa sabbahnaa wa mastaghfarnaa wa maa shollainaa 'alaa sayyidinaa muhammadin shollallaahu 'alaihi wa sallam, hadiyyatan waashilatan wa rohmatan naazilatan wa barokatan syaamilatan ilaa hadhorooti habiibinaa wa syafii'inaa wa qurroti a'yuninaa sayyidinaa wa maulaanaa muhammadin shollallaahu 'alaihi wa sallam.

Wa ilaa jamii'i ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wal auliyaa-i wasy syuhadaa-i wash shoolihiin, wash shohaabati wat taabi'iin, wal 'ulamaa-il 'aamiliin, wal mushonnifiinal mukhlishiin, wa jamii'il mujaahidiina fii sabiilillaahi robbil 'aalamiin, wal malaa-ikatil muqorrobiin.

Tsumma ilaa jamii'i ahlil qubuur minal muslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, min masyaariqil ardhi ilaa maghooribihaa barrihaa wa bahrihaa, khushuushon ilaa arwaahi aabaa-inaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatinaa, wa khushuushon ilaa ruuhi (sebutkan nama almarhum/almarhumah) ...

Allaahummaghfir lahum warhamhum wa 'aafihim wa'fu 'anhum. Allaahumma anzilir rohmata wal maghfirota 'alaa ahlil qubuuri min ahli laa ilaaha illallaahu muhammadur rosuulullaah.

Robbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar. Subhaana robbika robbil 'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal mursaliin, wal hamdulillaahi robbil 'aalamiin. Al-Faatihah.
Artinya: "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Pujian orang-orang yang bersyukur, pujian orang-orang yang diberi nikmat, pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan mencukupi tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana layaknya bagi keagungan wajah-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad.

Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala bacaan Al-Qur'an kami, zikir tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami, dan shalawat kami kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai hadiah yang tersambung, rahmat yang turun, dan keberkahan yang menyeluruh, kepada junjungan kami, kekasih kami, pemberi syafaat kami, dan penyejuk mata kami, tuan kami Muhammad SAW.

Dan kepada seluruh saudaranya dari para nabi dan rasul, para wali, syuhada, orang-orang saleh, sahabat, tabi'in, ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas, seluruh pejuang di jalan Allah Tuhan semesta alam, dan para malaikat yang dekat dengan-Mu.

Kemudian kepada seluruh ahli kubur dari kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat dari Timur hingga Barat, baik di darat maupun di laut, khususnya kepada arwah bapak dan ibu kami, kakek dan nenek kami, dan khususnya kepada arwah (sebutkan nama almarhum/almarhumah)...

Ya Allah, ampunilah mereka, rahmatilah mereka, sejahterakanlah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan kepada ahli kubur dari golongan orang-orang yang mengucapkan 'Laa ilaaha illallaah, Muhammadur rasulullah'.

Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa dari apa yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Al-Fatihah."

14. Penutup dengan Al-Fatihah

Majelis tahlil ditutup sebagaimana ia dibuka, yaitu dengan membaca Surat Al-Fatihah. Ini melambangkan bahwa segala sesuatu dimulai dengan nama Allah dan diakhiri dengan pujian kepada-Nya. Al-Fatihah penutup ini menjadi segel bagi seluruh rangkaian doa dan zikir yang telah dipanjatkan, berharap agar semuanya diterima di sisi Allah SWT.

Penutup

Demikianlah panduan lengkap bacaan tahlil sesuai tradisi yang diamalkan oleh warga Nahdliyin. Lebih dari sekadar ritual, tahlilan adalah medium spiritual yang kuat untuk menyambungkan hati yang hidup dengan mereka yang telah tiada melalui untaian doa. Ia adalah pengingat akan kematian, sarana untuk terus berbakti kepada orang tua dan kerabat yang telah wafat, sekaligus majelis ilmu dan zikir yang mempertebal keimanan. Semoga panduan ini bermanfaat dan dapat menjadi sarana untuk melestarikan amaliah baik para ulama salafus shalih.

🏠 Kembali ke Homepage