Di khazanah spiritual Islam, khususnya di wilayah Nusantara, terdapat berbagai macam doa dan wirid yang diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satu yang paling masyhur dan sering diamalkan adalah Doa Nurbuat. Nama "Nurbuat" sendiri sering diartikan sebagai "Nur an-Nubuwwah" atau Cahaya Kenabian. Doa ini diyakini memiliki fadhilah atau keutamaan yang luar biasa, mencakup perlindungan, penyembuhan, kelancaran rezeki, hingga pengasihan.
Doa Nurbuat menjadi istimewa karena rangkaian kalimatnya yang indah, penuh dengan pujian kepada keagungan Allah SWT, serta menyertakan permohonan perlindungan melalui wasilah para nabi dan orang-orang saleh. Keindahan bahasanya, kedalaman maknanya, serta keyakinan akan khasiatnya membuat doa ini tetap relevan dan diamalkan oleh banyak umat Muslim hingga kini. Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai Doa Nurbuat, mulai dari bacaan asli, terjemahan, makna mendalam di setiap baitnya, hingga fadhilah yang terkandung di dalamnya.
Sejarah dan Asal Usul Doa Nurbuat
Kisah mengenai asal-usul Doa Nurbuat sering diceritakan dalam tradisi lisan dan kitab-kitab klasik non-hadits (sering disebut kitab mujarobat). Riwayat yang paling populer menyebutkan bahwa doa ini diajarkan oleh Malaikat Jibril AS kepada Rasulullah SAW. Diceritakan pada suatu ketika setelah melaksanakan shalat Subuh di Masjidil Haram, Rasulullah SAW duduk bersama para sahabat. Tiba-tiba, Malaikat Jibril datang membawa doa ini sebagai sebuah anugerah dari Allah SWT.
Jibril menjelaskan berbagai keutamaan dan khasiat luar biasa yang terkandung di dalamnya. Doa ini kemudian dinamakan "Nurbuat" atau Cahaya Kenabian karena diyakini memancarkan cahaya spiritual bagi siapa saja yang mengamalkannya dengan tulus dan istiqomah. Meskipun riwayat ini tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadits shahih yang utama seperti Shahih Bukhari atau Muslim, keberadaannya sangat kuat dalam tradisi ulama-ulama sufi dan ahli hikmah di Nusantara. Mereka memandangnya sebagai salah satu doa yang *mujarrab*, yaitu doa yang telah terbukti khasiatnya melalui pengalaman spiritual banyak orang saleh. Penyebarannya di Indonesia dan wilayah sekitarnya tidak lepas dari peran para wali dan ulama terdahulu yang menjadikannya sebagai bagian dari amalan harian mereka.
Bacaan Doa Nurbuat Asli (Arab, Latin, dan Artinya)
Berikut adalah teks lengkap Doa Nurbuat yang umum diamalkan, disajikan dalam tulisan Arab, transliterasi Latin untuk mempermudah pelafalan, serta terjemahan dalam Bahasa Indonesia agar maknanya dapat dipahami secara mendalam.
Teks Arab
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَللّٰهُمَّ ذِى السُّلْطَانِ الْعَظِيْمِ وَذِى الْمَنِّ الْقَدِيْمِ وَذِى الْوَجْهِ الْكَرِيْمِ وَوَلِيِّ الْكَلِمَاتِ التَّامَّاتِ وَالدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجَابَاتِ عَاقِلِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ مِنْ اَنْفُسِ الْحَقِّ عَيْنِ الْقُدْرَةِ وَالنَّاظِرِيْنَ وَعَيْنِ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ وَاِنْ يَّكَادُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَيُزْ لِقُوْنَكَ بِاَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُوْلُوْنَ اِنَّهُ لَمَجْنُوْنٌ وَمَا هُوَ اِلاَّ ذِكْرٌ لِّلْعَالَمِيْنَ وَمُسْتَجَابُ لُقْمَانَ الْحَكِيْمِ وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ الْوَدُوْدُ ذُوالْعَرْشِ الْمَجِيْدِ طَوِّلْ عُمْرِيْ وَصَحِّحْ جَسَدِيْ وَاقْضِ حَاجَتِيْ وَاَكْثِرْ اَمْوَالِيْ وَاَوْلَادِيْ وَحَبِّبْنِيْ لِلنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ وَتَبَاعَدِ الْعَدَاوَةَ كُلَّهَا مِنْ بَنِيْ اٰدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِيْنَ وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ اِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلَا يَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Transliterasi Latin
Bismillaahir rohmaanir rohiim.
Allaahumma dzis sulthoonil 'azhiim. Wa dzil mannil qodiim. Wa dzil wajhil kariim. Wa waliyyil kalimaatit taammaati wad da'awaatil mustajaabaati 'aaqilil hasani wal husaini min anfusil haqqi 'ainil qudroti wan naazhiriina wa 'ainil insi wal jinni. Wa in yakaadul ladziina kafaruu layuzliquunaka bi abshoorihim lammaa sami'udz dzikro wa yaquuluuna innahuu lamajnuun. Wa maa huwa illaa dzikrul lil 'aalamiin. Wa mustajaabu luqmaanil hakiimi wa waritsa sulaimaanu daawuuda 'alaihimas salaamul waduudu dzul 'arsyil majiid. Thowwil 'umrii wa shohhih jasadii waqdhi haajatii wa aktsir amwaalii wa aulaadii wa habbibnii linnaasi ajma'iin. Wa tabaa 'adil 'adaawata kullahaa min banii aadama 'alaihissalaamu man kaana hayyan wa yahiqqol qoulu 'alal kaafiriin. Wa qul jaa al haqqu wa zahaqol baathilu innal baathila kaana zahuuqoo. Wa nunazzilu minal qur'aani maa huwa syifaa-un wa rohmatul lil mu'miniina wa laa yaziiduzh zhoolimiina illaa khosaaroo. Subhaana robbika robbil 'izzati 'ammaa yashifuun. Wa salaamun 'alal mursaliina wal hamdulillaahi robbil 'aalamiin.
Terjemahan Bahasa Indonesia
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ya Allah, Zat yang memiliki kekuasaan yang agung, yang memiliki anugerah yang terdahulu, yang memiliki wajah yang mulia, yang menguasai kalimat-kalimat yang sempurna, dan doa-doa yang mustajab, penjamin Al-Hasan dan Al-Husain dari jiwa-jiwa yang hak, dari pandangan yang penuh kuasa, dan dari pandangan manusia dan jin. Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al-Qur'an dan mereka berkata: 'Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila'. Dan Al-Qur'an itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh alam. Dan (doa ini) yang diijabah oleh Luqman Al-Hakim, dan Sulaiman telah mewarisi Daud 'alaihimassalam. Wahai Zat yang Maha Pengasih, yang memiliki Arsy yang mulia. Panjangkanlah umurku, sehatkanlah jasadku, kabulkanlah hajatku, perbanyaklah harta bendaku dan anak-anakku, dan jadikanlah aku dicintai oleh semua manusia. Dan jauhkanlah segala permusuhan dari anak cucu Adam, barangsiapa yang masih hidup dan semoga tetap ancaman siksa bagi orang-orang kafir. Dan katakanlah: 'Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap'. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam.
Membedah Makna Mendalam Doa Nurbuat
Doa Nurbuat bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah simfoni permohonan yang sarat akan makna tauhid, sejarah, dan harapan. Mari kita bedah beberapa bagian penting dari doa ini untuk memahami kedalamannya.
1. Pengakuan Keagungan Allah SWT
Doa ini diawali dengan pujian yang luar biasa kepada Allah. Kalimat seperti "Dzis sulthoonil 'azhiim" (Pemilik Kekuasaan yang Agung), "Dzil mannil qodiim" (Pemilik Anugerah yang Terdahulu), dan "Dzil wajhil kariim" (Pemilik Wajah yang Mulia) adalah bentuk pengakuan mutlak seorang hamba akan kebesaran Tuhannya. Sebelum meminta, kita diajarkan untuk memuji dan mengagungkan Sang Pemberi. Ini adalah adab berdoa yang paling fundamental, mengakui bahwa segala kekuatan dan anugerah hanya bersumber dari-Nya.
2. Wasilah dengan Kalimat Sempurna dan Doa Mustajab
Selanjutnya, doa ini menyebutkan "Waliyyil kalimaatit taammaati wad da'awaatil mustajaabaat" (Penguasa kalimat-kalimat yang sempurna dan doa-doa yang mustajab). "Kalimat yang sempurna" sering ditafsirkan sebagai ayat-ayat suci Al-Qur'an, firman Allah yang tidak memiliki cacat. Dengan menyebut ini, kita seolah-olah bertawassul (mengambil perantara) dengan kemuliaan Al-Qur'an. Sementara "doa-doa yang mustajab" adalah pengakuan bahwa hanya Allah yang mampu mengabulkan setiap permohonan.
3. Perlindungan Khusus untuk Ahlul Bait
Bagian "'aaqilil hasani wal husaini min anfusil haqqi" (penjamin Al-Hasan dan Al-Husain dari jiwa-jiwa yang hak) adalah salah satu ciri khas doa ini. Penyebutan nama cucu Rasulullah SAW, Sayyidina Hasan dan Husain, menunjukkan kecintaan yang mendalam kepada keluarga Nabi (Ahlul Bait). Ini juga merupakan permohonan agar kita dan keluarga kita dilindungi sebagaimana Allah telah melindungi orang-orang yang paling dicintai-Nya. Perlindungan yang diminta sangat komprehensif, mencakup "'ainil qudroti wan naazhiriina" (pandangan yang penuh kuasa dan para penglihat) serta "'ainil insi wal jinni" (pandangan manusia dan jin), yang merujuk pada perlindungan dari segala bentuk kejahatan, termasuk 'ain atau penyakit mata hasad.
4. Kutipan Ayat Al-Qur'an sebagai Benteng Pertahanan
Doa Nurbuat secara cerdas mengintegrasikan beberapa potongan ayat Al-Qur'an ke dalam strukturnya. Contohnya adalah kutipan dari Surah Al-Qalam ayat 51: "Wa in yakaadul ladziina kafaruu...". Ayat ini menceritakan bagaimana kaum kafir berusaha "menggelincirkan" Nabi dengan pandangan mata mereka yang penuh kebencian. Dengan membacanya, kita memohon perlindungan dari tatapan jahat dan fitnah, sebagaimana Allah telah melindungi Rasul-Nya. Selain itu, ada juga kutipan dari Surah Al-Isra' ayat 81 dan 82, yang menegaskan kemenangan kebenaran atas kebatilan dan fungsi Al-Qur'an sebagai penyembuh (*syifa*).
5. Doa untuk Kehidupan Dunia dan Akhirat
Setelah memuji dan memohon perlindungan, doa ini beralih ke permohonan yang bersifat personal dan duniawi, namun tetap dalam kerangka ibadah. Permohonan seperti "Thowwil 'umrii" (panjangkan umurku), "shohhih jasadii" (sehatkan jasadku), "waqdhi haajatii" (kabulkan hajatku), hingga "aktsir amwaalii wa aulaadii" (perbanyak harta dan anakku) adalah doa untuk keberkahan hidup. Ini menunjukkan bahwa Islam tidak menafikan pentingnya kesejahteraan di dunia, selama hal itu digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Doa ini juga memohon agar dijadikan pribadi yang dicintai sesama manusia ("habbibnii linnaasi ajma'iin"), sebuah permohonan untuk hubungan sosial yang baik.
6. Penutup yang Sempurna
Doa ini ditutup dengan cara yang agung, yaitu dengan mengutip Surah Ash-Shaffat ayat 180-182: "Subhaana robbika robbil 'izzati 'ammaa yashifuun...". Ayat ini adalah bentuk penyucian Allah dari segala sifat yang tidak layak bagi-Nya, salam penghormatan kepada para rasul, dan diakhiri dengan pujian tertinggi kepada Allah, Tuhan semesta alam. Penutup ini menyempurnakan seluruh rangkaian doa, mengembalikannya kepada esensi tauhid dan pujian.
Khasiat dan Fadhilah Mengamalkan Doa Nurbuat
Berdasarkan keyakinan yang diwariskan oleh para ulama dan pengalaman spiritual banyak orang, Doa Nurbuat diyakini memiliki banyak sekali khasiat. Tentu saja, semua ini terwujud atas izin Allah SWT, dan doa ini hanyalah wasilah atau sarana. Berikut beberapa fadhilah yang masyhur:
-
Perlindungan Diri yang Kuat
Ini adalah salah satu khasiat utama. Dengan membacanya secara rutin, khususnya setelah shalat Subuh dan Maghrib, seseorang diyakini akan dilindungi oleh Allah dari berbagai marabahaya, baik yang terlihat maupun tidak. Ini mencakup perlindungan dari sihir, santet, guna-guna, gangguan jin dan setan, serta niat jahat manusia.
-
Terhindar dari Penyakit 'Ain (Mata Jahat)
Secara spesifik, doa ini memohon perlindungan dari 'ain, yaitu dampak buruk yang timbul dari pandangan mata yang penuh dengki atau takjub tanpa memuji Allah. Ini sangat relevan untuk melindungi anak-anak atau diri sendiri dari hal-hal yang tidak diinginkan.
-
Pengasihan dan Kewibawaan
Lafaz "habbibnii linnaasi ajma'iin" (jadikanlah aku dicintai oleh semua manusia) membuat doa ini sering diamalkan untuk tujuan mahabbah atau pengasihan. Orang yang mengamalkannya dengan ikhlas diharapkan akan disegani, dihormati, dan disukai dalam pergaulan, sehingga memudahkannya dalam urusan pekerjaan, bisnis, dan sosial.
-
Kelancaran Rezeki dan Keberkahan Harta
Permohonan "aktsir amwaalii" (perbanyaklah hartaku) adalah doa agar Allah membukakan pintu rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Tentu ini harus diimbangi dengan ikhtiar atau usaha yang halal. Keberkahan yang diminta bukan hanya soal jumlah, tetapi juga manfaat dari harta yang didapat.
-
Penyembuhan Penyakit
Kutipan ayat Al-Qur'an yang menyebutkan "syifa" (penawar/penyembuh) menjadikan doa ini sebagai salah satu wasilah untuk memohon kesembuhan. Dapat dibacakan pada air untuk kemudian diminum atau diusapkan pada bagian tubuh yang sakit, dengan keyakinan penuh bahwa penyembuh sejati adalah Allah.
-
Mengabulkan Hajat dan Keinginan
Dengan membaca "waqdhi haajatii" (kabulkanlah hajatku), pengamal doa ini menyerahkan segala keinginan dan kebutuhannya kepada Allah. Diyakini bahwa dengan rutin mengamalkannya, Allah akan mempermudah jalan untuk tercapainya hajat-hajat yang baik.
-
Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga
Doa ini juga diyakini dapat menjaga keharmonisan keluarga. Dengan dilindungi dari gangguan luar dan tumbuhnya rasa cinta di antara anggota keluarga, rumah tangga diharapkan menjadi lebih tenteram dan penuh berkah.
Tata Cara Mengamalkan Doa Nurbuat
Untuk mendapatkan fadhilah dari Doa Nurbuat secara maksimal, ada beberapa adab dan cara yang dianjurkan untuk diikuti:
- Niat yang Ikhlas: Luruskan niat bahwa Anda mengamalkan doa ini semata-mata untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan hanya karena menginginkan khasiatnya.
- Dalam Keadaan Suci: Sebaiknya membaca doa ini dalam keadaan memiliki wudhu, sebagai bentuk penghormatan terhadap kalimat-kalimat suci yang terkandung di dalamnya.
- Waktu Terbaik: Waktu yang paling dianjurkan adalah setelah selesai shalat fardhu, terutama setelah shalat Subuh dan Maghrib. Membacanya di waktu-waktu mustajab lain seperti sepertiga malam terakhir juga sangat baik.
- Istiqomah (Konsisten): Kunci dari setiap amalan adalah konsistensi. Mengamalkan Doa Nurbuat secara rutin setiap hari akan lebih baik daripada membacanya seratus kali dalam satu hari lalu meninggalkannya.
- Tawakkal: Setelah berdoa dan berusaha, serahkan hasilnya sepenuhnya kepada Allah SWT. Yakinlah bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk Anda pada waktu yang paling tepat.
Kesimpulan
Doa Nurbuat adalah sebuah mutiara spiritual yang sarat dengan keagungan tauhid, kecintaan kepada Rasulullah dan keluarganya, serta permohonan yang komprehensif untuk kebaikan dunia dan akhirat. Ia bukan sekadar bacaan, melainkan sebuah media untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta, mengakui kelemahan diri, dan memohon kekuatan serta perlindungan-Nya.
Terlepas dari perdebatan mengenai status riwayatnya, kandungan Doa Nurbuat tidak ada yang bertentangan dengan akidah Islam. Isinya penuh dengan pujian kepada Allah, shalawat kepada Nabi, kutipan Al-Qur'an, dan doa-doa kebaikan. Mengamalkannya dengan niat yang benar dan pemahaman yang mendalam dapat menjadi sumber ketenangan batin, kekuatan spiritual, dan wasilah untuk meraih berbagai keberkahan dalam hidup. Semoga kita semua dapat mengambil manfaat dari cahaya kenabian yang terpancar dari doa yang mulia ini.