Panduan Lengkap Doa Setelah Sholat Witir 3 Rakaat
Sholat Witir merupakan ibadah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Ia berfungsi sebagai penutup rangkaian ibadah sholat di malam hari, menjadi penyempurna dan segel bagi amal seorang hamba sebelum beristirahat. Melaksanakan sholat Witir, khususnya yang 3 rakaat, adalah kebiasaan yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah ﷺ. Namun, keistimewaan Witir tidak berhenti pada gerakan sholatnya saja. Momen setelah salam adalah waktu yang sangat mustajab, di mana seorang hamba dianjurkan untuk memanjatkan zikir dan doa khusus yang penuh makna.
Memahami dan meresapi setiap lafal doa setelah sholat witir 3 rakaat adalah sebuah perjalanan spiritual tersendiri. Doa ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah pengakuan total akan keagungan Allah, permohonan perlindungan yang menyeluruh, dan ungkapan syukur yang mendalam. Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal yang berkaitan dengan amalan mulia ini, mulai dari bacaan inti, makna yang terkandung di dalamnya, hingga keutamaan dan tata cara pelaksanaan sholat Witir itu sendiri.
Zikir Pembuka Setelah Salam Witir
Sebelum memasuki doa utama yang panjang, Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk mengawali zikir setelah sholat witir dengan sebuah kalimat agung yang menggetarkan. Zikir ini dibaca sebanyak tiga kali, dengan suara yang sedikit dikeraskan pada bacaan ketiga seraya memanjangkannya. Amalan ini didasarkan pada hadits dari Ubay bin Ka'ab radhiyallahu 'anhu.
Bacaan zikir tersebut adalah:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
Subhaanal malikil qudduus.
Artinya: "Maha Suci Engkau, Raja Yang Maha Suci."
Makna Mendalam di Balik Zikir "Subhanal Malikil Quddus"
Kalimat yang singkat ini mengandung makna tauhid yang luar biasa. Mari kita bedah lebih dalam:
- Subhana (Maha Suci): Ini adalah lafal tasbih, sebuah deklarasi penyucian Allah dari segala bentuk kekurangan, kelemahan, sifat-sifat yang tidak layak, dan dari segala sekutu. Ketika kita mengucapkan "Subhanallah", kita sedang menegaskan bahwa Allah sempurna dalam segala aspek-Nya.
- Al-Malik (Raja): Nama Allah ini menegaskan kekuasaan-Nya yang absolut dan tak terbatas. Dia adalah Raja di atas segala raja, Penguasa mutlak langit dan bumi beserta isinya. Tidak ada satu pun peristiwa yang terjadi di alam semesta ini kecuali atas izin dan kehendak-Nya. Mengakui Allah sebagai Al-Malik setelah menutup ibadah malam adalah bentuk penyerahan diri total, bahwa setelah ini kita akan tidur, dan kita menyerahkan penjagaan diri kita sepenuhnya kepada Sang Raja.
- Al-Quddus (Yang Maha Suci): Nama ini memiliki makna kesucian yang lebih intensif dibandingkan "Subhan". Al-Quddus berarti Dia suci dari segala aib dan cela, baik di masa lalu, sekarang, maupun di masa depan. Kesucian-Nya adalah kesucian yang murni dan absolut. Menggabungkan Al-Malik dengan Al-Quddus memberikan makna bahwa Allah adalah Raja yang pemerintahannya sempurna, adil, dan bersih dari segala bentuk kezaliman dan kekurangan.
Dengan mengulang zikir ini tiga kali, kita menanamkan dalam hati keyakinan akan kesempurnaan kekuasaan dan kesucian Allah. Ini menjadi fondasi yang kokoh sebelum kita memanjatkan doa-doa permohonan yang lebih spesifik.
Bacaan Doa Utama Setelah Sholat Witir
Setelah melantunkan zikir tasbih, dilanjutkan dengan membaca doa inti yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ melalui para sahabatnya. Doa ini merupakan sebuah kompilasi permohonan perlindungan, pujian, dan pengagungan kepada Allah SWT yang sangat indah dan komprehensif. Berikut adalah bacaan lengkapnya:
اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ، لَا أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
Allahumma innii a'uudzu biridhooka min sakhotik, wa bimu'aafaatika min 'uquubatik, wa a'uudzu bika minka, laa uhshii tsanaa'an 'alaik, anta kamaa atsnaita 'alaa nafsik.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan keridhoan-Mu dari kemurkaan-Mu, dan dengan ampunan-Mu dari hukuman-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari (siksa)-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada diri-Mu sendiri."
Terdapat pula tambahan doa yang sering dibaca oleh para ulama dan kaum muslimin, yang menyempurnakan permohonan kita kepada Allah. Tambahan doa ini mencakup permintaan akan iman, kesehatan, dan kesejahteraan dunia akhirat.
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلًا صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ. اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Allahumma innaa nas'aluka iimaanan daa'iman, wa nas'aluka qolban khaasyi'an, wa nas'aluka 'ilman naafi'an, wa nas'aluka yaqiinan shaadiqan, wa nas'aluka 'amalan shaalihan, wa nas'aluka diinan qayyiman, wa nas'aluka khairan katsiiran, wa nas'alukal 'afwa wal 'aafiyah, wa nas'aluka tamaamal 'aafiyah, wa nas'alukasy syukra 'alal 'aafiyah, wa nas'alukal ghinaa 'anin naas. Allahumma rabbanaa taqabbal minnaa shalaatanaa wa shiyaamanaa wa qiyaamanaa wa takhasysyu'anaa wa tadharru'anaa wa ta'abbudanaa wa tammim taqshiiranaa yaa Allah yaa arhamar raahimiin. Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihii wa sallam.
Artinya: "Ya Allah, kami memohon kepada-Mu iman yang tetap, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyuk, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang saleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan afiat, kami memohon kepada-Mu kesempurnaan afiat, kami memohon kepada-Mu syukur atas afiat, dan kami memohon kepada-Mu kecukupan dari manusia. Ya Allah, Tuhan kami, terimalah dari kami sholat kami, puasa kami, sholat malam kami, kekhusyukan kami, kerendahan hati kami, ibadah kami, dan sempurnakanlah kekurangan kami, ya Allah, wahai Zat Yang Maha Pengasih di antara para pengasih. Semoga rahmat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya."
Tadabbur (Perenungan) Makna Doa Setelah Witir
Untuk meningkatkan kekhusyukan, sangat penting bagi kita untuk merenungkan setiap kalimat dalam doa agung ini. Doa ini bukan sekadar permintaan, melainkan dialog intim seorang hamba dengan Rabb-nya.
Bagian Pertama: Permohonan Perlindungan Berlapis
- "Aku berlindung dengan keridhoan-Mu dari kemurkaan-Mu."
Ini adalah tingkatan permohonan perlindungan yang tertinggi. Kita tidak meminta perlindungan dengan kekuatan atau amal kita, melainkan dengan sifat Allah sendiri, yaitu Ridha-Nya. Kita memohon agar Allah menjadikan keridhoan-Nya sebagai perisai yang menghalangi kita dari murka-Nya. Ini mengajarkan bahwa tujuan utama seorang mukmin adalah meraih ridha Allah, karena dengan ridha-Nya, segala keburukan akan menjauh. - "Dan dengan ampunan-Mu dari hukuman-Mu."
Setelah berlindung dengan sifat Ridha, kita turun ke level permohonan yang lebih spesifik. Kita menyadari bahwa sebagai manusia, kita pasti berbuat dosa dan kesalahan yang berpotensi mendatangkan hukuman (uqubah) dari Allah. Maka, kita memohon agar sifat pemaaf (Mu'afah) Allah menjadi penghapus bagi dosa-dosa kita, sehingga kita terhindar dari konsekuensi buruknya, baik di dunia maupun di akhirat. - "Dan aku berlindung kepada-Mu dari (siksa)-Mu."
Kalimat ini menunjukkan puncak ketidakberdayaan dan penyerahan diri. "A'uudzu bika minka" – aku berlindung kepada-Mu dari Diri-Mu. Ini adalah pengakuan bahwa tidak ada tempat berlari dari Allah kecuali kembali kepada-Nya. Jika Allah menimpakan azab, tidak ada satu makhluk pun yang bisa menolong. Maka, satu-satunya penyelamat adalah rahmat dan kasih sayang Allah sendiri. Ini adalah ekspresi tauhid yang murni.
Bagian Kedua: Pengakuan Atas Keagungan Allah
"Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada diri-Mu sendiri."
Setelah memohon perlindungan, doa ini beralih kepada pujian. Namun, ini bukan pujian biasa. Ini adalah sebuah pengakuan ketidakmampuan ('ajz) seorang hamba. Sebanyak apa pun zikir, tahmid, dan sanjungan yang kita ucapkan, kita tidak akan pernah mampu memuji Allah sebagaimana mestinya. Keagungan Allah jauh melampaui apa yang bisa digambarkan oleh kata-kata dan dipahami oleh akal manusia. Oleh karena itu, kita mengembalikan pujian itu kepada Allah sendiri. Pujian terbaik untuk Allah adalah pujian yang Allah berikan untuk Diri-Nya sendiri di dalam Al-Qur'an dan melalui lisan Rasul-Nya. Ini adalah puncak adab dalam memuji Sang Pencipta.
Keutamaan Sholat Witir dan Doa Sesudahnya
Mengamalkan sholat witir dan doa sesudahnya secara rutin akan mendatangkan banyak sekali keutamaan. Ini bukan sekadar rutinitas, melainkan investasi akhirat yang sangat berharga.
- Dicintai oleh Allah SWT: Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya Allah itu ganjil (witir) dan menyukai yang ganjil (witir), maka lakukanlah sholat witir, wahai ahli Al-Qur'an." (HR. Tirmidzi dan Nasa'i). Melaksanakan amalan yang dicintai Allah adalah jalan tercepat untuk meraih kasih sayang-Nya.
- Penyempurna Ibadah Malam: Witir menjadi penutup yang indah bagi qiyamul lail. Ia menyempurnakan sholat tahajud, tarawih (di bulan Ramadhan), dan sholat-sholat sunnah malam lainnya.
- Waktu Mustajab untuk Berdoa: Sepertiga malam terakhir, waktu utama pelaksanaan witir, adalah waktu di mana Allah turun ke langit dunia dan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya. Membaca doa setelah witir di waktu ini memiliki potensi besar untuk diijabah.
- Lebih Baik dari Unta Merah: Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ menggambarkan keutamaan sholat witir lebih berharga daripada "unta merah", yang pada zaman itu merupakan simbol kekayaan dan kemewahan tertinggi. Ini menunjukkan betapa besarnya nilai witir di sisi Allah.
- Membangun Kedisiplinan Spiritual: Merutinkan witir setiap malam, meskipun hanya satu rakaat, akan membentuk karakter disiplin dan istiqomah dalam beribadah. Ini adalah latihan untuk melawan hawa nafsu dan rasa kantuk demi meraih ridha Allah.
Tata Cara Sholat Witir 3 Rakaat
Sholat witir 3 rakaat dapat dilaksanakan dengan dua cara utama, keduanya sahih dan dicontohkan dalam riwayat. Memahami keduanya memberikan fleksibilitas dalam beribadah.
Cara Pertama: 3 Rakaat dengan Satu Kali Tasyahud Akhir dan Satu Salam
Cara ini mirip dengan sholat Maghrib, namun perbedaannya terletak pada tidak adanya tasyahud awal di rakaat kedua. Jadi, setelah sujud kedua di rakaat kedua, kita langsung berdiri untuk rakaat ketiga.
- Niat: Berdiri tegap menghadap kiblat dan berniat dalam hati, "Ushalli sunnatal witri tsalaatsa raka'aatin mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aalaa." (Aku niat sholat sunnah witir tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala).
- Takbiratul Ihram: Mengangkat kedua tangan seraya mengucapkan "Allahu Akbar".
- Rakaat Pertama: Membaca doa Iftitah, surah Al-Fatihah, kemudian dianjurkan membaca surah Al-A'la (Sabbihisma rabbikal a'la). Dilanjutkan dengan ruku', i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua.
- Rakaat Kedua: Bangkit dari sujud, langsung berdiri untuk rakaat kedua. Membaca surah Al-Fatihah, kemudian dianjurkan membaca surah Al-Kafirun. Dilanjutkan dengan ruku', i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua. Penting: Setelah sujud kedua ini, tidak melakukan tasyahud awal, melainkan langsung bangkit berdiri untuk rakaat ketiga.
- Rakaat Ketiga: Membaca surah Al-Fatihah, kemudian dianjurkan membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Setelah itu ruku', i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua.
- Tasyahud Akhir dan Salam: Setelah sujud terakhir, duduk untuk tasyahud akhir, membaca bacaan tasyahud lengkap, shalawat, dan doa setelahnya. Mengakhiri sholat dengan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.
Cara Kedua: 2 Rakaat (Salam) + 1 Rakaat (Salam)
Cara ini memisahkan sholat witir 3 rakaat menjadi dua bagian: sholat sunnah 2 rakaat, lalu ditutup dengan sholat sunnah 1 rakaat.
- Sholat 2 Rakaat Pertama:
- Niat dalam hati, "Ushalli sunnatan min al-witri rak'ataini lillaahi ta'aalaa." (Aku niat sholat sunnah bagian dari witir dua rakaat karena Allah Ta'ala).
- Melaksanakan sholat dua rakaat seperti sholat sunnah biasa. Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah membaca surah Al-A'la, dan pada rakaat kedua setelah Al-Fatihah membaca surah Al-Kafirun.
- Setelah tasyahud akhir, mengucap salam.
- Sholat 1 Rakaat Penutup:
- Berdiri kembali dan berniat, "Ushalli sunnatal witri rak'atan lillaahi ta'aalaa." (Aku niat sholat sunnah witir satu rakaat karena Allah Ta'ala).
- Melaksanakan sholat satu rakaat. Setelah Al-Fatihah, membaca surah Al-Ikhlas (atau Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas).
- Setelah tasyahud, mengucap salam.
Kedua cara ini sama-sama valid. Pilihlah cara yang paling membuat Anda nyaman dan khusyuk dalam melaksanakannya.
Mengenai Doa Qunut dalam Sholat Witir
Dalam mazhab Syafi'i, disunnahkan untuk membaca doa qunut pada rakaat terakhir sholat Witir, khususnya pada paruh kedua bulan Ramadhan. Namun, membacanya di luar Ramadhan juga diperbolehkan. Doa qunut dibaca setelah bangkit dari ruku' (i'tidal) pada rakaat terakhir, sebelum turun untuk sujud.
Waktu Terbaik Pelaksanaan Sholat Witir
Waktu pelaksanaan sholat Witir terbentang luas, yaitu dimulai setelah selesai sholat Isya hingga sebelum masuk waktu sholat Subuh. Namun, terdapat waktu-waktu yang lebih utama (afdhal) untuk melaksanakannya.
"Jadikanlah akhir sholat kalian di malam hari adalah sholat witir." (HR. Bukhari dan Muslim)
Berdasarkan hadits ini, para ulama membagi waktu pelaksanaan witir menjadi beberapa tingkatan:
- Waktu Jawaz (Boleh): Sejak setelah sholat Isya hingga terbit fajar.
- Waktu Afdhal (Utama): Di akhir malam atau sepertiga malam terakhir. Ini adalah waktu yang paling utama bagi mereka yang yakin bisa bangun sebelum Subuh. Waktu ini sangat istimewa karena merupakan waktu turunnya rahmat Allah.
- Bagi yang Khawatir Tidak Bangun: Bagi seseorang yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, lebih baik ia melaksanakan sholat witir sebelum tidur. Ini adalah bentuk kehati-hatian agar tidak terlewat keutamaan sholat witir.
Pada akhirnya, sholat Witir adalah jembatan komunikasi seorang hamba dengan Tuhannya di keheningan malam. Ia adalah penutup hari yang penuh makna, di mana kita menyerahkan segala urusan kita kepada Sang Maha Pengatur. Memahami dan menghayati setiap zikir dan doa setelah sholat witir 3 rakaat akan mengangkat kualitas ibadah kita dari sekadar rutinitas menjadi sebuah dialog spiritual yang mendalam, menenangkan jiwa, dan mendekatkan diri kepada keridhoan-Nya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita taufik dan hidayah untuk dapat mengamalkannya dengan istiqomah.