Iqlab Artinya: Panduan Lengkap Memahami Transformasi Suara dalam Tajwid
Membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar adalah sebuah perjalanan spiritual yang mulia. Salah satu pilar utama dalam perjalanan ini adalah penguasaan Ilmu Tajwid, yaitu ilmu yang mengatur kaidah dan cara melafalkan huruf-huruf Al-Qur'an sesuai dengan hak dan mustahaknya. Di antara sekian banyak hukum dalam tajwid, terdapat satu kaidah yang sangat unik terkait dengan Nun Sakinah (نْ) dan Tanwin (ـًـــٍـــٌــ). Kaidah tersebut adalah Iqlab. Iqlab artinya bukan sekadar menyembunyikan atau meleburkan suara, melainkan mengubahnya secara total. Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk hukum Iqlab, mulai dari pengertian dasarnya, alasan di baliknya, cara membacanya dengan sempurna, hingga puluhan contoh yang tersebar di dalam Al-Qur'an.
Pengertian Iqlab: Dari Bahasa hingga Istilah Tajwid
Untuk memahami sebuah konsep secara utuh, kita perlu meninjaunya dari dua sudut pandang: bahasa (etimologi) dan istilah (terminologi). Demikian pula dengan Iqlab, pemahaman mendalam berawal dari makna katanya.
1. Iqlab Menurut Bahasa (Etimologi)
Kata Iqlab (إِقْلَاب) berasal dari akar kata dalam bahasa Arab, yaitu qalaba (قَلَبَ), yang memiliki beberapa arti. Makna paling fundamental dari kata ini adalah "mengubah", "membalik", "menukar", atau "mengalihkan sesuatu dari bentuk aslinya". Bayangkan seperti Anda membalik sebuah halaman buku, mengubah posisi suatu benda, atau menukar satu barang dengan barang lainnya. Semua tindakan ini mengandung esensi perubahan atau transformasi. Makna bahasa inilah yang menjadi fondasi bagi pengertian Iqlab dalam konteks ilmu tajwid. Ia mengisyaratkan adanya sebuah proses alterasi atau perubahan suara yang signifikan.
2. Iqlab Menurut Istilah Ilmu Tajwid
Secara istilah, para ulama tajwid mendefinisikan Iqlab sebagai: "Mengubah bunyi Nun Sakinah (نْ) atau Tanwin (ـًـــٍـــٌــ) menjadi bunyi Mim (م) yang disembunyikan (ikhfa') ketika bertemu dengan huruf Ba (ب), serta diiringi dengan dengungan (ghunnah)."
Definisi ini mengandung tiga komponen kunci yang harus dipahami secara saksama:
- Proses Perubahan Suara: Inti dari Iqlab adalah transformasi. Suara asli 'N' yang berasal dari Nun Sakinah atau Tanwin tidak lagi diucapkan. Suara tersebut sepenuhnya diganti atau ditukar dengan suara 'M'. Jadi, saat terjadi Iqlab, kita tidak lagi mendengar bunyi "an", "in", atau "un", melainkan bunyi "am", "im", atau "um".
- Kondisi Terjadinya: Perubahan ini hanya dan hanya terjadi ketika Nun Sakinah atau Tanwin bertemu dengan satu huruf spesifik, yaitu huruf Ba (ب). Tidak ada huruf lain yang dapat memicu hukum Iqlab.
- Atribut Bacaan: Proses perubahan suara ini tidak berhenti begitu saja. Ia harus dibaca dengan dua sifat tambahan yang tak terpisahkan: Ikhfa' (samar atau disembunyikan) pada suara Mim-nya, dan Ghunnah (dengung) yang ditahan selama kurang lebih dua harakat. Ini berarti suara Mim yang dihasilkan tidak dibaca dengan jelas dan tegas seperti Mim bertasydid, melainkan Mim yang ringan dan samar, yang suaranya lebih banyak mengalir melalui rongga hidung.
Huruf Iqlab: Mengapa Hanya Satu? Sebuah Analisis Fonetik
Sebuah pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa hanya huruf Ba (ب) yang menjadi penyebab hukum Iqlab. Berbeda dengan Idzhar yang memiliki enam huruf atau Ikhfa' yang memiliki lima belas huruf, Iqlab berdiri sendiri dengan satu huruf tunggal. Jawabannya terletak pada ilmu fonetik Arab, khususnya tentang makharijul huruf (tempat keluarnya huruf) dan sifatul huruf (sifat-sifat huruf).
Mari kita analisis makhraj dari huruf-huruf yang terlibat:
- Huruf Nun (ن): Makhraj huruf Nun berada di ujung lidah (Tharful Lisan) yang menyentuh pangkal gusi dari dua gigi seri atas. Sifat yang paling menonjol dari Nun adalah ghunnah, yaitu suara yang keluar dari rongga hidung (al-khaysyum).
- Huruf Ba (ب): Makhraj huruf Ba berada pada pertemuan kedua bibir (asy-syafatain) dalam keadaan tertutup rapat lalu dibuka. Ba tidak memiliki sifat ghunnah.
- Huruf Mim (م): Makhraj huruf Mim juga berada pada pertemuan kedua bibir (asy-syafatain), sama persis seperti Ba. Namun, yang membedakannya adalah Mim memiliki sifat ghunnah, sama seperti Nun.
Ketika Nun Sakinah bertemu dengan Ba, terjadi sebuah tantangan dalam pelafalan. Transisi dari makhraj ujung lidah (Nun) ke makhraj bibir (Ba) dianggap kurang mulus dan cukup berat bagi lidah orang Arab. Terdapat jarak yang cukup jauh antara kedua titik artikulasi tersebut. Untuk melafalkan min ba'di secara Idzhar (jelas) akan terasa sedikit kaku: lidah harus menekan gusi untuk suara 'n', lalu dengan cepat bibir harus terkatup untuk suara 'b'.
Di sinilah huruf Mim (م) datang sebagai solusi fonetik yang jenius. Perhatikan kesamaan antara Mim dengan Nun dan Ba:
- Mim (م) memiliki makhraj yang sama dengan Ba (ب), yaitu kedua bibir.
- Mim (م) memiliki sifat yang sama dengan Nun (ن), yaitu ghunnah.
Dengan mengubah suara Nun menjadi Mim, proses pelafalan menjadi jauh lebih mudah dan harmonis. Pembaca hanya perlu mengatupkan bibir sekali untuk menghasilkan suara 'm' (pengganti 'n') dan langsung melanjutkannya dengan suara 'b'. Karena makhrajnya sama, transisinya menjadi sangat mulus. Selain itu, sifat ghunnah yang asli dari Nun tetap terjaga karena Mim juga memiliki ghunnah. Inilah alasan logis dan ilmiah di balik penetapan Iqlab sebagai salah satu hukum tajwid, sebuah bukti keindahan dan kemudahan dalam pelafalan Al-Qur'an.
Cara Membaca Iqlab dengan Benar dan Sempurna
Menguasai cara membaca Iqlab yang benar adalah kunci untuk menyempurnakan bacaan Al-Qur'an kita. Ada tiga langkah utama yang harus diperhatikan dan dilatih secara konsisten. Proses ini harus dilakukan di bawah bimbingan seorang guru yang ahli (talaqqi) untuk memastikan keakuratannya.
Langkah 1: Transformasi Suara Nun Menjadi Mim
Langkah pertama dan paling fundamental adalah mengubah total suara Nun Sakinah atau Tanwin menjadi suara Mim. Jangan ada sisa suara 'n' sama sekali. Pikiran dan alat ucap kita harus sudah siap untuk memproduksi suara 'm' begitu melihat kondisi Iqlab terpenuhi. Misalnya, ketika membaca lafaz مِنْ بَعْدِ, yang terucap bukan "min-ba'di" atau "min(m)ba'di", melainkan "mim-ba'di". Suara 'n' pada kata مِنْ hilang sepenuhnya dan digantikan oleh 'm'.
Langkah 2: Posisi Bibir yang Tepat
Ini adalah bagian yang paling sering menjadi bahan diskusi di antara para qari. Bagaimana seharusnya posisi bibir saat melafalkan Mim pada hukum Iqlab? Ada dua pendapat utama yang keduanya dianggap valid:
- Merapatkan Bibir Secara Ringan (Tanpa Ditekan): Ini adalah pendapat mayoritas ulama dan qari. Bibir atas dan bawah dirapatkan atau disentuhkan secara alami dan lembut, tanpa ada tekanan yang berlebihan. Tujuannya adalah agar suara ghunnah dapat mengalir dengan lancar melalui rongga hidung. Jika bibir ditekan terlalu kuat, suara akan tertahan dan ghunnah tidak akan keluar dengan sempurna. Bayangkan bibir hanya bersentuhan ringan seolah-olah ada selembar kertas tipis di antaranya.
- Memberi Celah Sangat Kecil (Furjah): Sebagian qari berpendapat bahwa sebaiknya ada celah yang sangat-sangat kecil di antara kedua bibir. Celah ini tidak sampai membuat udara dari mulut keluar, tetapi cukup untuk membuat suara Mim menjadi lebih samar (ikhfa') dan memastikan fokus utama adalah pada aliran ghunnah di hidung. Namun, praktik ini memerlukan presisi tinggi dan bimbingan guru agar tidak keliru.
Kesimpulannya, baik metode pertama maupun kedua dapat digunakan. Kunci utamanya adalah menghindari menekan bibir dengan kuat. Bagi pemula, metode merapatkan bibir secara ringan adalah yang paling aman dan mudah untuk dipraktikkan. Yang terpenting adalah suara yang dihasilkan terdengar sebagai Mim yang samar dan ber-ghunnah.
Langkah 3: Menahan Ghunnah Selama Dua Harakat
Komponen terakhir yang menyempurnakan Iqlab adalah ghunnah atau dengung. Setelah suara Nun diubah menjadi Mim dan bibir berada pada posisi yang tepat, suara 'm' tersebut harus ditahan sambil didengungkan melalui rongga hidung. Durasi penahanan ini adalah sekitar dua harakat. Satu harakat dapat diumpamakan seperti durasi waktu yang dibutuhkan untuk membuka atau menutup satu jari dengan kecepatan normal. Ghunnah ini harus terdengar jelas dan mengalir, memberikan keindahan dan ritme yang khas pada bacaan.
Jadi, secara ringkas, urutannya adalah: Ganti suara N -> M, Rapatkan bibir dengan ringan, Tahan suara M dengan dengung selama dua harakat, lalu lafalkan huruf Ba.
Tanda Iqlab di Dalam Mushaf Al-Qur'an
Untuk memudahkan pembaca, para ulama telah memberikan tanda khusus dalam penulisan (rasm) mushaf Al-Qur'an untuk menunjukkan adanya hukum Iqlab. Tanda ini sangat membantu, terutama bagi mereka yang masih dalam tahap belajar.
Tanda yang paling umum digunakan, khususnya pada Mushaf Rasm Utsmani cetakan Madinah, adalah dengan meletakkan huruf Mim kecil (م) di atas huruf Nun Sakinah atau sebagai pengganti salah satu harakat Tanwin.
- Pada Nun Sakinah: Huruf Mim kecil diletakkan persis di atas huruf Nun yang sukun. Contoh:
مِنۢ بَعْدِ. Anda akan melihat Mim kecil di atas Nun. - Pada Tanwin:
- Fathatain (ـًـ): Satu harakat fathah tetap ditulis, dan harakat kedua diganti dengan Mim kecil. Contoh:
صُمًّاۢ بُكْمًا. - Kasratain (ـٍـ): Satu harakat kasrah tetap ditulis, dan harakat kedua diganti dengan Mim kecil. Contoh:
مَشَّآءٍۭ بِنَمِيمٍ. - Dhommatain (ـٌـ): Satu harakat dhommah tetap ditulis, dan harakat kedua (yang biasanya berbentuk seperti koma terbalik) diganti dengan Mim kecil. Contoh:
عَلِيمٌۢ بِذَاتِ.
- Fathatain (ـًـ): Satu harakat fathah tetap ditulis, dan harakat kedua diganti dengan Mim kecil. Contoh:
Kehadiran Mim kecil ini berfungsi sebagai pengingat visual yang sangat efektif. Ketika mata kita melihat tanda ini, secara otomatis otak akan mengaktifkan kaidah Iqlab: "Ganti suara menjadi Mim dan tahan dengan ghunnah."
Contoh-Contoh Iqlab dalam Al-Qur'an (Analisis Mendalam)
Teori tanpa praktik tidak akan lengkap. Bagian ini akan menyajikan berbagai contoh Iqlab dari Al-Qur'an, dipecah menjadi beberapa kategori untuk memudahkan pemahaman. Setiap contoh akan disertai analisis cara membacanya.
Kategori 1: Nun Sakinah Bertemu Ba dalam Satu Kata
Pada kategori ini, Nun Sakinah (نْ) dan huruf Ba (ب) berada dalam satu kata yang sama. Ini adalah bentuk Iqlab yang paling mudah dikenali.
Contoh 1: Surah Al-Baqarah Ayat 33
قَالَ يَا آدَمُ أَنبِئْهُم بِأَسْمَائِهِمْ ... anbi'hum ...
Analisis: Pada kata أَنبِئْهُمْ, terdapat Nun Sakinah (نْ) yang bertemu langsung dengan huruf Ba (ب).
Cara Membaca: Suara "an" diubah menjadi "am". Bibir dirapatkan ringan, lalu suara 'm' ditahan dengan ghunnah selama dua harakat sebelum melafalkan "bi'hum". Bacaan yang benar adalah "Am-bi'hum", bukan "An-bi'hum".
Contoh 2: Surah Al-Humazah Ayat 4
كَلَّا ۖ لَيُنبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ ... layunbadzanna ...
Analisis: Dalam kata لَيُنبَذَنَّ, kita menemukan Nun Sakinah (نْ) diikuti oleh huruf Ba (ب).
Cara Membaca: Suara "yun" diubah menjadi "yum". Tahan dengung pada suara 'm' selama dua harakat, baru kemudian melafalkan "badzanna". Bacaan yang benar adalah "Layum-badzanna".
Contoh 3: Surah Al-Baqarah Ayat 261
كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ ... anbatat ...
Analisis: Kata أَنۢبَتَتْ memiliki Nun Sakinah (نْ) yang berjumpa dengan huruf Ba (ب). Tanda Mim kecil di atas Nun sudah sangat jelas menunjukkan hukum Iqlab.
Cara Membaca: Lafaz "an" diubah menjadi "am". Ucapkan "Am-batat" dengan ghunnah yang sempurna pada suara 'm' sebelum mengucapkan "batat".
Contoh 4: Surah Al-Waqi'ah Ayat 6
فَكَانَتْ هَبَاءً مُّنبَثًّا ... munbatstsa ...
Analisis: Pada kata مُّنبَثًّا, terdapat Nun Sakinah (نْ) yang bertemu dengan huruf Ba (ب).
Cara Membaca: Bunyi "mun" diubah menjadi "mum". Tahan dengung selama dua harakat pada suara "mum", lalu lanjutkan dengan "batstsa". Pelafalan yang tepat adalah "Mum-batstsa".
Kategori 2: Nun Sakinah Bertemu Ba di Antara Dua Kata
Di sini, Nun Sakinah berada di akhir kata pertama dan huruf Ba berada di awal kata berikutnya.
Contoh 1: Surah Al-Baqarah Ayat 27
وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ مِنۢ بَعْدِ مِيثَاقِهِ ... min ba'di ...
Analisis: Ini adalah salah satu contoh Iqlab yang paling sering ditemui. Nun Sakinah pada kata مِنۢ bertemu dengan huruf Ba pada kata بَعْدِ.
Cara Membaca: Suara "min" dibaca "mim". Tahan ghunnah pada "mim" selama dua harakat, baru kemudian lafalkan "ba'di". Bacaan yang benar adalah "Mim-ba'di".
Contoh 2: Surah Muhammad Ayat 38
وَمَن يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَن نَّفْسِهِ ۚ وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنتُمُ الْفُقَرَاءُ ۚ وَإِن تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُم مَّنۢ بَخِلَ ... man bakhila ...
Analisis: Nun Sakinah di akhir kata مَّنۢ bertemu dengan huruf Ba di awal kata بَخِلَ.
Cara Membaca: Lafaz "man" diubah menjadi "mam". Setelah menahan dengung pada "mam" selama dua harakat, lanjutkan dengan "bakhila". Bacaan yang benar adalah "Mam-bakhila".
Contoh 3: Surah An-Nahl Ayat 66
وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً ۖ نُّسْقِيكُم مِّمَّا فِي بُطُونِهِ مِنۢ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَّبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِّلشَّارِبِينَ ... min bayni ...
Analisis: Nun Sakinah di akhir kata مِنۢ bertemu dengan huruf Ba di awal kata بَيْنِ.
Cara Membaca: Sama seperti contoh sebelumnya, "min" dibaca "mim" dengan ghunnah dua harakat. Pelafalannya menjadi "Mim-bayni".
Kategori 3: Tanwin Bertemu Ba
Hukum Iqlab juga berlaku untuk ketiga jenis Tanwin: Fathatain (ـًـ), Kasratain (ـٍـ), dan Dhommatain (ـٌـ).
Contoh 1 (Dhommatain): Surah Al-Baqarah Ayat 127
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ سَمِيعٌۢ بَصِيرٌ ... samii'un bashiirun ...
Analisis: Tanwin dhommah (dhommatain) pada kata سَمِيعٌۢ bertemu dengan huruf Ba pada kata بَصِيرٌ. Perhatikan tanda Mim kecil yang menggantikan dhommah kedua.
Cara Membaca: Suara "un" pada "samii'un" diubah menjadi "um". Maka dibaca "Samii'um-bashiir", dengan ghunnah yang ditahan pada suara "um".
Contoh 2 (Fathatain): Surah Al-Baqarah Ayat 18
صُمٌّۢ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ ... shummun bukmun ...
Analisis: Ayat ini sebenarnya mengandung dua Iqlab. Kita fokus pada yang pertama. Tanwin dhommah pada صُمٌّۢ bertemu dengan huruf Ba pada بُكْمٌ.
Cara Membaca: Suara "un" pada "shummun" diubah menjadi "um". Dibaca "Shummum-bukmun", dengan ghunnah pada "mum".
Contoh 3 (Kasratain): Surah Al-Qalam Ayat 11
هَمَّازٍ مَّشَّآءٍۭ بِنَمِيمٍ ... masysyaa'in binamiim ...
Analisis: Tanwin kasrah (kasratain) pada kata مَشَّآءٍۭ bertemu dengan huruf Ba di awal kata بِنَمِيمٍ.
Cara Membaca: Suara "in" pada "masysyaa'in" diubah menjadi "im". Dibaca "Masysyaa'im-binamiim", dengan menahan dengung pada suara "im" sebelum melanjutkan ke "binamiim".
Contoh 4 (Fathatain Khusus): Surah Al-'Alaq Ayat 15
كَلَّا لَئِن لَّمْ يَنتَهِ لَنَسْفَعًاۢ بِالنَّاصِيَةِ ... lanasfa'an binnaashiyah ...
Analisis: Ini adalah contoh yang unik. Tanwin pada لَنَسْفَعًاۢ sebenarnya adalah representasi dari Nun Taukid Khafifah (Nun penegas yang ringan). Namun, secara hukum bacaan, ia diperlakukan sama seperti Tanwin biasa. Tanwin fathah ini bertemu dengan huruf Ba pada kata بِالنَّاصِيَةِ.
Cara Membaca: Suara "an" pada "lanasfa'an" diubah menjadi "am". Dibaca "Lanasfa'am-binnaashiyah", dengan ghunnah sempurna pada suara "am".
Perbedaan Iqlab dengan Hukum Tajwid Lain yang Mirip
Terkadang, karena adanya elemen ghunnah atau keterlibatan huruf bibir, Iqlab bisa tertukar dengan hukum lain jika tidak dipahami dengan baik. Mari kita bedakan Iqlab dengan dua hukum lainnya.
Iqlab vs. Ikhfa' Syafawi
Ikhfa' Syafawi adalah hukum yang terjadi ketika Mim Sakinah (مْ) bertemu dengan huruf Ba (ب).
Persamaan: Keduanya melibatkan pertemuan dengan huruf Ba, dibaca dengan ghunnah, dan posisi bibir sama-sama dirapatkan dengan ringan.
Perbedaan Mendasar: Sumber suaranya berbeda. Pada Iqlab, suara aslinya adalah Nun Sakinah/Tanwin yang diubah menjadi Mim. Sedangkan pada Ikhfa' Syafawi, suara aslinya memang sudah Mim Sakinah, yang kemudian hanya disamarkan (ikhfa') dengan ghunnah. Tidak ada proses perubahan huruf. Contoh Ikhfa' Syafawi: تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ (tarmiihim bihijarah).
Iqlab vs. Idgham Bighunnah
Idgham Bighunnah adalah hukum yang terjadi ketika Nun Sakinah/Tanwin bertemu dengan salah satu dari empat huruf: Ya (ي), Nun (ن), Mim (م), atau Wau (و).
Persamaan: Keduanya berasal dari Nun Sakinah/Tanwin dan sama-sama dibaca dengan ghunnah.
Perbedaan Mendasar: Mekanismenya berbeda. Pada Idgham Bighunnah, suara Nun Sakinah/Tanwin melebur (masuk) ke dalam huruf berikutnya sambil didengungkan. Suara Nun tidak hilang total tetapi menyatu. Contoh: مِنْ يَقُولُ dibaca "may-yaquul". Sedangkan pada Iqlab, suara Nun Sakinah/Tanwin diubah total menjadi huruf lain (Mim) sebelum bertemu huruf Ba. Prosesnya adalah transformasi, bukan peleburan.
Pentingnya Mempelajari dan Mempraktikkan Iqlab
Mempelajari hukum seperti Iqlab bukanlah sekadar tentang teknis membaca. Ia memiliki urgensi dan keutamaan yang lebih dalam:
- Menjaga Keaslian Bacaan (Sanad): Tajwid adalah cara Rasulullah ﷺ membaca Al-Qur'an, yang diajarkan oleh Malaikat Jibril dan diwariskan secara turun-temurun (sanad). Dengan mempraktikkan Iqlab, kita berupaya meniru bacaan beliau dan menjaga rantai transmisi yang agung ini.
- Menghindari Kesalahan Bacaan (Lahn): Tidak menerapkan Iqlab, misalnya membaca
مِنْ بَعْدِsebagai "min ba'di" dengan jelas, tergolong sebagai Lahn Khafi (kesalahan tersembunyi). Meskipun umumnya tidak mengubah makna, ia mengurangi kesempurnaan dan keindahan tilawah, serta menunjukkan kurangnya penguasaan ilmu tajwid. - Mencapai Keindahan dan Kekhusyukan: Alunan ghunnah yang harmonis dari Iqlab, Idgham, dan Ikhfa' memberikan ritme dan keindahan yang luar biasa pada lantunan ayat suci Al-Qur'an. Bacaan yang benar dan indah akan lebih mudah menyentuh hati, baik bagi pembaca maupun pendengarnya, sehingga membantu mencapai kekhusyukan.
Kesimpulan
Iqlab, yang secara harfiah artinya "mengubah", adalah salah satu dari empat hukum fundamental terkait Nun Sakinah dan Tanwin. Hukum ini terjadi ketika Nun Sakinah atau Tanwin bertemu dengan satu-satunya hurufnya, yaitu Ba (ب). Cara membacanya adalah dengan mengubah bunyi 'N' secara total menjadi bunyi 'M', merapatkan bibir dengan ringan, dan menahan suara 'M' tersebut dengan dengung (ghunnah) dari rongga hidung selama kurang lebih dua harakat. Alasan fonetik di balik hukum ini adalah untuk menciptakan kemudahan dan keharmonisan transisi suara dari makhraj lidah ke makhraj bibir, dengan tetap mempertahankan sifat ghunnah yang esensial.
Memahami dan melatih Iqlab dengan benar adalah langkah penting dalam perjalanan setiap Muslim untuk menyempurnakan interaksinya dengan Al-Qur'an. Semoga panduan lengkap ini bermanfaat dan menjadi motivasi untuk terus belajar serta mempraktikkan ilmu tajwid di bawah bimbingan guru yang mumpuni, demi meraih ridha Allah melalui kalam-Nya yang mulia.